Rutinitas pagi Lim di mulai dengan mandi, lalu bersiap-siap untuk berangkat kerja ke restauran The Kim's milik pasangan suami istri Kim Taeyeon dan Tiffany Kim.
"Jisoo-yaa, kamu berangkat jam berapa?" Tanya Lim pada teman serumah nya yang berprofesi sama dengan nya.
"Aku shift dua Lim" jawab Jisoo menyodorkan susu hangat buatan nya, pada sang sahabat.
"Lalu aku dengan siapa hari ini?" Tanya nya sambil menyesap susu coklat nya.
"Seulgi, Sinb, dan Bobby" jawab Jisoo.
"Serius cuma berempat?" Lim tak percaya karena resto The Kim's itu sangat ramai delivery order nya jika memasuki jam makan siang.
"Jenno lagi ambil cuti mendadak, harusnya Mark yang menggantikan nya, tapi bocah itu ada ujian hari ini" jelas Jisoo.
"Sekarang dimana mereka bertiga?" Tanya Lim lagi.
"Sudah berangkat" jawab Jisoo acuh.
"Astaga" kesal Lim karena ditinggal oleh teman-teman nya.
Yaa, tempat Lim bekerja memang menyediakan mess untuk di tinggali karyawan mereka, dan mess itu di huni oleh Jisoo, Lim, Seulgi, Sinb, Mark, Bobby, Jenno, yang lain tinggal di rumah masing-masing, Lim memilih tinggal di mess karena dia tidak punya tempat tinggal, dia hanyalah seorang yatim piatu yang tidak sengaja bertemu dengan pasangan Taeny yang kemudian mempekerjakan diri nya.
Lim mengayuh sepeda nya menuju restaurant tempat nya bekerja yang jarak nya tak sampai setengah kilometer dari mess.
Begitu tiba, dia melihat sepeda beberapa teman nya masih terparkir di depan resto, yang artinya pesanan belum terlalu ramai.
"Selamat pagi Lim" sapa Rose salah satu waiters yang bekerja di tempat yang sama dengan Lim.
"Pagi Rose" sahut Lim, Rose tersenyum manis dengan jawaban Lim, dia kemudian mulai memakai celemek putih khas pelayan restauran.
"Lim menuju pantry belakang tempat para pegawai berkumpul jika tak ada pekerjaan, atau istirahat makan, Lim belum sarapan, jadi dia berniat hendak mengambil jatah nya, saat hendak memasuki pintu.
"Limario" panggil Jennie sang putri majikan dari balik meja kasir.
"Ya nona" jawab Lim menghampiri boss nya.
"Kwon building, atas nama Krystal Jung, lantai 9" Jennie menyodorkan papper bag berisi makanan yang harus Lim antar.
"Siap nona" jawab Lim membungkuk hormat, Rose tahu Lim belum mengisi perutnya.
"Lim" kejar Rose, sang pria menoleh.
"Kamu belum sarapan kan, ini, makan lah di jalan" Rose menyerahkan sebungkus roti coklat dan sebotol air mineral.
"Terima kasih Rose" Lim menerima dengan senyum lebar nya.
Lim mengayuh sepeda nya dengan kekuatan penuh, dia tak ingin terlambat mengantarkan pesanan pelanggan nya untuk sarapan, biasanya, jika pesanan sampai tujuan lebih awal, Lim akan mendapatkan bonus dari sang pelanggan.
Kring
Kring
Lim membunyikan bell sepeda nya, setiap melewati daerah yang padat pejalan kaki, atau yang ramai lalu lintas nya.
Tiba-tiba muncul seorang wanita dari sebuah gang, Lim terkejut, dia panik, rem mendadak akan membuatnya terjungkal, dia hanya bisa menarik ulur rem nya untuk mengurangi kecepatan laju sepedanya.
"Nona awas. . . "
"Nona minggir. . ." Teriaknya tak dihiraukan sang wanita.
Dug
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart To Heart
Diversoscinta itu tumbuh di hati, bukan di mata, cinta itu hati yang merasakan nya, bukan mata, atau pun telinga, selama kalian punya hati, kalian berhak untuk dicintai dan mencintai, tanpa peduli apa ada nya diri mu.