Para peserta mulai lari termasuk Reza, Reza berlari dengan kencang, menyelip kawan kawannya satu persatu, anak yang lain pun juga tidak mau ketinggalan. Mereka lari dengan penuh semangat untuk menyelip lawan mereka satu persatu dan ingin jadi juara satu.
"AYO ANAKKU LARI LEBIH KENCANG LAGI"
"AYO TUAN MUDA REZA LARI LEBIH CEPAT, AYO DIKIT LAGI"
"YANG SEMANGAT NAK"
"AYO LARI TERUS"
"TUAN AYO LARI LEBIH CEPAT"
Beberapa siswa sudah mau sampai garis finish, Reza berada di urutan No dua.
"TUAN MUDA TINGGAL KALAH KAN SATU ORANG LAGIIIII, AYO LARIBLEBIH CEPAT, AYO LEBIH CEPAT"
"ANAKKU LEBIH CEPAT LAGI JANGAN SAMPAI KESUSUL, AYO AYO"
Reza yang mendengar suara Dilla menambah kecepatannya, sebentar lagi mencapai garis finish, akhirnya Reza bisa menyusul lawan nya dan menjadi juara pertama. Reza merasa sangat senang bisa jadi juara satu, biasanya dia tidak pernah sesenang ini.
Dilla yang melihat tuan muda nya menang langsung menuju ke Reza, begitu juga wali yang lain yang ikut menyusul anak anak nya.
Sesampainya di depan Reza, Dilla langsung memeluk Reza dan mengendong Reza di sebelah kanan, sedangkan Rio berada di gendongan sebelah kiri.
Ingat..... Dilla itu kuat lho, walaupun badannya kecil.
"Tuan muda Reza sangat hebat, tadi larinya sangat kencang dan cepat, dan bisa dapat juara satu, mbak Dilla sangat bangga sama tuan muda Reza" bangga Dilla sambil mencium pipi Reza kiri dan kanan.
Reza yang mendapati tingkah Dilla sangat terkejut, tapi Reza merasa sangat senang sekarang, Reza membalas memeluk Dilla dengan senyum lebar, senyum yang sudah lama hilang di wajah Reza.
"Reza memang hebat" ujar Reza dengan senang dan semangat.
"Oh akhirnya Dilla bisa melihat Tuan muda Reza tersenyum, ya ampunnnnnn, tuan muda Reza kalau tersenyum makin tampan saja"
Reza makin tersenyum mendengar perkataan Dilla yang memuji nya. Kemudian dia melihat adiknya yang di sebelahnya, di peluk dan di cium pipi di kiri dan kanan sebentar, mereka masih dalam gendongan Dilla.
"Dek Rio abang jadi juara satu lomba lari"
Rio membalas memeluk dan mencium abangnya. Momen ini merupakan momen yang paling mengharukan bagi Dilla.
Para wali yang lain juga melakukan hal yang sama seperti Dilla lakukan, ada juga anak yang kalah menangis di depan orang tuanya karena mereka merasa gagal.
"Tidak usah menangis, anak mama sudah hebat larinya, sudah cepat kok, nanti dalam lomba yang berikutnya pasti anak mama yang menang, jangan nangis lagi ya" hibur mama anak yang menangis karena kalah.
"Iya Dita ngak atan talah, nanti pahti Dita yang menang" jawab Dika dengan suara cadel.
"Permisi mbak" sapa seorang ibu ibu.
"Iya" sahut Dilla yang di panggil oleh ibu ibu di sana.
"Terima kasih ya mbak"
"Terima kasih kenapa ya bu" tanya Dilla heran tidak mengerti.
"Karena dengan adanya mbak di sini bikin ibu jadi semangat dukung anak saya, biasanya saya hanya melihat saja perlombaan seperti ini"
"Iya, saya setuju sama pendapat ibu"
Ucap ibu yang lain."Kami juga nggak akan kalah mendukung anak kami, pertandingan selanjutnya anak kami yang akan memenang perlombaan berikutnya" ucap ibu lainnya dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny Dan Duda (Tamat)
General FictionNovel ini sudah pindah ke aplikasi Noveltoon. Nadilla putri seorang gadis kampung yang mengadu nasib ke sebuah kota besar. Dilla mencoba melamar menjadi pembantu di sebuah keluarga kolongmerat, tapi semua tidak sesuai dengan rencananya, saat anak ma...