2

4 2 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Hari libur terakhirku sebelum kembali pada aktivitas sehari-hari sebagai seorang trainee. Menjadi trainee itu cukup melelahkan. Karena seharian penuh kita akan belajar, berlatih dan berlatih dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam. Aku sendiri sebenarnya sangat lelah dengan aktivitas yang melelahkan dan berulang ini setiap harinya. Tapi, demi mimpiku, aku rela melakukan semuanya. Aku ingin sekali menunjukkan kepada dunia bahwa aku bisa. Bahwa aku layak untuk debut dan sukses sama seperti para senior yang lebih dulu debut.

Dan juga aku ingin membuktikan pada Ibuku, keluargaku dan kepada mereka semua yang tidak menyukaiku. Dan juga kepada orang yang telah menyia-nyiakan aku. Aku berjanji akan membuat mereka menyesal karena telah menyia-nyiakan diriku dulu. Lihat saja nanti.

"Jihye, kau sudah selesai mencuci bajunya?" Tanya Jiwoo.

"Belum, Eonni. Noda ini susah banget dihilangkannya. Aku harus bagaimana ini? Aku takut jika nanti Suga Oppa akan marah padaku lagi. Serem banget huhuhu."

"Udah sini bawa aja ke laundry. Ntar juga bakal ilang dan kinclong kalau dibawa kesana."

"Iya juga sih ya. Tapi, dimana? Apa kita diizinkan untuk pergi keluar?"

"Boleh kok selama kita berpamitan dan tidak ada rangkaian kegiatan untuk hari ini. Kan kita juga lagi libur. Gak ada kegiatan apa-apa disini. Aku yang akan meminta izin agar kita bisa keluar."

"Terimakasih, Eonni."

"Tidak apa-apa. Bungkusin aja bajunya. Taruh nih di tas kresek." Jiwoo menyerahkan sebuah kresek berwarna hitam padaku.

"Oke."

* * *

Lee Seonsaengnim akhirnya mengizinkanku dan Jiwoo untuk pergi keluar agensi. Jiwoo kemudian menyiapkan mobil dan pergi dari situ. Aku segera naik dan membuka jendela disamping. Mobil mulai berjalan. Aku kembali melihat sosok Mark Lee yang tengah berjalan sendirian di halaman depan agensi. Ia mengenakan sebuah setelan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja putih dan dasi kupu-kupu kecil berwarna hitam. Saat itu ia tengah mengancingkan kancing lengan kemejanya. Sungguh menawan sekali. Melihat Mark seperti itu saja sudah mampu membuatku meleleh. Bagaimana kalau ia melakukan hal yang lebih?

"Uhhh Mark Lee ku sayang muaaah!"

"Ekhem." Jiwoo berdehem seraya tersenyum geli melihat tingkahku.

"Aku meleleh suer lihat Mark tadi. Apalagi kalau dia bersikap manis gitu. Ntar jadinya aku makin cinta deh."

"Idiee lagii halu dianya pemirsa."

"Doain kek semoga aku sama Mark bisa jadian. Ntar aku doain balik semoga kamu sama biasmu juga bisa jadian."

"Hahaha gimana mau doainnya orang kamu aja suka sama si ini si itu uhh banyak bener."

"Salah siapa punya muka kok cakep-cakep wlee."

"Dasar calon selingkuh sejati."

"Aku setia ya! Aku gak suka selingkuh kok. Kalau cuma sekedar suka sih mungkin iya. Tapi, jika aku sudah resmi jadi pacarnya Mark, aku gak akan mencoba untuk selingkuh dengan yang lain. Dengan Taeyong Oppa misalnya. Atau dengan Yuta Onii san."

"Tapi, selain Mark Lee, aku juga suka sama mereka! Aku harus gimana nih?"

"Hahahaha Jihye, Jihye. Kau membuatku ingin tertawa saja."

"Jiwoo, kau tahu tidak tempat dimana ada dijual Corndog disini? Aku pengen banget nih gara-gara liat Jang Hansol makan."

"Jang Hansol? Siapa dia? Apakah dia seorang artis kpop juga?" Tanya Jiwoo penasaran.

K-Pop No Sekai Ni Yoroshiku : LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang