Bab 7 Masa Lalu

49.7K 2K 6
                                    

"Oleh Karena itu maka saya ingin kamu yang menggantikan kerjaan Sinta sebagai babysitter Reza dan Rio, bagaimana menurutmu"

Dilla tidak ingin menjawab, dia masih ingin mendengar apa yang nyonya katakan, bagi Dilla tidak masalah dia di kasih kerja apa, asal dia masih tetap di pekerjakan dan di gaji, apalagi Dilla yang pada dasarnya suka sekali sama anak kecil.

"Kamu tenang aja, bagian bersih-bersih saya akan mencarikan orang yang baru, dari tempat penyewaan pembantu profesional kemarin, sekalian saya juga ingin mencarikan perawat baru bagi anak saya Ryan"

Ryan adalah anak semata wayang Rita dan suaminya. Ryan berusia 32 Tahun.

Rita berhenti bicara sebentar, ia menenguk teh yang telah tersedia di meja depannya. Sedangkan Dilla masih menyimak pembicaraan majikannya.

"Dilla saya boleh cerita sesuatu sama kamu"

Dilla yang ngak tau harus menjawab apa hanya menganggungkan kepala.

"Apa kamu pernah melihat anak saya Ryan?" tanya Rita lagi.

"Tidak nyonya" jawab Dilla sopan.

Dilla yang memang sudah sebulan lebih bekerja di sini memang belum pernah sekalipun dia melihat anak majikan ini. Kalau sama suami nyonya Rita pernah beberapa kali bertemu, suami nyonya Rita orangnya super sibuk, jarang sekali di rumah, kalau tiba di rumah pun hanya sebentar saja. Sifatnya pun menurut Dilla sangat mirip dengan tuan muda Reza.

'Apa tuan pergi keluar kota ya, tapi kok lama kali nggak balik-balik, nggak pernah pulang, kasian tuan muda ditinggal lama' batin Dilla.

Rita melihat sekilas kearah Dilla, kemudian melihat ke arah luar rumah dari kaca jendela dan melanjutkan pembicaraannya yang sempat terhenti.

"Sebenarnya anak saya ada di rumah ini, mungkin kamu tidak pernah melihat Ryan anak saya, dia sudah dua tahun di dalam kamar terus, sangat jarang untuk keluar dari kamarnya, karena semenjak kecelakaan itu dia menjadi lumpuh dan tidak bisa berjalan sampai sekarang"

Dengan raut sedih Rita tetap menceritakan keadaan anaknya.

"Kamu tau, lebih dari 2 tahun lalu anak saya Ryan dan menantu saya Riana mengalami kecelakaan?" tanya Rita.

"Iya nyonya"

"Kamu pasti belum dengar cerita lengkapnya kan?" Rita menunggu respon dari Dilla.

Dilla hanya menggelengkan kepala, karena dia hanya mendengar cerita sekilas dari bi Imah, itupun karena bi Imah yang cerita tanpa sadar.

"Pasti kamu tau dari bi Imah ya" kekeh Rita.

Dilla mengangukkan kepalanya membenarkan perkataan majikannya.

"Sudahlah, mari kita lanjutkan ceritanya"

Walaupun Dilla bingung kenapa nyonya Rita menceritakan kepadanya, dia segan untuk bertanya, dia memutuskan untuk mendengarkan saja tanpa ada maksud untuk mengetahui kenapa majikannya menceritakan masalah pribadi ini sama Dilla.

"Saat itu umur Reza baru sekitar empat tahun, dia tidak ikut ibu dan ayahnya karena pada saat itu kebetulan saya dan suami saya mengajak Reza pergi keluar kota. Ryan dan Riana pergi ke pesta pembukaan salah satu kantor cabang yang baru, saat itu pun Riana sedang hamil 8 bulan, pada perjalanan pulang cuaca sedang tidak bagus, saat itu sedang ada badai petir dan angin yang kencang, sehingga mobil yang mereka naiki hilang kendali dan terjadilah kecelakaan itu"

Rita berhenti sejenak, baru kemudian melanjutkan ceritanya.

"Pada saat kecelakaan saya beserta suami saya dan Reza baru sampai di rumah. Kami mendapat telepon dari pihak polisi dan rumah sakit. Reza saya titipkan sama bi Imah dulu karena sudah tertidur dan tidak mungkin saya mengajak Reza melihat orang tua nya mengalami kecelakaan. Setelah saya dan suami saya sampai di rumah sakit, Riana sudah tidak bisa di selamatkan lagi sedangkan anak saya koma, untungnya Rio masih bisa di selamatkan dengan cara cesar. Karena Rio lahir secara prematur dia sempat di rawat di rumah sakit selama sebulan, setelah dokter mengecek keadaan Rio yang mulai membaik Rio, baru Rio dibolehkan untuk di bawa pulang kerumah. Keadaan Ryan anak saya koma 2 bulan. Saat Ryan koma yang menjaga Rio adalah saya, suami, Reza dan pelayan yang lain. Kalau keluarga Riana dia hanya memiliki seorang adik yang kuliah di luar negeri, kami memberitahukannya, tapi karena mendadak pemberitahuannya dia tidak sempat pulang saat itu, dua minggu kemudian Lisa adik Riana tiba di rumah dan sebulan kemudian dia harus balik lagi ke luar negeri karena harus lanjut kuliah"

Rita berhenti bicara lagi, Rita menghela nafas yang tertahan di dalam rongga hati dan melanjutkan ceritanya kembali.

"Setelah Ryan sadar dia begitu histeris dan menyalahkan dirinya sendiri, bahkan dia nggak sempat melihat istrinya di kebumikan untuk terakhir kalinya. Dokter juga mengatakan akibat kecelakaan anak saya menjadi lumpuh untuk sementara, sebenarnya Ryan masih bisa berjalan normal lagi, tapi dia nggak mau ikut terapi, dia masih menyalahkan dirinya sendiri atas kehilangan istri yang sangat ia cintai. Berbagai cara saya dan suami saya lakukan tetapi Ryan tetap tidak mau terapi sampai sekarang. Ryan hanya duduk diatas kursi roda di kamarnya dan sekali-kali hanya keluar di daerah balkon kamarnya, bahkan Ryan tidak mau menemui Rio karena masih merasa bersalah"

Rita menyelesaikan cerita nya dengan raut wajah yang terluka. Sedangkan Dilla tidak tau harus menanggapi seperti apa. Dilla bahkan tidak menduga kalau majikannya akan menceritakan kehidupan pribadi secara detail pada Dilla.

"Kamu tidak usah memberikan respon apapun, saya hanya perlu teman cerita saja" ucap Rita lagi saat melihat raut wajah kebingungan Dilla. Rita meletakkan kembali gelas teh yang dia minum.

"Tapi kenapa nyonya bercerita kepada saya, padahal saya orang baru di sini nyonya" Dilla benar benar bingung.

"Saya bercerita sama kamu, karena saya percaya sama kamu, saya percaya kamu anak yang baik" Rita berkata sambil tersenyum

"Terima kasih nyonya" Dilla juga ikut tersenyum karena majikannya mempercayainya.

"Jadi inti dari saya bercerita ini adalah saya ingin kamu membantu saya"

"Saya nyonya? tapi apa yang dapat saya bantu nyonya, saya hanyalah gadis yang datang dari kampung"

Rita ketawa kecil mendengar jawaban Dilla yang ragu ragu.

"Kamu memang seorang gadis yang datang dari kampung, tapi kamu memiliki sesuatu yang tidak di miliki sama gadis di kota, kami memiliki perasaan yang tulus, saya melihat sendiri tadi siang saat kamu menimang dan memberi makan Rio, bahkan dari yang saya lihat kamu seperti menganggap Rio anak sendiri" canda Rita.

"Karena pada dasarnya saya memang menyukai anak kecil nyonya dan saya juga mamiliki adik di kampung, mungkin sudah kebiasaan saya nyonya"

Rita yang mendengar pengakuan Dilla tersenyum lembut, sekarang dia makin yakin Dilla dapat membantu Rita agar keluarganya menjadi hangat kembali seperti dulu saat Riana masih ada.

BA
Sabtu, 21 Desember 2019
18.33

Nanny Dan Duda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang