Itu Risa!!Katanya Salken yaa..Jgn lupa dukungan nya untuk cerita ini katanya:D
Happy reading<3
--
Sekitar 2 jam yang lalu Darka baru saja selesai melakukan tahapan kemo selanjutnya,tapi tubuhnya mengigil dengan hebat di ikuti pening di kepalanya.
"Sumpah muka kamu pucat banget,Ka."ucap Suster Nadya yang baru saja tiba dan kaget saat wajah Darka terkena sebagian sinar matahari yang sinarnya menembus jendela.
Suster Nadya memegang kening Darka"Kamu demam!"ucap nya panik yang langsung memanggil dokter.
Tubuh Darka mengigil hebat di ikuti keringat,Suster Nadya yang melihatnya menitikkan air mata.
Tubuh Darka juga memberontak saat dokter ingin memeriksa nya
"Darka!tenang..pleasee.."bisik suster Nadya dengan isakkannya."Sakit..bunda."
"Ini sakitt.."
Erang Darka sambil mencoba menahan kesakitannya.
"Efek kemo nya terlalu cepat,jadi saya akan memberikan obat pereda rasa sakit."ucap dokter yang mengintruksi suster Nadya untuk mempersiapkan nya.
Tubuh Darka seketika perlahan melemas di ikuti mata yang mulai menutup saat dokter menusukkan jarum suntik yang berisi obat pereda rasa sakit"biarkan obat itu bekerja,kasian Darka.Seharusnya remaja sepertinya di temani dengan sosok sosok kuat yang akan menahan nya dari rasa sakit tapi sepertinya tak ada sosok sosok kuat yang akan menemani Darka."ucap dokter jacob yang dari awal melihat Darka berjuang sendiri tanpa ada yang menemani nya seorang pun.
"Darka pernah bilang sama saya,kalau anda dan para suster adalah orang orang yang kuat yang akan menjadi saksi kehidupannya."ucap suster Nadya sambil memandang Darka sendu.
Suster Nadya berlutut di hadapan dokter jacob"Dok,saya boleh minta sesuatu?"tanya nya yang di anggukki dokter jacob.
"Tolong selamatkan Darka,lepaskan Darka dari sel ganas itu.Darka udah banyak kenal luka,dia udah banyak berkorban,jadi bolehkah dia bahagia dengan umur panjangnya yang tanpa rasa sakit sedikit pun?"ucap Suster Nadya sambil menitikkan air matanya,ya suster Nadya tau semua tentang pedihnya hidup Darka.
"Nadya,kamu tau kan?kemo hanya untuk memperlambat kematian nya dan dengan kemo belom tentu sel itu akan hilang.."ada jeda dalam ucapan dokter jacob.
"Kemo ini gak berhasil Nad.Kita terlambat mencegahnya,sel itu sudah tidak bisa di jinakkan.Kita tinggal menunggu tuhan atas semua kuasa nya."ucapan dokter Jacob yang meruntuhkan pertahanan Nadya.
"Dan prediksi itu datang pada saya.."ucap dokter jacob yang menunduk membiarkan air mata nya jatuh.
Nadya berdiri"Prediksi tentang?ini baik kan dok?baik kan untuk Darka?"ucap Nadya masih dengan linangan air matanya.
"Dok,jawab!"
"Ini prediksi baik kan buat Darka?"
"Kan?! kan?!!"
Nadya terus mendesak dokter jacob yang masih larut dalam kesedihannya.
Dokter jacob berucap,tubuh Nadya melemas di ikuti dengan derasnya air mata yang mengalir.
Tangan Nadya yang bergetar memegang tangan Darka yang terbalut selang infus,bahkan kemo baru memasuki beberapa tahapan tapi haruskah ini terjadi pada Darka?batin Nadya sambil menatap mata Darka yang masih menutup.
--
Kemilau jingga memenuhi awan sore hari ini,Darka memandang langit sore lewat jendela kamarnya dengan tiang infus yang selalu berada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang dia, Darka✔||selesai
Teen Fiction"Kehidupan memang indah, tapi siapa sangka kematian jauh lebih indah. Buktinya yang pernah mati mereka betah dan enggan untuk kembali." "Kembali bertemu dapat membuat seseorang mencintai perpisahan." -- #TakPandaiMembuatDeskripsiCerita. #HappyRead...