ch 11

4.3K 640 208
                                    

Chapt ini ga terlalu bagus, aku ngerasa maksa nulisnya. Tapi dibaca aja ya heheh.














Brakkk

Seperti biasa, Ten mendobrak pintu gubuk kayu reot itu dengan kasar. Ia berjalan masuk kedalam nya dengan tergesa.

Dibuka nya pintu kamar Mingyu yang tak terkunci, lalu dilihatnya sepasang manusia sedang tertidur pulas di atas kasur tua itu.

"Kim Mingyu! " bentak nya.

"Hei, hei sayang, ada apa? Kenapa datang kesini pagi pagi begini? " Mingyu terduduk panik, ia merenggang kan tubuh nya, seakan lupa kalau ada Taeyong disisi sebelah tempat tidur nya.

"Kenapa Taeyong ada disini?! " desak Ten.

Mingyu seketika menoleh ke samping dan --

"Oh Sial" - batin nya.

"Mingyu, kenapa dia disini?!!! " tanya Ten sekali lagi.

"Eoh.. Itu.. Aku tidak tahu. Mungkin dia datang kesini tengah malam saat aku tertidur. " jawab Mingyu gelagapan.

Ten mengeraskan rahang nya, ia berjalan terburu ke sisi tempat tidur yang ditiduri oleh Taeyong dan dengan sergap, ia menjambak rambut itu sekasar mungkin.

"Aaaaggghh! " Taeyong yang sedari tadi masih tertidur langsung

"Bangun kau Jalang!!" Teriak Ten, sambil menyeret tubuh ringkih itu keluar dari kamar Mingyu sementara Mingyu mengikuti mereka dari belakang.

"Sayang, apa yang kau lakukan padanya?! "tanya Mingyu panik, pasalnya dari belakang sini, Ia bisa melihat kulit kepala Taeyong yang ikut tertarik, menandakan betapa kuat jambakan Ten.

"T-ten.. Lep--Aaawhhh.. " Taeyong memekik lagi saat Ten melemparan nya ke atas lantai dingin. Ia tersungkur dan menunduk, menyembunyikan tangisnya. Mereka berada didalam kamar Taeyong yang hanya beralaskan karpet. Pintu kamar itu dikunci oleh Ten, meninggalkan Mingyu yang panik di luar sana.

"Kau itu tidak tau malu ya! Kau sudah merebut Johnny dan sekarang Mingyu?! "

Taeyong mendongak menatap Ten dengan tatapan tak mengerti.

"Aku tidak pernah merebut Johnny! Kau tau itu! Aku menolak nya saat itu. Dan Mingyu adalah sua--Aaarrghh! "

Taeyong memekik histeris saat Ten menendang perut nya dengan kuat, menyebabkan tubuh tipis itu tergeletak di tanah. Seketika perut Taeyong bergemuruh, sesuatu di dalam sana bergerak dengan heboh.

"Justru karena kau tidak menerima cintanya, ia menjadi frustasi, dia bahkan tidak mau bicara dengan ku lagi. Kau benar benar perayu ulung! "

Taeyong meronta, memegang perutnya dengan tangan kanan nya. Ten tak menghiraukan pria manis itu yang terlihat amat kesakitan.

Sementara Mingyu yang sedari tadi ber as da di luar ruangan, menaruh rasa sesal saat mendengar jeritan jeritan Taeyong. Ini semua karena dirinya.

Tak berapa lama, Ten keluar dari kamar. Mingyu langsung menghampiri nya, mencengkram pundak nya dan menggoyangkan nya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan padanya?! Apa kau ingin menjadi pembunuh?! " desak Mingyu.

Ten mendecih.

"Tenang saja. Aku bukan dirimu. Aku tidak membunuhnya, tapi menyiksa nya dengan pedih. " kata Ten, ia lalu pergi meninggalkan rumah itu dengan santai nya. Sementara Mingyu, hatinya mencelos mendengar sindiran yang Ten keluarkan padanya.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang