bukan lawan jenis; Minyun✓

15

BUKAN LAWAN JENIS

Jam sembilan pagi.

Mingi udah bangun satu jam sebelumnya, cuma masih rebahan sambil mejamin matanya sampe sekarang.

Mingi langsung pergi kemarin balik ke rumah dari apart Yunho.

Mingi ga tau apa yang dilakuinnya tadi malem, beneran udah ga waras. Mingi pengen terjun bebas dari gedung sekarang juga kalo bisa.

"Sialan anjir, gue kenapa malah kabur pas malem. Yunho pasti benci gue. Arghh.."

Mingi duduk pandangin pantulan dirinya sendiri lewat kaca lemari, tampang bodonya keliatan jelas, "Aishh.."

"Tuan, boleh saya masuk?" suara maid khusus Mingi dari luar pintu kamar.

"Bentar." Mingi pake kaos dulu.

Aurat.

"Masuk."

Si maid masuk, bawa sarapan. Tapi belum Maid taro tu sarapan ke nakas sebelah Mingi, Mingi cegah pergerakan si Maid. "Gue aneh ga?"

Si maid tentu aja, ga liat Mingi. "Tidak Tuan,"

"Liat gue."

Si Maid liat Mingi dari bawah sampe atas sopan, "Tidak aneh sama sekali, Tuan muda."

Mingi ngedecik, orang suruhan Bokapnya kaku bgt.

Mingi ngegeram. "Bawa balik sarapannya, gue sarapan diluar aja."

"Baik." Maid pun bawa balik sarapan Mingi yang mubazir.

.

Mingi otw pake motor barunya, tentu aja pemberian dari Bokap. Motor Mingi yang sebelumnya udah ga bisa dibenerin lagi. Dan sampelah Mingi di tukang bubur sapi langganannya.

Buburnya enak, tapi Mingi males mulutnya hambar banget. Mingi bahkan ngumpat didepan makanan.

Nambah nambah dosa.

"Pa, buburnya satu ya."

Perhatian Mingi kealihin.

"Hai, Song Mingi."

Mingi nyatuin alisnya, "Mau apa lo, brengsek?"

Yang ngajak Mingi ngobrol duduk didepan Mingi, "Haha..maaf, lo kayanya lagi kesel ya?"

"Bacot."

Bubur pesenan orang yang didepan Mingi dateng. "Dimakan, buburnya."

"Lo ngikutin gue ya?"

"Hem? Ngga."

"Ngaku, brengsek."

Mereka berdua ngomong ga keras keras gais, ya kali anjir. Ntar disangka yg ngga ngga.

Orang didepan Mingi taro sendok buburnya sambil senyum ke Mingi, "Ah...lo beneran kasar ya orangnya? Bisa berhenti ngomong gue brengsek?"