ch 21

3.9K 529 139
                                    

Jaehyun menoleh ke arah kanan nya, tersenyum kecil melihat pria mungil yang duduk di sebelahnya. Di letakkan nya telapak tangan nya di atas lengan pria mungil itu, membuat si empu nya menoleh. Menatap Jaehyun dengan datar.

"Akhirnya kau jadi milik ku, Taeyong-ah." Kata nya lembut.

Taeyong masih menatap pria dihadapan nya dengan datar, ia kemudian menunduk, menatap ke arah lengan nya yang di elus lembut oleh tangan kekar pria yang sedang menyetir mobil itu.

'Justru kau dan semua yang kau punya lah yang akan jadi milik ku, Jaehyun.' Batin si cantik sambil menyeringai.

Pagi ini mereka telah melangsungkan pernikahan terdaftar di kantor negara. Tak ada pesta, tak ada undangan, bahkan kedua orang tua Jaehyun tak tahu menahu tentang pernikahan ini. Taeyong benar benar menjadikan Jaehyun sebagai batu loncatan untuk niat balas dendam nya.

"Oh, gedung yang bagus."

Jaehyun menoleh saat mendengar suara Taeyong yang memuji sebuah bangunan yang berdiri kokoh di dalam area apartement Jaehyun.

"Kau menginginkan nya?" Tanya Jaehyun.

Taeyong menatap Jaehyun dengan mata berbinar. "Apakah boleh? Seperti nya sangat mahal."

Jaehyun terkekeh pelan. Lalu tersenyum lembut pada Taeyong. "Apapun untukmu.."

Taeyong tersenyum mendengar penuturan Jaehyun, ia lantas kembali menatap ke luar kaca mobil, enggap bertatap muka terlalu lama dengan Jaehyun.








.











"Hai."

Taeyong menatap pria di depan nya dengan senyuman remeh. Ia berjalan pelan hingga kaki nya membentur kerangkeng besi yang mengurung pria itu.

"Taeyong, Taeyong-ah! Syukurlah kau di sini. Tolong bantu aku keluar dari sini."

Pria di hadapan nya tampak sangat kacau. Ia menatap Taeyong dengan tatapan memelas. Taeyong terkekeh kecil melihat betapa merana nya pria dibalik sel besi itu.

"Kenapa aku harus membantu mu keluar dari sini, Mingyu?" Tanya Taeyong sinis.

"Euh? Apa yang kau bicarakan? Tentu saja kau harus membantu ku. Kau saksi nya kalau aku di fitnah. Kau lihat sendiri bagaimana Ten dan Ayah nya menyerah kan bayi itu pada kita tujuh tahun yang lalu. Terlebih, aku ini sua—-"

"Mantan suami. " potong Taeyong.

Mingyu mengeryit heran, pria manis itu tampak berbeda. Ia tak melihat kelembutan dan kesejukan dari matanya, seperti yang selalu ia lihat selama tujuh tahun belakangan ini.

"Apa maksudmu, Taeyong-ah? Kita belum berpisah."

Taeyong tersenyum remeh, "Kau berkhianat padaku Mingyu. Kau masih mengira aku akan bertahan dengan mu? Lagi pula aku tidak pernah menikahi mu karena cinta. Kau mungkin lupa, tapi kau yang membuat ku terpaksa menikahi mu. Kau yang menidurkan ku di ranjang mu dalam keadaan tak sadar saat aku mengantar pizza itu ke rumah mu. Kau yang memfitnah ku hingga aku bahkan tak bisa menamatkan sekolah ku. Kau adalah seorang kriminal. Aku tidak akan sudi membantu mu."

Mingyu membelalak, pria di depan nya tampak berubah. Mata yang gelap, dipadu gaya bicara yang santai namun kata kata yang keluar dari bibir tipis itu sangat tajam. Ia tak mempercayai apa yang dilihat dan di dengar nya. Terlebih seorang Lee Taeyong yang ia kenal tak akan mungkin mengungkit hal hal sensitif seperti itu.

"Lihat ini..." kata Taeyong sambil mengangkat tangan kanan nya, menunjukkan sebuah cincin berlian bertengger di antara jari lentik miliknya.

"Aku telah menikah lagi. Aku harap setelah ini kau tidak akan berangan untuk aku temui. Ini yang pertama dan terakhir. Nikmati saja sisa hidupmu disini, sebagai narapidana yang memperkosa anak pejabat." Taeyong terkekeh, lalu meninggalkan Mingyu yang menatap nya tak percaya. Kata kata Taeyong bahkan tak terdengar seperti Taeyong. Entah sejak kpan Taeyong menjadi begitu, namun Mingyu sedikit merasa nyeri di hati karena mendengar penghinaan yang Taeyong lontarkan padanya. Sedikit banyak, Mingyu telah menghabiskan 7 tahun bersama. Tentu tumbuh rasa pada sang istri yang kini telah menikahi orang lain.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang