"Gila kamu Lim, mengambil sebuah keputusan besar tanpa berdiskusi dengan siapa pun dulu, aku sahabat mu Lim, kamu bisa mengajak ku bertukar pikiran, kau tahu itu" marah Jisoo setelah Lim bercerita tentang lamaran nya pada Yoona sang gadis pujaan.
"Aku tak ingin kamu ikut terbebani dengan masalahku Jisoo-aah" jawab Lim merasa bersalah pada sang sahabat.
"Kamu anggap aku ini apa? Kamu sendiri yang bilang, diantara sahabat, tak akan ada yang namanya saling membebani, karena semua kita tanggung bersama!" Hardik Jisoo yang sakit hati Lim tak menganggap nya.
"Jisoo-ahh, maafkan aku, aku tak bermaksud begitu, aku hanya . . . " Lim kehabisan kata-kata untuk memberi penjelasan pada Jisoo yang menatap nya kecewa, Lim menunduk, tak berani menatap pada sosok yang paling disegani di mess.
Jisoo menghela nafas, menelan kekecewaan nya pada Lim yang sudah dia anggap seperti dongseang nya sendiri itu.
"Sudahlah, aku memaafkan mu" ucap Jisoo yang tak tega melihat tingkah Lim yang takut pada kemarahan nya.
"Jadi. . . ?" Tanya nya kemudian.
"Jadi apa?" Lim malah balik bertanya dengan ekspresi bingung, Jisoo memutar malas kedua matanya karena kebodohan Lim.
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu?" Tanya Jisoo, dia khawatir dengan keputusan Lim yang menurutnya masih sangat muda.
"Aku mencintai nya Jisoo-ahh, aku ingin menjaga nya, dia gadis yang menggemaskan" jawab Lim dengan wajah kasmaran nya.
"Kamu tahu kan, dia gadis yang seperti apa?" Tanya Jisoo lagi, Lim mengangguk cepat.
"Aku memintamu jadi pendampingku nanti, jika kami menikah" pinta Lim
Jisoo mengangguk, dia tersenyum senang, setidaknya Lim mampu mengobati sedikit rasa kecewa nya pada Lim.
Kedua nya kemudian memulai aktivitas mereka masing-masing.
Sementara di mansion Kwon
Yoona terus tersenyum sendiri menatap bucket bunga mawar merah pemberian Lim kemarin, Yuri dan Jessica saling bertatapan curiga dengan tingkah sang putri.
Jessica berjalan ke hadapan sang putri yang duduk menghadap jendela kamar nya, sesekali dia menciumi aroma mawar yang berada di genggaman nya itu.
Sang eomma menarik dagu sang putri untuk mencari perhatian nya, Yoona tersenyum lebar menatap Jessica.
"Bunga dari siapa?" Tanya Jessica yang kemudian duduk disebalah kanan sang putri.
"Lim eomma" jawab Yoona malu-malu dengan bahasa isyarat.
"Untuk apa dia memberimu bunga?" Tanya Jessica diakhiri isyarat tanya dengan tangan kanan nya.
"Dia melamar ku" jujur Yoona yang menutup sebagian wajahnya dengan tangan kanan karena malu pada sang eomma, kontan pengakuan Yoona membuat Jessica membelalakan kedua matanya, dia kaget mendengar Lim langsung melamar bukan nya mengajak berkencan terlebih dahulu.
Jessica pun segera mengadukan hal ini pada sang suami, Yuri kemudian memasuki kamar sang putri, Yoona mengerutkan kening nya dengan kehadiran sang appa di kamar nya.
Yuri pun mendekat, duduk berlutut di depan sang putri.
"Sayang, apa benar yang dikatakan oleh eomma?" Tanya Yuri, Yoona tak mengerti.
"Bahwa Lim melamarmu?" Jelas Yuri, Yoona menganguk dengan wajag merona.
"Apa kamu menerima nya?" Tanya Yuri lagi, Yoona mengangguk
"Apa kamu mencintainya?" Lagi Yoona mengangguk.
"Dengar anak appa" Yuri memindahkan bunga mawar fi genggaman Yoona ke samping sang putri, kedua tangan nya menggenggam tangan Yoona dengan lembut.
"Menikah itu bukan perkara mudah, jadi, kamu harus membicarakan hal ini dulu kepada appa dan eomma sebelum mengambil keputusan" ucap Yuri pelan-pelan, memberi pengertian pada putri nya yang sangat polos dan lugu.
"Jadi appa tidak merestui kami?" Tanya Yoona dengan wajah sendu nya.
"Apa jahat" Yoona berlari meninggalkan kamar nya, mengadu pada sang eomma, menangis sesenggukan di pangkuan Jessica yang sedang mendesain baju di ruang kerja nya.
Malam nya Yuri dan sang istri pun kembali membicarakan mengenai Lim dan Yoona.
"Sudahlah Yul, restui saja mereka, aku yakin Lim pria yang baik" Jessica yang dulu seperti menentang, sekarang malah memberi dukungan pada Lim.
"Sicca babby, aku belum yakin dengan bocah itu, aku takut dia hanya kan memanfaatkan putri kita saja" cemas Yuri.
"Dia tidak tahu siapa Yoona, apa itu masih belum cukup untuk membuktikan bahwa perasaan dia pada putri kita itu tulus?" Tanya Jessica membalikan badan nya dari meja rias dan menatap sang suami yang berbaring diatas ranjang.
Yuri tak menyahut, wajah nya di tekuk, dia mengkhawatirkan sang putri, karena dia adalah anak satu-satu nya, wajar jika sang appa terlalu protektif, ditambah, Yoona baru saja mengalami masa paling menyakitkan untuk nya, dan Lim adalah pemuda asing bagi Yuri meski Yoona sudah cukup lama mengenal Lim.
"Yeobo, tidak semua pria itu jahat, cobalah temui Lim, ajak dia bicara, agar kamu tak meragu lagi" suara Jessica melunak, memberi saran pada sang suami.
"Mudah bagi Lim untuk mencari wanita sempurna diluar sana, tapi dia lebih memilih Yoona karena aku percaya,dia tidak memiliki niat buruk pada putri kita" Jessica mencoba meyakinkan Yuri yang hanya menghela nafas lelah.
Semenjak Lim melamar Yoona, sang gadis tiba-tiba menghilang, ini membuat Lim kalang kabut, dia hanya bisa menatap mansion mewah itu dari luar pintu pagar, penjaga rumah tak mengijinkan Lim masuk, dan Lim tak berani memaksa.
Sebuah mobil mewah hendak memasuki pekarangan keluarga Kwon, Lim menyingkir dari pintu gerbang untuk memberi jalan, setelah mobil masuk, nampaklah pria sang pemilik mansion keluar dari mobil nya, dia menatap acuh pada Lim yang memasang wajah memelas, meminta ijin untuk bertemu dengan pegawainya saja Lim tak berani.
Yuri bergegas masuk dan mengabaikan wajah mengiba Lim.
Sementara Yoona, air mata nya meluncur bebas melihat pujaan hati nya pergi dengan langkah gontai meninggalkan mansion Kwon, dia memperhatikan dari jendela kamar nya, sang appa melarang Yoona untuk bertemu Lim.
Yoona menolak untuk makan sebagai bentuk protesan nya pada sang appa, Jessica yang geram dengan perbuatan suami nya pun menelfon sahabatnya Tiffany, dan berkeluh kesah tentang kekerasan hati suami nya.
"Bisakah aku meminta tolong pada suami mu Tiff?" Tanya Jessica
"Tentu Sicca, aku akan memberitahu Taetae nanti" sahut Tiffany dari seberang telefone.
"Terima kasih Tiff" tutup Jessica, dia lega, Taeyeon akan ikut campur dalam menghadapi masalah ini.
#TBC
Besok tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart To Heart
Randomcinta itu tumbuh di hati, bukan di mata, cinta itu hati yang merasakan nya, bukan mata, atau pun telinga, selama kalian punya hati, kalian berhak untuk dicintai dan mencintai, tanpa peduli apa ada nya diri mu.