Bab 11. Mandiri

46.3K 2K 15
                                    

Dilla mulai menyuapkan makanan kepada Ryan. Ryan mau tidak mau memakan makanan tersebut.

"Tuan tau sekarang tuan muda Rio sudah besar, dia anak yang pandai sama seperti abangnya, tapi sayang tuan muda Rio belum bisa bicara sampai saat ini, padahal umurnya sudah dua tahun lebih, coba saja dia sudah bisa bicara pasti tuan muda Rio makin lucu dan mengemaskan" cerita Dilla tanpa di suruh.

Dilla hanya ingin agar tuannya tau tentang perkembangan anak anaknya, karena Dilla tau bahwa Ryan nggak pernah menjumpai anaknya selama ini.

Ryan hanya diam mendengar cerita Dilla, sesungguhnya dia juga sangat merindukan anak anaknya, tapi rasa bersalah terhadap sang istri mengurungkan niatnya untuk menjumpai anak anaknya.

Dilla terus menyuapkan makanan dan minuman kepada Ryan sambil tetap melanjutkan ceritanya.

"Kalau tuan muda Reza dia orangnya pendiam sekali, jarang sekali ngomong, kalau bicara pun hanya beberapa kata, dia juga anak yang pandai, nilainya selalu 100, dan katanya besok tuan muda Reza ada pertandingan di sekolahnya, pertandingan antar kelas, kalau tuan ikut pasti tuan muda Reza makin semangat, tapi sayang tuan Ryan nggak bisa ikut"

Di dalam hati Ryan merasa sedih tidak bisa melihat dan menemani keseharian anaknya, dan melihat perkembangan anak anaknya. Padahal dulu saat Reza hadir dialah yang paling semangat.

'apa yang bisa aku lakukan dengan tubuh yang lumpuh ini sekarang, anakku pasti malu punya orang tua yang cacat seperti ku' sedih Ryan.

"Kenapa tuan tidak terapi aja sih, kata tante Rita, tuan bisa sembuh lho kalau ikut terapi, di kampung Dilla juga ada orang yang lumpuh, Insyaallah sembuh setelah ikut terapi" Ryan hanya diam mendengarkan ocehan Dilla dengan tetap mengunyah makanannya.

Merasa tuannya tidak menanggapi pembicaannya Dilla hanya menghela nafas. Dilla sekarang sudah siap menyuapi makan Ryan sampai habis.

"Tuan Kalau begitu saya pamit ya"

Tidak ada respon, Dilla mememutuskan untuk keluar dari kamar Ryan. Ryan masih diam di kursinya.

Setelah sampai di dapur Dilla meletakkan nampan di tempat cuci piring, Dilla mencuci langsung piring yang kotor itu. Dilla nggak mau menambah kerjaan bi Imah, apalagi bi Imah sudah berumur. Setelah siap mencuci piring kemudian Dilla pergi kembali ke lantai dua mau melihat keadaan Rio.

Pas pintu di buka, Dilla melihat Rio yang sudah bangun, Rio duduk di atas kasurnya sambil mengucekkan mata, tampak bahwa Rio baru bangun. Rio yang melihat Dilla langsung merentangkan tangannya, petanda ia ingin segera di gendong.

Dilla langsung mengambil dan mengendong Rio.

"Tuan muda sudah bangun ternyata, sekarang saatnya mandi ya sayang, habis itu kita makan siang okeee" ujar Dilla bersemangat, sedangkan Rio hanya menyenderkan kepala nya pada Dilla dengan pasrah.

Setelah memastikan tuan mudanya bersih, rapi dan harum Dilla baru turun ke lantai satu lagi. Dilla mengambil jatah makan siang Rio dan mulai menyuapinya. Beberapa waktu setelah kemudian Reza pulang dari sekolah saat Dilla baru saja siap memberi makan siang Rio.

"Tuan muda Reza sudah pulang ternyata, selamat datang kembali tuan muda, ayo beri salam kepada abang, tuan muda Rio" kata Dilla dengan mengangkat tangan Rio seakan tangan Rio lagi melambaikan tangan.

Reza langsung menuju ke arah adiknya, dipeluk dan di ciumnya sebentar.

"Bagaimana tadi sekolahnya tuan muda Reza" tanya Dilla.

"Hemm baik" jawab Reza pelan.

"Kalau bekalnya bagaimana?, apa habis" tanya Dilla lagi.

Reza menyerahkan kotak bekal makannya. Dilla mengambil dan melihat isi nya. Isinya sudah kosong.

"Jadi tuan muda Reza sudah menghabiskannya"

Reza menganggukkan kepalanya.

"Suka nggak dengan masakan mbak Dilla, jika suka besok besok mbak Dilla buatin lagi" ujar dilla senang.

Reza memperhatikan raut wajah Dilla sejenak.

"Suka"

Baru setelah itu Reza menjawab.

"Syukur deh kalau tuan muda Reza suka"

"Tuan muda Reza kalau begitu lebih baik mandi dan ganti baju dulu ya, habis itu baru makan siang, atau mau mbak Dilla yang mandiin" suruh dan tanya Dilla.

Reza menatap ke arah Dilla, sudah berapa kali Dilla bertanya apa mau di mandikan tapi Reza bilang bisa mandi sendiri. Padahal sebenarnya Reza juga mau di mandiin tapi malu karena merasa sudah besar dan sufah bisa belajar mandiri.

Reza memang anak yang mandiri di usianya yang sudah 6 tahun lebih. Tapi dia sebenarnya juga mau seperti anak yang lain yang di manjakan oleh orang tuanya. Saat mandi di mandikan, saat makan di suapin, pergi ke sekolah di antar, di tunggu dan di jemput, setiap hari libur mengadakan liburan keluarga, tapi dia malu untuk mengungkapkannya apalagi dia menyadari sang ibu telah tiada, di mana yang menjadi tempat untuknya bermanja manja.

Sedangkan ayah nya tidak pernah lagi mengurus nya sejak meninggalnya sang ibu dan dia harus menjadi contoh yang baik buat adiknya yang baru berumur dua tahun lebih. Reza tidak mau di katakan anak yang cengeng, dia bisa menunjukkan bahwa dia sudah bisa mandiri, walaupun baru berumur 6 tahun pola pikir Reza sudah dewasa di banding anak seusianya, di tambah lagi dia merupakan anak yang cerdas, jadi makin cepat bisa membaca situasi dan kondisi.

"Reza bisa mandi sendiri" setelah berkata begitu Reza langsung pergi ke kamar nya yang ada dilantai dua untuk mandi dan berganti pakaian.



***
Reza memasuki kamarnya, Reza tidak langsung pergi mandi, dia duduk sebentar di atas kasur. Reza merasakan ada rasa getaran senang saat Dilla memperhatikan nya. Reza tidak tau harus berrespon seperti apa, ini hal yang baru baginya.

Reza memang jarang berinteraksi karena sering di rumah dan kalau di sekolah pun dia hanya berteman selayaknya saja, karena ada juga yang mau berkawan sama Reza karena Reza anak dari orang kaya dan terpandang.

Baru kali ini Reza di perlakukan tanpa di istimewa kan dan dengan tulus. Setiap Dilla memperhatikakkn apa yang di buat Reza, Reza merasa sangat senang. Dia jadi rindu sama almarhumah ibunya.

Reza melihat sekilas foto ibunya yang ada di atas nakas meja, foto mereka bertiga bersama sang papa juga, di foto itu Riana dalam keadaan perut yang besar, karena foto itu di ambil beberapa minggu sebelum dia pergi. Reza meletakkan kembali foto itu dan memutuskan untuk segera mandi.

Reza sudah siap mandi dan berganti baju, sekarang dia sudah berada di meja makan. Semua makanan juga sudah disajikan sama bi Imah.

"Tuan muda mau makan apa, biar mbak Dilla yang ambilkan" kata Dilla sambil mengendong Rio.

"Reza bisa ambil sendiri" jawab Reza karena melihat Dilla yang kerepotan mengendong Rio.

Melihat tuan muda tidak perlu bantuan lagi, Dilla lebih memilih mengajak tuan muda Rio bermain di taman belakang rumah yang dekat dengan kolam renang, sedangkan Reza melanjutkan makan siangnya sendiri.

BA
Rabu, 25 Desember 2019
11.07

Nanny Dan Duda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang