ch 8

4.6K 610 117
                                    

"Bu Taeyong berangkat ya. " pamit Taeyong.

Ibu tidak menghiraukan nya, Ia kembali menata piring piring ke dalam rak dan tak sedikit pun menoleh ke arah Taeyong.

Sudah dua minggu sejak kejadian na'as itu. Tak ada yang berjalan dengan baik. Semuanya menjadi semakin runyam. Ibu tidak pernah bicara dengan nya bahkan satu kata pun. Nyonya dan Tuan Jung pun tak lagi menyapa nya dengan ramah. Sementara Jaehyun, pria itu bahkan seolah tak melihat kehadiran Taeyong di rumah ini.

Taeyong menghela nafas nya, ia berjalan kaki menuju halte bis dan menaiki bisa menuju ke sekolah nya. Kepala nya melayang mencari tahu siapa yang mengirimkan foto itu pada Jaehyun dan apa alasan nya. Ia sudah pernah bertanya pada Mingyu namun pria itu bilang ia tidak tahu apa apa. Bahkan pria jakung itu pun berdalih bahwa mungkin foto itu di edit menggunakan photoshop.

Sepanjang perjalanan, ia hanya melamun memikirkan semua kemungkinan terburuk yang akan terjadi di hidup nya.

Sesampai nya ia di sekolah, Taeyong berjalan memasuki gedung sekolah umum. Dari tempatnya berjalan, ia bisa melihat gedung sekolah private, dan dilihat nya Jaehyun sedang berdiri di depan mobil mewah nya, dengan lengan yang mengalung di leher wanita cantik yang berdiri di sebelah nya. Pria itu menoleh dan menatap Taeyong dengan sangat tajam.

Taeyong segera menundukkan kepala nya dan berjalan cepat menuju kelasnya. Namun suara suara menghentikan nya.

"Kenapa kau melaporkan foto itu ke kepala sekolah? Kau membahayakan ku juga Ten! "

"Tenang sajalah. Kemungkinan terburuknya hanya dikeluarkan dari sekolah. Dan jika itu terjadi padamu, maka aku akan tetap mengirim mu uang bulanan dua kali lipat. Kau tahu kan, ayahku akan menjadi anggota dpr bulan depan. Dan jangan lupa, aku akan tetap meminta pelayanan mu setiap minggu nya. Kau akan hidup dengan nyaman setelah ini. "

Taeyong mengintip ke tempat parkir motor di gedung sekolah umum dan menemukan Mingyu dan Ten yang terlihat sedang berdebat di sana. Ia memilih menghiraukan pertengkaran dua orang yang tak dekat dengan nya itu dan langaung berlalu menuju ruang kelasnya.

Aneh nya, saat ini setiap murid yang ia lewati selalu berbisik dan sesekali menunjuk ke arah nya. Walaupun biasanya ia selalu di goda, nanun kali ini semua orang menatap nya dengan tatapan benci dan jijik.

"Taeyong, kau dipanggil ke ruang kepala sekolah. "

Taeyong menoleh dan mendapati Winwin berbicara padanya.

Ia tak menjawab, hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang kepala sekolah. Sementara Winwin terkikik kecil melihat Taeyong yang dengan polos dan tak tau apa apa nya menuju ruang kepala sekolah, tak tahu kalau dia akan menghadapi badai besar.

.


"Saya sangat kecewa padamu Taeyong. Kau cukup berprestasi di bidang akademik, namun tindakan mu sudah diluar batas. "

"Maaf pak, tapi tindakan saya yang mana yang di luar batas? " tanya Taeyong dengan sopan. Saat ini ia sedang duduk di depan meja kepala sekolah.

Knock knock

"Masuk. " perintah kepala sekolah saat mendengar pintu ruangan nya di ketuk.

Taeyong menoleh dan membelalak saat mendapati Mingyu yang masuk kedalam ruangan itu. Sementara Mingyu hanya menatap nya dengan datar.

"Kalian berdua sudah mencoreng nama sekolah dengan melakukan tindakan asusila. "

"Hah?! " Taeyong memekik kaget.

"Foto fulgar ini sudah menyebar hingga ke sekolah private. Kalian benar benar sudah menjadi duri di dalam daging. Dengan segala pertimbangan, kalian berdua saya pecat dari sekolah ini. "

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang