ch 19

4K 512 112
                                    

Taeyong menatap secarik kertas yang ada di telapak tangan nya, ia mengedarkan pandangan nya ke sebuah gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di hadapan nya. Lalu langkah kaki kecil itu berjalan pelan menuju unit yang tertera di kertas itu.



*knock knock*

"Taeyong-ah?!"

Jaehyun menatap panik pada Taeyong yang berdiri dengan pandangan datar nya, tak lupa seorang bocah lelaki di gendongan nya yang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Taeyong.

"Masuk lah dulu." Kata Jaehyun sambil menuntun Taeyong duduk di sofa penthouse nya.

"Apa yang membuatmu datang kesini Taeyong? Berubah fikiran? Menerima lamaran ku?" Tanya Jaehyun.

Taeyong mendudukkan Jaemin di sebelahnya, hari sudah cukup malam saat mereka sampai di stasiun bis. Sehingga anak nya mungkin saja sudah mengantuk saat ini.

"Lamaran ?" Kata Taeyong bingung.

"Ya, Aku meminta mu untuk tinggal bersama ku, apa kau lupa?"

"Tidak, aku ingat. Namun aku kesini bukan untuk itu, aku ingin meminta bantuan mu."

"Euh? Bantuan apa?" Tanya nya bingung.

"Berikan aku pekerjaan."

"Untuk apa Taeyong? Aku sudah bilang kalau kau tak perlu bekerja, aku akan membiayai kehidupan mu jika kau mau menjalin hubungan dengan ku."

Taeyong menatap ke arah Jaemin yang kini terlelap dengan kepala di pangkuan paha nya. Ia lantas menatap Jaehyun dan berkata tajam "Bisakah kau pelan sedikit? Nana sedang tidur."

"Oops, ok.."

"Aku tidak ingin memiliki hubungan dengan mu. Aku hanya ingin pekerjaan."

Jaehyun memicing kan kedua matanya, ia menyeringai kecil, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah mungil Taeyong. "Apa kau bertengkar dengan suami mu?" Tanya nya rendah.

Taeyong memalingkan wajahnya saat deru nafas hangat itu menerpa kulit wajahnya. Seketika Jaehyun menjauhkan wajahnya saat melihat bagaimana merah legam nya wajah Taeyong saat ini.

"Menikah lah dengan ku, Taeyong."

"Aku tidak mencintai mu Jaehyun."

"Tapi aku mencintaimu. Itu yang terpenting." Cerocos Jaehyun santai.

Taeyong menajamkan pandangan nya pada pria berwajah kaku didepan nya. pria itu benar benar gila dan berfikir bahwa duni berporos padanya. Seakan perasaan Taeyong tak berarti baginya. Ia menggeram rendah sebelum berkata "Aku sudah menghabiskan tujuh tahun hidupku dengan orang yang tidak pernah aku cintai. Dan aku tidak ingin mengulangi saat saat mengerikan itu."

Jaehyun terkekeh sinis melihat bagaimana Taeyong mengendalikan suaranya walau pria manis itu sedang emosi. Sesekali diliriknya Jaemin yang tertidur, melihat bagaimana bocah itu menggeliat mendengar suara Taeyong yang tak terlalu besar itu.

"Dimana pria itu?" Tanya Jaehyun tiba tiba.

"Siapa?"

"Tchh.. suami mu!"

"Di Ansan." Jawab Taeyong acuh.

"Lalu kau meninggalkan nya dan datang kemari?" Tanya Jaehyun bingung.

"Pria bajingan itu sekarang mungkin sedang ngentot dengan orang lain! Aku tidak peduli lagi pada pengangguran itu!" Geram Taeyong. Suara nya meninggi dan wajahnya berkerut kesal.

Jaehyun kembali terkekeh melihat bagaimana kelinci putih itu merengut marah. Baru kali ini ia mendengar pria manis dihadapan nya berbicara dengan kata kasar.

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang