Belum Pulih

17 3 1
                                    

Kuaduk es teh di dalam gelas dengan sedotan. Hari ini aku sudah mulai beraktifitas kembali seperti biasanya setelah tiga hari berdiam diri di dalam rumah. Tetapi baru juga sembuh aku sudah meminum es kembali di malam yang dingin ini. Habisnya tiba-tiba saja aku menginginkan minuman yang satu ini.

"Masa teman gue kan waktu itu minjem ponsel gue. Terus dia lihat grup angkatan kita gitu ya. Sampailah pada kontak si Rere, gue tanya kan lo tertarik sama dia? Eh tahu nggak sih dia bilang apa? Katanya si Rere kelihatannya liar," celoteh teman satu angkatanku pada organisasi ini.

Membuat ingatanku menuju foto yang digunakan oleh Rere. Rambut panjangnya terurai dan ia sedang mengenakan baju tanpa lengan berwarna hitam. Memang terlihat anggara di sana.

"Orang nggak kenal aja bisa tahu ya," celetuk temanku yang duduk di sebelahnya.

Kuterdiam sambil sesekali tertawa karena bingung harus merespons seperti apa. Sampai akhirnya topik itu berakhir.

"Lo nggak apa-apa pulang malam, Cha? Lo kan baru sembuh."

Kalimat itu berhasil membuat semua perhatian tertuju kepadaku. Sejujurnya aku ingin pulang, tetapi mereka berkata bahwa rapat akan diadakan sambil kami menyantap makan malam. Agar tidak kelaparan katanya.

Kuulas sebuah senyum tipis seraya berkata tidak apa-apa. Ketua pelaksanaku berkata bahwa aku boleh pulang terlebih dahulu jika sudah tidak kuat. Kuiyakan saja akan pembahasan tersebut cepat selesai.

Rapat yang tertunda akhirnya terlaksana pula. Tanpa harus mengeluarkan kata-kata pedas seperti sebelumnya. Beruntung karena aku sedang tidak ingin mengeluarkan banyak tenaga.

Rasa pusing menyerang secara tiba-tiba. Kuucapkan permintaan maaf dan izin untuk mencuci wajah. Kuberjalan dengan pelan menuju wastafel yang ada di ujung ruangan dekat toilet.

Kuperhatikan wajahku yang terlihat pucat saat ini. Mungkin lebih baik aku minum vitamin yang senantiasa kubawa di dalam tas dan izin untuk pulang lebih dulu.

Kukeluarkan botol air minum dan kotak kecil berisi vitamin setelah kembali ke tempat dudukku tadi. Kemudian merapikan barang-barang yang berada di atas meja dan mengucapkan permintaan maaf kembali karena harus pulang lebih dulu. Mereka berkata untuk mengabari jika aku sudah sampai dan mendoakan agar aku cepat pulih kembali.

♧♧♧

Jakarta, 18 Desember 2019

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang