Bab 2. Dapat Kerja

62.3K 2.1K 36
                                    

Sebelum mereka melangkah dari tempat tadi datanglah pak Tono, satpam yang berada di depan gerbang tadi.

"Maaf nyonya, ini ada yang ingin ketemu" kata pak Tono.

"Siapa ya" tanya Rita.

"Saya Mina Malina nyonya, pembantu dari penyewaan pembantu profesional"
Kata Mina dengen senyum canggung.

Rita dan bi Imah seketika langsung menoleh ke arah Dilla. Dilla yang tidak tau situasi hanya bisa celingak celinguk aja.

"Lalu"

"Maaf atas keterlambat saya nyonya, tadi ada hal yang harus di urus dulu, saya janji kedepannya saya tidak akan mengulanginya lagi" sesal Mina.

'Jadi ini pembantu yang sebenarnya mau di rekut, gimana nih, masak belum sehari kerja dah mau di pecat saja, adek nggak ridho bang'

Bi Imah yang ingin menjawab, langsung di hentikan oleh Rita.

"Kamu tau jam berapa sekarang" tanya Rita.

"Emm tau nya" dengan sedikit gugup Mina mencoba menjawab dengan lancar.

'Coba semalam aku nggak begadang buat nonton drama korea, pasti nggak akan telat bangun deh, alamak ini bisa di pecat sebelum gajian, padahal kan lumayan uangnya bisa buat beli tiket ke korea, lihat oppa oppa tampan, huffff....' batin Mina sambil mendumel menyalahkan diri sendiri karena kesiangan bangun.

Dilla yang mendengar percakapan itu, hatinya dag dig dug menunggu keputusan nyonya.

"Jam berapa janjiannya datang kesini" tanya Rita lagi.

"Jam 7 nyonya"

"Ini sudah jam berapa"

"Jam 12.20 nyonya" jawab Mina sambil melihat jam di pergelangan tangan.

"Sekarang kamu pulang saja, saya nggak suka sama orang yang nggak telaten, di sini sudah ada yang bisa gantiin kamu" ujar Rita sambil melirik Dilla yang di samping bi Imah.

Mina yang melihat sang nyonya melirik ke arah seorang, juga ikutan melirik.

'siapa dia?, apa dia yang bakal gantiin aku kerja di sini ya'

'Alhamdulillah nggak jadi di pecat, paman, bibi Dilla nggak jadi di pecat, Dilla akhirnya dapat kerja, untung aja tu calon pembantu telat datang, maafin Dilla ya mbak, Dilla juga butuh kerja, butuh uang' batin Dilla karena merasa beruntung tadi dia sempat mampirvke rumah ini.

'Tak apalah sekali kali senang atas derita orang lain, salah sendiri telat datang, rejeki gini mana mau aku tolak' Dilla tetap diam melihat sang nyonya yang mulai marah.

"Tapi nyonya......" Mina mau membantah agar tidak di pecat.

"Tidak ada tapi tapian, sekarang kamu bawa tas kamu dan keluar dari rumah ini, pak Tono bawa orang ini keluar, jangan biarkan dia masuk lagi, saya nggak mau ada orang asing di sini" suruh Rita kepada pak Tono.

Pak Tono langsung membawa keluar Mina dari dalam rumah, Mina yang memang merasa dia yang bersalah maka dia keluar tampa protes lagi.

'Bye bye oppa oppa tampan, sepertinya kita tunda dulu jumpa nya, jangan rindu Mina dulu, Mina belum ada uang buat ke sana' Mina meratapi nasibnya yang gagal mau ketemu oppa oppa korea.

Emang oppa oppa mau sama situ...

Beberapa saat setelah pak Tono dan Mina keluar, Rita memfokuskan diri pada Dilla lagi.

"Kamu kerja yang bener, saya nggak mau tau, pokok nya ngak boleh ada kekurangan sedikit pun" Rita memperingati.

'Saya hanya manusia biasa nyonya, banyak kekurangan nggak ada kelebihan'

"Iya nyonya, saya akan melakukan semuanya semampu saya, terima kasih banyak atas kesempatan yang telah nyonya berikan kepada saya"

"Hem" Rita mengangguk sekilas, kemudian dia langsung pergi ke lantai atas, mau menemui anak nya.

