ch 17

4.7K 528 83
                                    

"Ini dia cookies nya!!"

Jaemin tersenyum bahagia melihat seorang pria cantik menaruh sepiring cookies coklat yang tampak amat sangat lezat.

"Woah! Terima kasih paman, aku sangat suka coklat."

Pria manis itu menatap Jaemin dengan senyum hangat nya lalu berkata "Benar kah? Wah kita sama sama suka coklat. Baiklah, kau bisa tidur di rumah paman dulu, besok kita akan ke museum lagi, siapa tahu ibu mu mencari mu."

Jaemin mengangguk lucu, bocah itu sibuk mengunyah kue kering itu dengan semangat, membuat serpihan nya berjatuhan ke sofa mewah yang ia duduki. "Rumah paman sangat bagus, kalau aku jadi paman, aku tidak akan pernah meninggalkan rumah."

Pria manis yang dipanggil dengan sebutan paman itu pun terkekeh saat mendengar kalimat bocah mungil di depan nya.

"Kenapa paman tidak di rumah saja sepanjang hari? Kenapa paman berada di museum malam malam begitu?" Tanya Jaemin dengan mulut penuh nya.

"Eoh? Orang dewasa punya hal hal yang harus di lakukan diluar rumah. Ayah paman adalah seorang anggota dewan, jadi museum milik negara itu adalah salah satu tempat yang berada dalam pengawasan anggota dewan. Apa kau mengerti?" Jaemin mengangguk lucu, bagaimana pun pria dihadapan nya berbicara sangat cepat dan bahasanya sangat berat untuk bocah sepertinya.

"Apakah ayah paman ada didalam museum?" Tanya Jaemin. Dibalas anggukan oleh pria manis yang dipanggil paman itu.

"Apakah ayah paman dikurung di dalam kaca? Apa namanya—- heumm—- patung manusia purba. Apakah mereka adalah ayah paman? Maka dari itu paman meninggalkan rumah bagus ini dan datang kesana untuk membebaskan ayah paman dari kotak kaca itu?"

Paman manis itu terkekeh kecil, ia mengusak rambut Jaemin lalu tersenyum manis. "Kau benar benar anak yang lucu."

"Baiklah, Ayo cuci muka dan kaki mu, kau akan tidur di kamar bersama paman, ayo."














.














Jaehyun menopang kepala nya menymping dengan tangan kanan nya, memandangi pria manis yang masih tertidur di bawah kukungan nya. Ia menjelajahi setiap inchi tubuh molek itu. Tak lupa sedikit kecupan berantai di berikan nya pada perpotongan leher itu.

"Eunghhh"

Taeyong mengeluh pelan saat dirasa geli di leher nya. Ia membuka mata perlahan, lalu mendapati Jaehyun yang sedang tersenyum ke arah nya, dengan telapak tangan mengambang di atas kepala Taeyong, menghalangi sinar mentari pagi menusuk kulit mulus nya.

"Selamat pagi, sayang."

Taeyong tertegun saat Jaehyun menyapa nya. Ia membelalakkan matanya lalu mendudukkan dirinya di headboard dengan cepat.

"Apa kau yang lakukan padaku, Jaehyun?!" Tanya nya panik saat melihat keadaan tubuh mereka berdua yang tak berbusana.

Jaehyun menyusulnya untuk menyenderkan tubuhnya ke headboard, masih dengan senyum manis nya, ia berkata "Kita melewati malam yang hebat."

Taeyong membelalakkan matanya tak percaya, ia menatap Jaehyun benci, ditarik nya selimut putih itu menutupi dada telanjang nya, lalu menatap Jaehyun setajam mungkin.

"Kau benar benar sudah gila Jaehyun! Kau memperalat ku! Kau benar benar Psycho!!" Teriak Taeyong histeris. Air mata mengucur deras dari kedua kornea nya. Ia mengusak rambut nya kasar, menderita dalam diam.

"Tenang lah, Taeyong. Tidak ada yang terluka, aku tidak bermain dengan kasa—-"

"Jaemin! Jaemin! Aku seharusnya menjemputnya pukul tujuh! Oh Tuhan! Jaemin! Matilah aku!" Teriak Taeyong histeris.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang