Semua kembali seperti semula meski masih menyimpan luka dan kesedihan di hati Salsha dan juga Katya. Luka tetang kepergian Aldi, dan luka untuk pilihan Iqbaal untuk tidak hidup abadi.
Salsha sudah baik-baik saja ia juga sudah masuk sekolah seperti biasa. Dan Katya memutuskan untuk menutup mata batinya karena Aldi masih saja di dekatnya. Ia tak mau mencintai Aldi dalam keadaan beda dunia seperti ini.
"Sha, menurut lo Iqbaal mati enggak? Apakah dia akan abadi? Seharusnya dia tidak mati meski terjun ke bawah."
"Gue enggak yakin dia mati, gue rasa dia masih hidup hanya saja tidak mau menyakiti siapa pun."
"Seperti menebus dosa?"
"Mungkin."
Katya dan Salsha masuk ke dalam kelas mereka semua nampak aman dan terkendali. Sementara Iqbaal masih mengasingkan diri di dalam hutan.
Tak ingin bertemu dengan manusia, karena setiap bulan purnama keabadian itu meminta tumbal manusia. Meminta rasa sakit dan jeritan kesakitan dan juga aira mata.
"Sekolah mau adain camping? Kalian mau ikut?"
Seolah Salsha dan Katya masih ragu setelah 3 bulan kejadian itu berlalu. Namun mereka masih tak bisa lupa, dan masih belum bisa datang ke hutan.
"Raga gue hidup tapi jiwa gue mati."
-IqbaalDan ternyata keabadian itu nyata sekali, Iqbaal masih saja hidup meski ia sama sekali tidak makan. Rambut Iqbaal kini semakin gondrong, karena memang tidak ada tukang cukur di dalam hutan.
Lagu setiap malam jum,at ahli kubur muleh nang omah. Ternyata memang nyata, setiap malam jum,at Aldi datang kepada Katya meski ia telah menutup mata batinya itu. Mereka masih sering gobrol dan berbagi cerita. Yang mati tidak mungkin bisa hidup lagi, tapi yang hidup tentu bisa mati.
Aldi ingin membawa Katya ke dunianya, dengan cara Katya harus mati juga. Tentunya dengan mati dibunuh, agar Katya juga punya urusan dunia yang belum terselesaikan.
Salsha masih ingat dengan senyumam Iqbaal, laki-laki yang sebenarnya baik. Hanya saja karena keabadian dan keabadian itu butuh tumbal Iqbaal bisa berubah menjadi moster yang menyeramkan.
"Jika lo kangen sama gue datanglah ke hutan, gue masih setia disana. Dan jangan datang saat bulan purnama."
Sebuah suara aneh namun mirip dengan suara Iqbaal terdengar jelas di telinga Salsha.
"Iqbaal.." spontan Salsha mengucapkannya.
"Elo kenapa Sha? Iqbaal? Psychopat itu? Bima udah cerita semuanya."
"Enggak dia bukan Psychopath, Bima tidak tahu yang sebenarnya."
"Lo jangan tanya aneh-aneh sama Salsha ya." Bentak Katya.
Salsha masih memikirka suara itu, suara yang mirip dengan suara Iqbaal.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath(Selesai) Psychopath 2 (On Going)
FanficSengaja enggak bikin deskripsi yang tertarik baca aja. kalau bisa bacanya pas malem hari, tengah malam.