25

151 5 3
                                    

Yn pov

Hari ini Chanyeol berangkat ke Belanda, jadi aku harus bangun lebih pagi sarinya untuk mempersiapkan barang2 yg akan dibawanya nanti.

"Oppa, bangun nanti kau ketinggalan pesawat loh" ujarku sambil menggoyangkan badan besar chanyeol

"Hmm jam berapa?" Ucapnya

"Setengah 7" jawabku

"Ah masih pagi" ujarnya sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.
Segera kutarik selimutnya dn menatapnya tajam.

"Apa kau gila? Pesawatnya datang jam 10" omelku

"I know" jawab chanyeol lalu jalan menuju kamar mandi.
Dia tau apa yg aku maksut dn sebelum aku marah, dia segera melakukan apa yg kusuruh.

Skip....

Sekrang dia sudah siap untuk berangkat. Aku mengantarnya kebandara, disana dia sudah ditunggu oleh bawahannya.

Setelah pesawatnya datang, dia pun segera masuk kedalam awak pesawat. Sebelum berangkat dia mengingatkanku sekali lagi jika aku tidak boleh menyetir mobil sendiri, sehingga aku harus meminta bantuan dari lee ahjusi dn aku pun mengiyakan hal tersebut.

Setelah mengantar chanyeol aku pun pulang. Aku sedang melihat jaehwa dn eunji bermain dgn anak tetanggaku, disana juga ada tetanggaku. Aku memang menyuruhnya untuk menjaga jaehwa dn eunji sebentar.

"Gomawo chungha, mianhae aku merepotkanmu" ujarku kepada chungha, tetanggaku tadi

"Ani, anakku juga suka bermain disini" ujarnya

"Nee, ini aku belikan sesuatu untukmu" ujarku sambil menyodorkan sebungkus makanan kepada anak chungha

"Gomawo ahjuma" ujarnya

"Nee"

"Aku pulang dulu ya yn, sampai jumpa lagi" ujar chungha

"Nee"

Aku pun menonton tv yg ada diruang tamu, karena aku merasa bosan. Sedangkan anakku bermain sendiri. Entah kenapa rasanya hari ini aku sangat lelah sehingga aku memutuskan untuk menonton tv.

Setelah beberapa jam aku menonton film kesukaanku akhirnya aku pun mengganti channe tv dn memilih untuk menonton berita.
Mataku terbelalak ketika aku menonton brita yg berisi 'pesawat *** yg berjurusan belanda mengalami ledakan diketinggian 38000 ft' aku baru sadar kalau pesawat yg diberitakan tadi adalah pesawat yg ditumpangi chanyeol.
Seketika aku tak bisa menahan air mataku dn aku berusaha menghubungi orang terdekat chanyeol dn benar pesawat yg ditumpangi chanyeol mengalami kecelakaan. Aku segera menghungi eomma dn eomma pun akan datang ketempat terakhir pesawat itu. Aku segera meminta lee ahjusi mengantarkan ku ketempat itu karna menurut perhitungan waktu, jaraknya belum jauh dari bandara, aku mengajak jaehwa dn eunji.

Sesampainya disana, aku melihat banyak petugas yg sedang mengatopsi jenaza disana. Aku meminta lee ahjusi menjaga jehwa dn eunji sedangkan aku masuk kedalam area potongan pesawat tersebut.

"Eomma mau kemana?" Tanya jaehwa

"Eomma kesana sebentar, kamu disini dulu ya sama eunji dn lee ahjusi" ujarku

"Memangnya disana ada apa eomma?" Tanya eunji

"Ada donor darah, kalian takut disuntikkan? Jadi jangan ikut ya" ujarku sambil menahan air mata.

"Nee eomma" setelah mendapat jawaban dari anakku, aku segera berlari menuju tkp.
Aku coba mencari dimana keberadaan chanyeol, dn sesekali aku bertanya dn membuka terpal jenaza yg sudah tertutup.

'Chan kamu dimana?' Batinku

Aku melihat ada petugas yg menggotong sebuah terpal yg didalammya terdapat jenaza.
Aku memaksa untuk membukanya dn akhirnya dibuka ternyata bukan chanyeol. Aku segera mencari lagi disekitar awak pesawat, akhirnya aku menemukan seseorang dalam posisi terlungkup. Aku pun membalik badannya dn melihat wajahnya, dia adalah suamiku park chanyeol. Mataku terbelalak melihat itu
Aku segera berlari memanggil petugas untuk mengecek chanyeol, dn petugas tersebut langsung memasukkan chanyeol kedalam karung terpal.

"Kenapa suamiku dimasukkan disitu?" Tanyaku sambil menangis

"Maaf nyonya, suami anda sudah tiada, anda harus mengiklaskannya"
Seketika air mataku menetes.

"Chan~~ yeol~~" gumanku dalam tangis

'Tuhan, kenapa kau harus mengambil suamiku secepat ini, apa kau tak kasihan dgn ku dn ank2 aku? Dia butuh seorang ayah yg selalu ada disisinya' batinku dn aku terus menangis.

Jasad chanyeol sudah dimasukkan kedalam ambulan, aku pun kembali ketempat parkirnya mobilku.
Aku lihat disana sudah ada eomma dn daejung.
Eomma melihatku dgn tatapan kasihan.

"Yn, bagaimana chanyeol? Apa dia sudha ketemu? Apa dia baik baik saja?" Tanya eomma

"Hiks hiks eomma mianhae, ini salahku, seharusnya aku tak mengizinkan chanyeol berangkat" ujarku

"Memangnya chanyeol kenapa?" Tanya eomma semakin panik

"Chanyeol sudah dimasukkan kedalam ambulan, dn kata petugasnya dia sudah tiada" ujarku tangisku semakin pecah

Eomma yg mendengarnya pun ikut terkejud dn tangisnya semakin pecah.

Aku memeluk eomma yg masih menangis
"Eomma mianhae, aku bukanlah istri yg baik" bisik ku pada eomma

"Ani yn, ini bukan salahmu, ini adalah takdir, kamu harus menerimanya dgn sabar" ujar eomma

"Nee eomma"

Semenjak saat itu, aku merasa hidupku sudah tidak berarti tapi aku masih memiliki anak yg harus aku rawat dn jaga, selain itu chanyeol menyerahkan perusahaannya kepada ku sehingga aku harus meneruskan peran chanyeol dlm perusahaan tersebut.






Peran chanyeol sudah cukup sampai disini😭😭

Maafin author ya, akhirnya harus sad.

 Park Chanyeol~Saranghae~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang