ch 22

5.1K 578 118
                                    

"Kau yang melakukan nya?"

Taeyong mendongak, menatap Jaehyun yang duduk di minibar dapur apartement nya.

"Melakukan apa?" Tanya Taeyong bingung.

"Teman mu, anak dpr itu? Kau yang memancing keributan dengan nya?" Tanya Jaehyun sambil menatap punggung Taeyong dengan tampang serius nya.

Taeyong yang sedang menggarami lobak untuk di kimchi pun lantas membalikkan tubuhnya, menghadap Jaehyun dengan ekspresi tak terima nya. "Apa kau pikir aku orang yang seperti itu? Mempermalukan orang lain?" Tanya Taeyong sinis.

"B-bukan.. bukan itu yang aku maksud. Aku hanyaa—-"

"Ahh! Kau mengenal pria itu kan? Aku ingat dia pernah menyapamu saat kau pertama kali masuk sekolah setelah pulang dari amerika." Kata Taeyong.

"Aku tidak mengenal nya terlalu dalam. Aku hanya pernah bertemu dengan nya satu kali di Washington." Jawab Jaehyun.

"Di Washington? Apa yang dia lakukan disana?" Tanya Taeyong penasaran.

Jaehyun menunduk, mencoba mengingat. Namun yang muncul di kepalanya adalah saat pria manis yang ia ketahui bernama Ten itu memberikan nya selembar foto pas-cetak yang menunjukkan Taeyong di kelilingi beberapa pria. Ia lantas menggeram pelan, lalu menatap Taeyong dengan tajam.

"Pria itu! Dia yang memberitahuku kalau kau adalah seorang pria penghibur. Dia menunjukkan foto mu yang di kelilingi banyak pria. Aku tak tahu apa yang dia lakukan di Amerika, tapi dia menemuiku hanya untuk memberi ku foto itu." Jelas Jaehyun. Ia tak mengerti kenapa tubuhnya jadi memanas saat membicarakan foto laknat itu. Ia bahkan tak tahu kenapa ia harus marah. Karena yang ia fikirkan, yang terpenting sekarang Taeyong ada didalam kandang. Taeyong adalah miliknya dan ia tak peduli dengan masa lalu Taeyong.

"Fotoku? Dan kau percaya begitu saja? Itukah alasan kenapa sikap mu berubah drastis saat kau pulang ke korea?" Tanya Taeyong tak percaya. Ia tak kalah emosi saat melihat Jaehyun masih saja tolol dan tidak peka. Harus diapakan kepala pria Jung itu agar ia mengerti kalau Taeyong telah di fitnah selama ini.

"Lalu kau mau bilang jika foto itu palsu? Editan?! Begitu?" Tanya Jaehyun ngegas.

"Foto itu asli. Tapi situasi nya tak seperti yang kau kira. Salah satu pria yang ada di foto itu adalah Mingyu. Ten menyuruh nya untuk pura pura mabuk dan mendekatiku, lalu tiga teman nya tiba tiba berdiri di belakang ku. Aku bahkan tidak bisa bergerak waktu itu. " protes Taeyong.

"Lalu maksud mu, teman mu itu membodohi ku?" Tanya Jaehyun tak percaya.

"Tch... Dia tidak membodohimu, karena kau memang bodoh. Aku tidak habis fikir, kenapa kau percaya begitu saja padanya. Dan, biar aku perjelas, pria itu bukan teman ku. "

"Aku emosi waktu itu. Saat melihat wajah pria itu, aku kira dia orang yang berpendidikan. Dia bilang dia adalah anak anggota dewan, dan dia bilang kau adalah teman baiknya. Makanya aku langsung percaya. "

Taeyong hanya diam, ia menatap Jaehyun yang menunduk menatap meja bar marmer itu.

"Apa dia benar benar ibu nya Nana?" Tanya Jaehyun.

Taeyong mengangguk, tatapan nya masih datar.

"Kenapa kau tidak mengembalikan Nana pada ibu kandung nya sendiri, Taeyong-ah?" Tanya Jaehyun bingung.

Taeyong menajamkan tatapan nya pada Jaehyun. Tak terima dengan kata kata yang baru saja keluar dari bibir plump nya. "Aku menghabiskan masa muda ku sebagai tukang cuci dan membesarkan anak itu seorang diri bukan untuk dikembalikan kepada orang tua yang telah membuang nya." Protes Taeyong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

changes (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang