Bab 1 Salah Paham

127K 2.7K 86
                                    

Terlihat seorang gadis muda yang usianya sekitar 19 tahunan, dari penampilannya dia datang dari kampung ke kota untuk mencari pekerjaaan. Dia melamar dari sebuah rumah ke rumah yang lain. Namanya Nadilla Putri yang biasa di sapa Dilla.

Dilla dengan pakaian yang lusuh dan berbekal sebuah tas kecil yang berada di tangannya sedang mengadu nasib di kota besar. Di kampung halamannya  hanya ada pekerjaan dengan gaji yang pas pasan dan pekerjaannya cukup berat, oleh karena itu Dilla mencoba mencari pekerjaan di kota.

Dia hanyalah anak yatim piatu yang diasuh oleh paman dan bibinya di kampung, paman dan bibinya bukan orang berada, mereka hanyalah petani yang mengolah sepetak tanah warisan kakek mereka. Paman dan bibinya juga bekerja sebagai buruh di kampung sebelah untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Penghasilan dari sepetak tanah itu jauh dari kata cukup untuk menghidupi mereka berlima.

Paman dan bibinya sangat baik pada Dilla, mereka bahkan mengganggap Dilla sebagai anak kandung sendiri, tidak membedakan dengan kedua anak kandung laki laki mereka yang masih SMP dan SD. Anak yang pertama bernama bernama Budi kelas 1 SMP umurnya 13 Tahun, yang kedua namanya Yudi kelas 3 SD berumur 9 Tahun.

Dilla yang sedari umur 5 tahun Di asuh oleh paman dan bibi, saat Dilla berumur 5 tahun, orang tua Dilla mengalami kecelakaan bus, yang memang saat itu Dilla tidak ikut kedua orangtuanya karena dia lagi sakit. Orang tua Dilla langsung meninggal di tempat bersama penumpang yang lain, ada juga yang selamat tapi terluka parah.

Paman dan bibi nya yang pada saat itu belum punya anak pun tidak merasa keberatan dengan menjaga dan merawat Dilla. Karena hanya mereka sanak saudaranya. Orang tua Dilla juga tidak meninggalkan warisan yang banyak, hanya mewariskan beberapa gram emas yang sudah di pakai untuk pemakaman orangtua Dilla dan biaya sekolah Dilla.

Ok kembali kepada saat sekarang. Dilla yang pantang menyerah masih terus menanyakan satu persatu rumah yang ada di sekitarnya, siapa tau nanti ada lowongan kerja.

"Assalamualaikum pak" tanya Dilla pada bapak bapak yang berumur sekitar 42 Tahun.

"Waalaikumsalam dek, adek siapa ya" tanya satpam itu.

"Saya Dilla pak, saya kemari itu untuk....."

Belum selesai Dilla menjawab pertanyaan satpam itu, muncul pelayan dari dalam rumah yang tiba-tiba menarik tangan Dilla. Pelayan itu kira kira berumur 60 tahun, tapi dari segi tenaganya sangat kuat, seperti ibu ibu perebut diskonan.

"Kamu ini gimana sih, jam segini baru sampai, katanya dari tempat penyewaan pembantu yang profesional, tapi kok telat begini, lain kali kalau datang tu yang on time dong, kita mulai kerja dari jam 7 tau tidak, ini jam 10 baru sampai bla bla bla ..."

Pelayan itu terus ngomong tanpa henti dan terus menarik tangan Dilla masuk ke dalam rumah tersebut, sang satpam yang lihat pun sudah biasa melihatnya dan hanya geleng-geleng kepala karena sudah tau kalau pelayan itu suka sekali bicara panjang lebar.

"Tapi bu...." Dilla hendak memotong ucapan pelayan itu, tapi....

"Nggak ada tapi-tapian, sekarang ini baju kamu, sekarang kamu ganti bajunya di belakang sana, kamar kamu yang paling sudut ya, terus kamu beresin semua ruangan ini sampai bersih, kamu sapu dan lap setiap sudut, jangan sampai ada debu setitik pun, kamu ngerti" tanya pelayan itu.

Dilla yang nggak tau harus apa hanya angguk-angguk aja. Pelayan itu mendorong Dilla ke arah kamar yang di tunjuk nya.

'Lumayanlah dapat kerja, daripada nggak ada kerja sama sekali' batin Dilla sambil kebelakang ke ruangan yang di tunjukkan untuk ganti baju.

Dilla memasuki kamar itu, kamar itu katanya kamar pembantu tapi lebih bagus dari pada kamar yang ada rumahnya yang berada di kampung. Dilla tidak mau berlama lama, di letakkan tasnya dan segera menggantikan baju yang telah di kasih sama pelayan yang tadi.

Setelah ganti baju Dilla langsung bersih bersih, mulai dari menyapu, mengelap perabotan yang ada di sana sama ngepel juga, tidak satu tempat pun dia lewatkan, nggak mungkinkan kesempatan begini dia tolak. Dilla bekerja dengan penuh ketelitian tidak mau melewatkan satu debu pun.

'Lumayan lumayan lumayan, kayaknya tu pelayan salah orang deh, hehe..., penyewaan pembatu profesional apaan coba, wong aku baru sampai kemarin, mana kenal tempat kek gituan, mudah mudahan yang kerja beneran di sini gundurin diri, kan nggak capek lagi aku cari kerja, ini mah rejeki nomplok, mana mungkin aku tolak, hem hem hem' batin Dilla sambil ngelap perabotan.

Tanpa terasa Dilla sudah bekerja cukup lama, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Biasanya jam segini sudah mulai memasak untuk makan siang.

"Siapa kamu?" tanya Rita sang nyonya rumah.

Rita atau nama lengkapnya Rita Suherman istri dari Aditya Suherman yang memiliki banyak usaha di berbagai bidang, sang kolengmerat No 1 di asia ini. Rita berusia sekitar 53 Tahun hampir seusia dengan almarhum ibunya.

"Saya Dilla nyonya" Sahut Dilla sambil tersenyum

'Kayaknya ini yang punya rumah nih'

Rita memperhatikan ruangan yang sudah bersih dan kinclong. Perabotan juga sudah bersih dan di tata dengan rapi.

"Bi..... Bi imah....." panggil Rita kepada pelayan yang berada di dapur.

"Iya nya, ada apa nyonya, apa ada yang bisa bi Imah bantu" jawab bi Imah yang ternyata pelayan yang tadi menyeret Dilla tadi.

"Apa dia pembantu yang dari penyewaan pembantu profesional yang kita hubungi kemarin itu?" tanya Rita.

"Iya nya, apa nyonya nggak puas dengan perkerjaaannya, atau ada yang salah dari dia biar saya yang urus nya, nyonya tenang aja kalau ada bi Imah mah semua beres, nyonya tidak perlu turun tangan biar bi Imah yang atasi semua"

Sang nyonya langsung mengangkat tangan di depan muka bi Imah, tanda suruh berhenti bicara. Rita memijit kepalanya yang terasa pusing atas ucapan pelayan itu yang tak pernah ingat rem kalau sudah berbicara.

'Untung kerjanya beres kalau nggak sudah aku  pecat dari dulu' batin Rita.

"Udah lanjut kerja nya, saya mau ke kamar dulu" ujar Rita.

"Baik nyonya, terima kasih" ucap Dilla dan bi Imah secara bersamaan.

'Alhamdulillah nggak di usir' Dilla bersyukur.

Sebelum mereka semua melangkah jauh dari tempat tadi datanglah pak Tono, satpam yang berada di depan gerbang tadi. Pak Tono tidak datang sendirian tapi disampingnya ada seorang gadis muda juga, usianya sekitar 25 Tahun. Dari penampilannya dia merupakan tipikal orang yang rapi dan berwibawa.

Kira kira ada apa ya dengan kedatangannya pak Tono.

Cerita pertama
Jangan d bully

BA
Kamis, 19 Desember 2019.
23.00 WIB

Nanny Dan Duda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang