ch 1

11.4K 778 38
                                    

Musim dingin sudah menyapa Seoul. Salju mulai merintik menuju bumi. Begitu pula dengan seorang pemuda manis yang berkulit seputih salju, ia merasa hari hari nya perlahan menuju ke arah yang terang benderang.

"Sudah Taeyongie. Kau sudah merapikan rak buku itu tujuh kali. "

Taeyong, pemuda manis berkulit seputih salju itu menoleh ke pintu kamar, didapati nya sang ibu sedang berdiri dengan serbet berwarna putih yang terlampir di pundak nya. Ia tersenyum cerah dan kembali merapikan meja di sebelah rak buku.

"Tidak ibu. Aku harus memastikan semua nya sempurna dan tertata semaksimal mungkin. " kata nya.

Di ambil nya salah satu pigura yang ada di meja, di tatapi nya foto di pigura itu dengan untaian senyum kerinduan.

"Dia akhirnya kembali, bu. Satu satu nya sahabat yang aku punya, dia kembali. " gumam Taeyong.

Ibu nya hanya tersenyum kecil dan menghelas nafas. Lantas ia berbalik pergi menuruni tangga saat mendengar suara bel rumah.

"Eoh? Itu pasti Jaehyun! " kata Taeyong sambil meletakkan pigura berisi foto dua anak laki laki berusia sepuluh tahun itu.

Taeyong berlari menuju kaca panjang yang terletak di sudut ruangan dan mulai menata rambut nya dan merapihkan baju nya. Ia tersenyum dengan manis, berusaha meningkatkan kepercayaan diri nya dan menghilangkan kegugupan.

Ia lantas berlari menuruni tangga dan berdiri di balik pilar tinggi yang berada di dekat ruang tamu. Dari sini, dilihat nya seorang pemuda tampan, dengan kulit putih, rahang yang tegas, postur tu uh bak model dan bibir yang tebal melangkah masuk ke pelataran rumah.

"Selamat datang kembali, Tuan muda. "

Taeyong mendengar ibunya menyambut kedatangan pria tersebut. Ia menatap ke arah pemuda tampan itu dan mendapati pemuda tersebut dengan ekspresi datar dan dingin.

Jaehyun, Pemuda tersebut mengedarkan pandangan nya ke sekeliling ruang tamu dan menghela nafas nya.

"Bawakan koper ku. " kata nya sambil menunjuk dua buah koper yang ada di dekat kaki nya.

"Baik tuan. Taeyong-ah! Bawakan koper tuan Muda. " teriak ibu nya.

Ia lantas keluar dari balik pilar beton itu dan melangkah pelan ke arah Jaehyun. Melihat Taeyong yang jalan bagai kura kura, Jaehyun mendecak kesal.

"Bisakah kau cepat sedikit?! " bentak nya.

Taeyong tersentak mendengar bentakan Jaehyun. Tak ingin membuat orang yang di rindu nya kecewa, ia lantas bergegas mengambil dua koper itu dan membawa nya menaiki tangga, menuju kamar Jaehyun. Diikuti oleh Jaehyun yang berjalan di belakang nya.

"Lelet. " gumam Jaehyun sambil berjalan cepat mendahului Taeyong yang kembali tertegun mendengar betapa ketus nya Jaehyun.

Sesampai nya di kamar Jaehyun, Taeyong meletakkan koper itu di sebelah tempat tidur nya. Ia berdiri menunduk menghadap Jaehyun yang duduk di atas kasur nya.

"Kenapa kau masih disini? " tanya Jaehyun heran.

Taeyong mendongak menatap wajah Jaehyun dan seketika merasa terintimidasi oleh tatapan tajam Jaehyun.

"euh.. Itu.. Apa--apa kira kira kau masih mengenal ku? " tanya Taeyong. Sebab ia penasaran, Jaehyun yang di hadapan nya ini benar benar berbeda dengan bocah delapan tahun yang lalu. Jaehyun seingatnya tidak sedingin ini.

"Eh? Tentu saja aku tahu kau. " kata Jaehyun sinis sambil menunjuk tepat diwajah Taeyong. Ia lantas melepas sepatu nya dan berbaring di atas kasur.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang