ch 18

4.4K 542 93
                                    

"Kenapa kau membawa kami kesini?!"

Jaehyun menatap Taeyong datar, lalu menoleh ke kursi belakang mobilnya, dimana seorang anak laki laki yang imut sedang memeluk ransel nya.

"Tentu saja membawa anak ku dan calon istri ku ke rumah."

"Apa maksudmu Jaehyun? Aku tidak ingin menginjak rumah mu lagi. Berhenti kan mobil nya! Biar kan kami pergi dari sini Jaehyun."

Jaehyun tak menghiraukan perkataan Taeyong, ia memarkirkan mobil nya di depan pintu masuk, lalu menggendong Jaemin dan membawa nya masuk kedalam rumah.

"Jaehyun!" Teriak Taeyong tak terima. Ia kelur dari mobil dengn tergesa, lalu mengejar Jaehyun yang sudah masuk kedalam ruang tamu.

"Jung Jaehyun!" Teriak Taeyong.

Jaehyun berhenti, ia mendudukkan Jaemin di atas sofa ruang tamu lalu berjalan ke arah Taeyong. Ia tersenyum manis, lalu berkata "Welcome home, istriku."

Taeyong menjatuhkan rahang nya. Ia tak habis fikir dengan pria tak tahu diri yang berdiri dihadapan nya saat ini.

"Eoh? Taeyong? Taeyongiee. Apa kabar sayang."

Pandangan Taeyong beralih ke arah seorang wanita berumur yang masih tampak cantik. Wanita itu tersenyum hangat lalu menuruni anak tangga dengan tergesa. Taeyong menatap Jaehyun dengan tajam. Ini semua karena Jaehyun. Taeyong masih belum siap untuk menemui orang orang yang dulu membuang nya.

Ia hanya tersenyum manis menatap nyonya Jung. "Aku ingin bertemu ibu, nyonya Jung." Katanya tanpa basa basi.

Nyonya Jung tertegun sebentar, lalu ia berdehem dan tersenyum tipis. "Oh, ibu mu ada di dapur." Katanya dengan suara tercekat. Taeyong tampak berbeda. Pria manis itu sekarang memiliki bola mata yang sangat tajam. Iatak melihat keluguan seperti dahulu. Jelas saja tak ada keluguan itu lagi, sebab kerasnya kehidupan telah menghantam Taeyong bahkan sebelum ia lulus dari sekolah menengah nya.

Taeyong mengangguk, lalu berjalan prlan menuju dapur, rumah megah ini tampak tak banyak berubah. Ia hafal mati letak sudut tiap ruangan di rumah ini. Bagaimana tidak, Taeyong menghabiskan masa kecil nya dirumah ini sambil menunggu seorang "sahabat" yang ternyata telah berubah.

Taeyong berhenti didepan pilar dapur, ia melihat wanita tua yang tubuh nya telah membungkuk. Air mata seketika menumpuk di pelupuk matanya. Ia berjalan prlan mendekat, tak bermaksud mengejutkan ibu nya.

"Ibu."

Ibu Taeyong berbalik, ia terkejut bukan main saat mendapati anak semata wayang nya berdiri didepan nya. Anak nya telah banyak berubah. Tubuhnya semakin kurus dan ringkih, wajahnga tak secerah dulu lagi, matanya tampak menyorot ketajaman, namun pria dihadapan nya benar benar lah anak yang ia lahirkan.

"Tae—Taeyongah!" Pekik ibu nya.

Perempuan tua itu lantas menarik bahu sempit Taeyong, membawanya kedalam pelukan yang erat.

"Kau mengunjungi ibu?" Tanya nya.

Taeyong tersenyum manis, ia menyeka air mata nya, lalu menatap ibunya dengan tajam. Ia memegang kedua pundak ibu nya.

"Aku kembali untuk pergi lagi ibu. Aku hanya ingin menjelaskan semua nya kepada ibu. Aku harap ibu bisa percaya pada ku." Katanya nyaris berbisik.

Ia berniat untuk membongkar betapa busuk nya anak majikan ibunya, belum lagi segala orang orang berhati busuk yang memfitnah nya sejak masa sekolah.




.




"Hahaha Jaemin sangat lucu. Apa ibu mu sering membelikan mu lollipop?" Tanya Nyonya Jung sambil sesekali memekik gemas saat melihat betapa lahap nya bocil itu menjilat loli nya.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang