Part24-Tentang dia,Darka.

1.3K 127 13
                                    

Jangan lupa dukungan nyaa!

Maaf klo banyak kesalahan dlm part ini:)

^Happy Reading^

--

"Saya mau nya Bara!Bara kemana?!"

"Saya mau di anter sama Bara!Pokoknya Bara!"

"Bara tinggalin tante sendirian di sini?!"

Naya terus meraung raung memanggil nama Bara,Sudah hampir seminggu ini Bara alias Darka tak mengunjungi nya dan hari ini dirinya sudah di izinkan untuk pulang karena kondisi nya yang sudah membaik,tapi dirinya hanya mau pulang jika Bara yang mengantarnya.

Irham menatap sedih sang Bunda yang mulai di beri obat penenang oleh dokter,dirinya sangat marah dengan Darka yang dengan berani nya membuat Bunda nya seperti itu.Kemana sosoknya?

"Biarkan ibu mu tinggal satu atau dua hari di sini,sampai dirinya benar benar tenang."ucap sang dokter sebelum meninggalkan ruangan.

Irham mendorong kursi roda Arham mendekat kasur tempat Naya terbaring.

Arham meraba,mencari tangan hangat Naya.Dirinya meremat tangan Naya yang terbalut selang infus"Ini Arham Bun.Bunda harus ingat,Arham sayang sama bunda."ucap Arham yang mulai terdengar isakkan kecilnya.

"Gue ke toilet dulu,lo jangan kemana mana."ucap Irham yang memilih pergi,tak kuasa melihat kedua nya.

--

"Darka lo di mana?!"

"Gue benar benar benci lo!"

"Ini cara lo buat bales dendam ke kita?!jangan libatin mereka,Ka.Kalau lo marah dan benci,cukup libatin gue."

"Lo benar benar buat gue merasa makin benci sama lo,gue gak akan pernah maafin lo!"

Irham terus melampiaskan segala amarahnya dengan meninju batang pohon menggunakan tangan nya,dirinya sangat marah dengan Darka yang tiba tiba menghilang seperti seolah olah mempermainkan semua nya.

Dirinya berjanji akan membalas semua luka yang telah Darka torehkan pada dirinya,bunda dan juga Arham.

Dirinya kini sangat sangat membenci Darka,Darka yang benar benar licik di mata nya.

"Ternyata kehadiran lo itu selalu bawa kegelapan,kenapa lo gak pergi yang jauh dan jangan kembali lagi,Ka?!"ucap Irham.

Tanpa Irham sadari ada sosok yang duduk di atas kursi roda yang menatapnya dengan linangan air mata yang mulai mengalir lewat pelupuk mata nya.

"Kita kembali ke kamar ya?"ucap sang suster yang juga ikut menitikkan air mata.

Tanpa menunggu jawaban sosok tersebut sang suster langsung mendorongnya menuju kamar yang menjadi tempatnya selama seminggu ini.

--

Malam yang bungkam,seolah menenggelam kan luka yang terbukam.Darka memandang langit malam lewat jendela kamar rawatnya.

Ini salahnya,salah dirinya yang terlalu lemah dan akhirnya berakhir dengan perawatan yang sangat intensif.

Akan berapa banyak luka nya nanti?akan kah dirinya mampu?atau justru kembali menjadi sosok lemah?.

"Darka?"panggilan seseorang mengalihkan lamunan nya,suster Nadya tersenyum cerah ke arah Darka.

"Dokter izinin kamu!!"pekik Nadya girang.

Darka hanya tersenyum tipis,suster Nadya adalah suster pertama yang dirinya kenal sangat dekat dari sekian banyaknya suster.

"Sekarang kamu istirahat,gausah pikirin yang tadi."

Tentang dia, Darka✔||selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang