"Karena pada dasarnya saya memang menyukai anak kecil nyonya dan saya juga mamiliki adik di kampung, mungkin sudah kebiasaan saya nyonya"
Rita yang mendengar pengakuan Dilla tersenyum lembut, sekarang dia makin yakin Dilla dapat membantu Rita agar keluarganya menjadi hangat kembali seperti dulu saat Riana masih ada.
"Kamu maukan jadi babysitter Reza dan Rio?" Rita sangat mengharapkan agar Dilla mau jadi babysitter cucunya.
"Baik nyonya, saya akan mengerjakannya tugas saya sebaik mungkin, terimankasih atas kepercayaannya" ucap Dilla dengan menunduk hormat.
"Terima kasih nak Dilla, sekarang tante merasa lebih tenang, sekarang ada kamu yang benar benar bisa menjaga cucu saya" Rita benar-benar bersyukur ada yang mau menjaga cucunya dengan baik.
"Sekarang kemari biar tante peluk kamu sebentar Dilla" Rita sudah merentangkan tangannya agar bisa memeluk Dilla.
"Tapi nyonya...." Dilla merasa tidak enak kepada majikannya.
"Kamu tidak kasian sama nenek-nenek yang tua ini sudah merentangkan tangannya, atau kamu nggak mau di peluk sama nenek-nenek tua ini karena malu" ucap Rita dengan ekspresi dibuat sesedih mungkin untuk meyakinkan Dilla.
Karena melihat kesungguhan majikannya, walaupun canggung Dilla dengan memberanikan diri memeluk dan membalas pelukan majikannya.
"Sekarang kamu jangan panggil tante dengan sebutan nyonya lagi ya, mulai sekarang kamu bisa panggil saya dengan sebutan tante saja, tante tidak menerima penolakan, tante masih merasa muda untuk di panggil nyonya sama kamu" kata Rita tegas dengan ujung kalimat dibawa becanda.
"Baik nyon..... Eeh maksud Dilla tant... tante" ucap Dilla canggung.
'Tadi katanya dah nenek-nenek, tapi sekarang bilangnya masih merasa muda untuk di panggil nyonya sama Dilla, orang kaya memang aneh aneh saja' Dilla berusaha untuk tersenyum.
"Terima kasih ya nak Dilla, ibu benar benar benar merasa beruntung ada kamu di sini" Rita melepaskan pelukannya dengan Dilla.
"Sekarang kita keluar dari sini, kita akan menjumpai cucunya tante"
"Baik nyo.... Eeh tante"Dilla menepuk bibirnya yang salah ucap, tadi dia hampir mengatakan nyonya lagi.
Rita memaklumi keadaan Dilla, pasti butuh waktu untuk merubah nama panggilan seseorang.
***
Di ruang tamu masih terlihat Reza yang mengajak Rio bermain, disamping mereka ada bi Imah yang mengawasi mereka. Reza dan Rio asyik bermain robot-robotan yang di beli oleh sang nenek dan kakek. Meraka bermain dalam keadaan diam, kalau orang lain lihat seperti bukan bermain bersama. Tapi main sendiri sendiri.Sangking asyiknya bermain dan mengawasi, mereka bertiga sampai tidak menyadari kehadiran Rita dan Dilla.
"Bi imah"
"Ah.... Iya nyonya" jawab bi Imah dengan kaget, sedangkan Reza dan Rio hanya memperhatikan sang nenek dan Dilla.
"Bi Imah terima kasih telah menjaga mereka, sekarang bi Imah bisa kembali ke dapur"
"Iya sama-sama nyonya, kalau begitu saya pamit dulu ke dapur ya nyonya, mau masak buat makan malam, permisi nyonya" Bi Imah langsing menuju ke arah dapur.
'Kaget Imah tadi oi, untung jantungnya nggak copot, kalau copot kan bisa berabe, emang mau pasang balik di mana coba jantungnya'
Setelah kepergian bi Imah kedapur Rita menfokuskan perhatiannya kepada cucunya.
"Reza Rio cucunya nenek, mulai sekarang mbak Dilla ya yang akan menjadi babysitter kalian, nanti kalian akan terus di temani sama mbak Dilla dan mbak dilla juga yang akan menemani kalian bermain" ujar Rita kepada cucunya, Rita menunggu reaksi dari para cucunya.
Reza dan Rio saling bertatapan kemudian Reza mengalihkan perhatiannya ke Dilla. Tanpa di duga Rita Reza menuju ke arah Dilla, tanpa aba aba dan bicara Reza menarik tangan Dilla dan mengajak Dilla bermain bersamanya dan Rio. Dilla yang di tarik tangannya mengikuti langkah Reza. Setelah nya Dilla duduk di dekat mereka berdua bermain, Rio langsung naik kepangkuan Dilla sedangkan Reza duduk di samping Dilla.
Rita yang melihat tingkah cucunya merasa terharu, baru kali ini cucu cucunya mau berinteraksi sama orang asing.
'Biasanya mereka tidak pernah mau sedekat ini dengan orang lain, ya Tuhan biarkan Dilla bisa mengembalikan kehangatan di rumah ini, Amin'
"Dilla kamu di sini aja ya main sama Reza dan Rio, saya mau ke kamar dulu"
"Iya tante"
"Reza sama Rio main baik baik ya sama mbak Dilla"
Reza dan Rio hanya mengangguk anggukkan kepala mereka sebagai petanda ia.
Setelah mendapatkan respon dari Dilla dan cucunya, Rita segera pergi ke kamar nya.
"Kalian dari tadi main apa saja" tanya Dilla pada Reza dan Rio.
Reza menunjukkan robot robotan.
"Oh kalian main robot robotan ya"
Rio dan Reza menganggukkan kepalanya. Dilla hanya bisa bersabar dengan sikap mereka. Dilla yakin, mereka pasti akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Tidak terasa sudah hampir sejam Dilla menemani mereka bermain. Mereka masih bermain robot robotan tanpa bosan. Dilla yang menemani mereka sudah bosan dari tadi. Apalagi mereka tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Apa tuan muda Rio sama tuan muda Reza haus?, biar mbak Dilla ambilkan di dapur"
Mereka menganggukan kepala lagi.
"Kalau gitu tunggu di sini sebentar ya, biar mbak Dilla ambilkan kalian minuman serta cemilan buat teman minumnya" ujar Dilla.
Dilla mendudukan Rio di samping tempat yang dia duduk tadi. Dilla mulai berdiri tapi Rio segera meraih Dilla kembali.
"Tuan muda Rio sebentar ya, mbak Dilla hanya mau mengambil makanan sama minuman saja kok di dapur"
Rio menggelengkan kepalanya.
"Tuan muda Rio tunggu di sini saja, temani tuan muda Reza lanjut bermain" rayu Dilla lagi.
Rio melihat sebentar ke arah Reza abangnya tanpa melepaskan pegangannya pada Dilla. Setelah itu Rio melihat lagi ke arah Dilla. Rio tetap menggelengkan kepalanya tanda menolak.
"Aduh bagaimana ini"
"Tuan muda Reza tidak apa apakan jika mbak Dilla tinggalin sendiri di sini, sebentar saja mau ambil makanan sama minuman, tuan muda Rio biar sama mbak Dilla aja, karena tuan muda Rio tidak mau melepaskan mbak Dilla"
Reza dari tadi memang memperhatikan Dilla dan Rio.
"Hem" kemudian Reza melanjutkan main robotannya.
Karena Reza menyetujuinya, Dilla segera mengendong Rio dan pergi ke dapur. Di dapur ternyata ada bi Imah.
"Eh ada Dilla, ada perlu apa Dilla kemari, biar bi imah yang bantu" tawar bi Imah.
"Ini bi mau siapin minuman sama cemilan buat tuan muda"
"Oh, biar bibi yang siapin, Dilla duduk aja sebentar, nggak lama kok"
"Baik bi"
Bi Imah mulai menuangkan minuman dan mengambil beberapa cemilan.
"Tapi kenapa kamu mengendong tuan muda Rio"
"Itu bi, tuan muda Rio tidak mau melepaskan pegangannya pada Dilla, jadi Dilla bawa aja ke sini, karena mereka sudah bermain dari tadi pasti sudah kehausan"
"Oh begitu, tumben aja tuan muda Rio mau mengekor orang, ini Dilla sudah siap"
"Dilla juga ngak tau bi"
Dilla bangun dari tempat duduknya.
"Biar bi Imah aja yang antar ke depan, soalnya Dilla mengendong tuan muda Rio"
"Terima kasih bi"
"Iya sama sama, ayo kita ke sana"
Mereka kembali ke tempat tadi Reza dan Rio bermain.
BA
Sabtu, 21 Desember 2019
23.52
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny Dan Duda (Tamat)
General FictionNovel ini sudah pindah ke aplikasi Noveltoon. Nadilla putri seorang gadis kampung yang mengadu nasib ke sebuah kota besar. Dilla mencoba melamar menjadi pembantu di sebuah keluarga kolongmerat, tapi semua tidak sesuai dengan rencananya, saat anak ma...