Setelah kepergian nyonya Rita bi Imah langsung melihat ke arah Dilla.

"Jadi kamu bukan pembantu dari tempat penyewaan pembantu profesional itu"

"Bukan bi" jawab Dilla sambil geleng ngeleng kepala.

Tangan Dilla masih memengang perlengkapan pembersihan. Bi Imah melihat Dilla dari atas sampai bawah, maksudnya dari ujung rambut sampai ujung kaki Dilla.

"Sudah sana ke dapur bantu-bantu masak, untung kerja mu bagus, jadi keterima kerja kamu, coba kalau kamu ceroboh dan tidak telaten, dah di pecat tadi, di gantiin sama yang pembantu tadi" nyerocos bi Imah.

"Iya bi, terima kasih" ucap Dilla sambil tersenyum manis ke arah bi Imah.

"Kalau gitu saya duluan ya bi, mau beres bereskan barang ini dulu" pamit Dilla.

"Iya"

Bi imah dah Dilla melanjutkan pekerjaan masing masing.

Tugas utama Dilla di rumah ini adalah membersihkan ruangan yang ada di rumah besar ini, walaupun rumah nya besar, sang nyonya nggak suka banyak orang di rumahnya, bukan karena pelit, karena kurang nyaman aja, walaupun pekerjaan Dilla banyak maka sesuai dengan gaji yang ia terima.

Yang bekerja di rumah itu yang pertama ada bi Imah yang mengurus dapur dan belanja, kemudian ada pak Tono sang satpam yang menjaga gerbang dan biasanya sekali kali gantian sama anaknya yang masih sekolah. Ada pak Kasmin si tukang kebun, usianya sekitar 40 Tahun. Kemudian ada satu orang lagi mbak Santi babysister yang merawat ke dua tuan muda.

Dengan Dilla di sini sekarang, berati yang kerja d rumah itu ada lima pekerja.

***
Setelah siap menyelesaikan tugasnya sekarang dilla pergi ke dapur.

"Bi ada yang bisa Dilla bantu nggak" tanya dilla.

"Memang tugas kamu sudah siap" bi Imah mencuci tangannya.

"Udah bi"

"Kalau sudah sini bantu bi Imah masak, kamu cuci sayur nya dulu, sebentar lagi sudah waktunya makan siang"

"Baik bi" Dilla melakukannya dengan senang hati.

"Ternyata kamu pandai juga ya bersihin sayurnya" puji bi Imah.

"Terima kasih bi atas pujiannya, di kampung Dilla biasanya juga sering bantu paman dan bibi, jadi soal memasak sering Dilla yang urus"

"Jadi kamu bisa masak juga ya"

"Bisa bi, Dilla bisa masak bebebepa jenis makanan dan juga kue"

"Kalau gitu sini kamu bantuin bi Imah masak, biar bi imah yang siapkan bahan makanan yang lainnya"

"Baik bi"

Akhirnya makan siang sudah siap di sajikan di atas meja.

Di rumah ini makanan majikan sama pembantu makanannya sama, makan juga di waktu yang sama, bedanya majikan dan pembantu memiliki meja tersendiri. Para pembantu makanan di sajikan di meja makan dekat dapur tanpa harus menunggu majikan siap makan terlebih dahulu.

Para pembantu makan di sini bagai keluarga, tidak membeda bedakan, hanya Santi saja sifatnya yang sedikit judes. Siap makan Dilla juga ikut membantu membereskan piring yang kotor.

"Aduh Dilla biar bibi aja yang bersikan, sekarang kamu istirahat saja, tadi kamu juga sudah membantu bi imah" kata bi Imah tidak enak.

"Tidak apa apa bi, Dilla senang membantu, lagian Dilla masih muda, masih banyak tenaga" Dilla mengabaikan bi Imah dan lanjut mencuci piring yang kotor.

"Senangnya jika punya teman kerja kek kamu Dilla, bi Imah jadi ada kawan di sini, walaupun si Santi lebih lama di sini tapi dia nggak pernah mau bantu bi imah" Dilla hanya tersenyum mengangkapi bi Imah yang mulai berghibah.

BA
Jumat, 20 Desember 2019
11.23

Nanny Dan Duda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang