Bab 10. Pertemuan

46.3K 2.1K 33
                                    

Dua bulan telah berlalu sejak Dilla menjadi babysitter. Selain Dilla yang semakin akrab dengan Reza dan Rio yang lain tidak ada yang berubah.

Pekerjaan membersihkan rumah sudah di urus oleh Mina dari lembaga penyewaan pembantu profesional yang kemarin di gantikan sama Dilla. Sebenarnya Rita mau menolak dia tapi dari lembaganya mengatakan bahwa Mina cukup kompeten dan profesional. Kemarin adalah suatu kelalaian Mina saja. Dan Mina juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan nya lagi.

Kini waktu sudah siang, Dilla baru saja siap menemani Rio tidur siang. Setelah Rio tertidur Dilla keluar dari kamar Rio dan segera turun ke lantai satu.

Setibanya di lantai satu Dilla bertemu dengan Rita. Dari gelagatnya, Rita seperti buru buru mau pergi.

"Dilla dimana Rio" tanya Rita.

"Rio sudah tidur siang tante"

"Kalau gitu boleh tante minta tolong sama kamu"

"Minta tolong apa tante, Kalau Dilla sanggup, Dilla pasti bantu"

"Bisakan tante minta tolong sama kamu untuk kasih makan Ryan anak tante, tante ada urusan mendadak yang harus di urus sekarang, dia dari pagi belum makan, tadi pagi saat tante tawarin makan katanya nanti saja, dan perawat yang merawatnya juga sudah mengundurkan diri dari kemarin, tante khawatir dengan kesehatan anak tante"

"Baik tante, akan Dilla bantu"

"Terima kasih ya Dilla, kalau begitu tante pamit dulu, tante sudah sangat terlambat, mungkin besok lusa baru tante balik, tante titip anak dan cucu tante ya, nati kalau tante sudah siap sama urusan ini baru tante bisa mencari perawat yang baru buat Ryan"

"Iya tante"

Rita segera pergi dari sana menuju ke luar rumah yang sudah di tunggu oleh supir pribadinya. Mobil tersebut langsung meluncur ke jalanan.

Sedangkan Dilla menuju ke dapur untuk mengambil makanan untuk tuannya. Dilla mengambil nampan yang ada di dalam lemari, mengambil nasi dan lauk serta jangan lupa sayuran juga. Dilla menaruh makanan dan minuman di atas nampan tersebut dan membawa nya ke lantai dua.

Sebenarnya Perawat yang merawat Ryan adalah perawat yang baru di rekut juga, barengan masuknya sama Mina, tetapi perawat itu merasa tidak sanggup merawat Ryan dan akhirnya lebih memilih mengundurkan diri dari pada ia makan gaji buta. Karena Ryan susah sekali kalau di bilangin dan juga sering menolak makan. Karena perawat itu merasa Ryan tidak memerlukan perawatan nya maka ia lebih memilih mengundurin diri.

Dengan nampan di tangan Dilla menaiki tangga menuju ke kamar Ryan.

"Permisi tuan"

Dilla mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak mendapatkan respon apapun, yang ada hanya suara angin berhembus.

Dilla memilih membuka langsung kamar majikan yang itu. Kesan yang terlihat pertama kali bagi Dilla adalah kamar yang mewah, nyaman dan indah. Kamar ini lebih di dominasi oleh warna biru cerah.

'Kamar orang kaya mah beda sama orang di kampung, semua isi nya mahal mahal' batin Dilla melihat isi kamar itu.

Dilla dapat melihat tuannya yang duduk membelakangi Dilla, Ryan duduk di atas kursi roda di depan jendela melihat ke arah langit.

"Permisi tuan, saya Dilla babysitter tuan muda Reza dan Rio" Dilla memperkenalkan diri.

Merasa ketenangannya terganggu Ryan melirik ke arah orang yang mengusiknya.
Dilla terpana dengan wajah tampan tuannya.

'Waah tuan Ryan ternyata sangat tampan, baru kali ini Dilla lihat orang setampan ini, hati Dilla jadi dag dig dug serr' Dilla terbengong melihat betapa tampan tuannya.

"Pergi!" ketus Ryan, Ryan kembali menekuni kegiatan tadi melihat langit.

'Ngak jadi di ACC deh tampannya, galak bener, kek macan' Dilla yang awal nya suka jadi nggak suka melihat sikap tidak sopan tuannya.

"Maaf tuan, kata tante Rita tuan belum makan, jadi tante Rita menyuruh saya memberikan tuan makan, jadi sekarang tuan makan ya" ujar Dilla lembut.

"Kamu nggak denger saya ngomong apa, budeg ya, keluar sana, saya nggak mau makan" ujar Ryan dengan marah.

"Tapi tuan harus makan dulu baru saya setelah itu akan keluar"

'Siapa juga yang mau lama lama sama macan macam tuan'

"SAYA BILANG KELUAR YA KELUAR" teriak Ryan.

Dilla benar benar kaget mendengar teriakan Ryan yang cukup keras.

"Tapi kata tante tuan harus makan" kata Dilla dengan kekeh.

"KAMU BUDEK YA, NGGAK DENGAR SAYA BILANG SAYA NGGAK MAU MAKAN, KELUAR DARI KAMAR SAYA DAN BAWA SEKALIAN MAKANANNYA" murka Ryan.

"Pokoknya tuan harus makan dulu, baru setelah itu saya keluar" ucap Dilla santai.

Dilla tidak terpengaruh sama teriakan Ryan. Karena Dilla tau Ryan lumpuh dan tidak bisa bergerak sama sekali. Dilla juga bukan tipe yang akan takut jika di gertak, malahan Dilla akan mengertak balik, tapi kali ini kondisi berbeda  tidak mungkin dia mengertak balikmajikannya, apa lagi majikannya sedang sakit.

"Kalau saya nggak mau makan kamu mau apa, itu terserah saya, mulut mulut saya, tubuh tubuh saya, nggak ada hubungannya sama kamu" Ryan berujar acuh

"Pokoknya tuan harus makan" ngotot Dilla.

Karena merasa orang ini nggak mau keluar Ryan memilih diam saja, dia nggak mau hari tenangnya di ganggu. Dilla yang melihat sang majikan mengabaikannya Dilla merasa marah dan kesal.

Tanpa diduga Ryan Dilla mendorong kursi roda Ryan ke arah teras balkon, karena memang Ryan lumpuh jadi Ryan nggak bisa berontak sama sekali, Dilla memberhentikan kursi roda Ryan pas di tengah terik matahari, sedangkan Dilla langsung menepi ke arah yang lebih teduh di bawah bayangan pohon.

"APA YANG KAU LAKUKAN HAHHH" Ryan kaget atas apa yang di lakukan Dilla.

"Menjemur" jawab Dilla enteng, Dilla sudah mendudukkan diri di kursi yang ada di tepi jendela yang tidak terkena sinar matahari.

"KAMU PIKIR SAYA KAIN JEMURAN, BAWA SAYA KE TEMPAT SEMULA" Ryan makin marah, atas kelancangan gadis yang tidak jelas asal usulnya itu.

"Kalau tuan mau saya bawa ke tempat semula, tuan harus janji dulu, kalau tuan mau makan"

"JANGAN LANCANG KAMU"

"Ya udah tetap di sana aja" ujar Dilla dengan memperhatikan kuku kuku tangannya.

'Sepertinya ini kuku sudah panjang, sudah bisa di potong kembali'

"KAMU NGAK DENGAR SAYA HAH"

Dilla mencuekkin majikannya.

Beberapa menit berlalu Ryan sudah mulai kepanasan, hari ini cuaca lumayan panas, karena sudah terlalu lama di bawah sinar matahari yang sangat panas Ryan memilih mengalah dari pada dia nanti gosong.

"Baiklah saya mau makan, bawa saya kembali ke kamar" pasrah Ryan.

"Nah gitu dong dari tadi, kan enak" Dilla menghampiri Ryan dan mendorong kembali kursinya ke dalam kamar.

BA
Minggu, 23 Desember 2019
23.49

Nanny Dan Duda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang