Punya Pacar

12 3 0
                                    

"Astaghfirullah," seruku kala membuka tutup botol. Air yang ada di dalamnya sedikit tumpah karena merumbu.

"Heboh banget, Mbaknya," celetuk Qanita.

"Ini botol gue penuh banget deh. Perasaan tadi nggak."

Aneh tapi nyata. Mungkin tadi aku tidak fokus saat sedang mengisi botol. Secara aku sangat on time anaknya. Maksudnya selalu ngepas waktunya gitu.

Kuperhatikan dosen yang sedang menerangkan di depan. Pikiranku sedang tidak berada di tempat saat ini. Rasanya mau keluar kelas mencari udara segar atau sekalian mencuci mata

Senyumku semakin hilang saat menggulir layar. Sekadar melihat-lihat apapun yang ada di mystagram. Entah itu makanan, kegiatan orang lain, atau postingan-postingan yang sangat acak.

Ternyata kak Keanu memposting sebuah foto sejak dua puluh menit yang lalu. Foto berisi siluet dua orang yang kupikir salah satunya dia. Namun, siapa perempuan di hadapannya itu? Apa ia sudah memiliki pacar?

"Koni, gue mau nanya bentar." Kucolek lengan Qanita pelan untuk sekadar mengalihkan perhatiannya.

"Apaan? Nggak penting awas ya," balas Qanita jutek. Ia memang bisa berubah menjadi sangat galak saat sedang fokus pada suatu hal. Tidak bisa diganggu barang sebentar saja.

"Emang Kak Kean punya pacar ya?" Kuperlihatkan foto yang baru saja kulihat padanya.

"Setahu gue sih nggak. Tapi nggak tahu juga sekarang. Bisa aja baru jadian tadi."

Setelah mengucapkan hal itu Qanita mengalihkan pandangannya kembali ke arah depan. Kembali fokus dengan apa yang dijelaskan. Sedangkan pikiranku berkelana entah ke mana. Lebih baik kuikuti Qanita untuk fokus kepada pelajaran.

♧♧♧

Qanita sedang berbicara di telepon saat ini. Mengabaikanku yang sedang gundah gulana saat ini.

"By the way, aku mau nanya deh. Kak Kean udah punya pacar ya?" tanyanya kepada seseorang di seberang sana. Membuatku mengalihkan perhatian ke arahnya. Pasti pacarnya.

"Oh gitu, tadi aku lihat foto dia sama cewek kan. Jadinya aku pikir dia pacarnya."

Qanita menampilkan senyumnya yang menjengkelkan. Entah apa yang kini ia maksud.

"Iya iya, ini aku baru mau jalan balik. Kamu hati-hati ya."

Kemudian ia memasukkan ponselnya ke dalam tas tanpa memberitahu apa yang ia tanyakan tadi.

♧♧♧

Jakarta, 24 Desember 2019

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang