1

11 2 4
                                    

Aku berjalan-jalan mengelilingi gedung SM Entertainment yang besar nan mewah itu. Hari ini aku libur dari kegiatan sehari-hariku sebagai seorang trainee disana. Setelah 5 hari menjalankan aktivitas terus-terusan kini tiba saatnya aku bisa beristirahat dan refreshing agar aku tidak terlalu stress. Aku disini berjalan-jalan bersama seorang teman yang aku kenal semenjak mengikuti audisi seminggu yang lalu. Namanya adalah Jiwoo, dia 4 tahun lebih tua dariku.

Saat aku dan Jiwoo tengah asyik berjalan-jalan, mataku kemudian menyorot sekelompok laki-laki tampan yang tidak asing bagiku. Mereka semua adalah member NCT 127 yang tengah berkumpul dan makan bersama-sama. Ku lihat dari kejauhan senyuman Taeyong yang sangat memikat. Deg deg ser aku jadinya.

"Jihye, kamu kenapa ih senyum-senyum kaya orang gila aja!"

Aku masih terus menatap sosok Lee Taeyong itu sembari terus tersenyum-senyum sendiri dan membayangkan akan ada kejadian romantis yang akan terjadi antara aku dan leader dari NCT itu. Aku refleks melayangkan sebuah ciuman jauh yang ku harap tidak akan terlihat oleh mereka.

"Jihye!"

"Ah, maaf, Eonni hehehehe. Habis Taeyong ganteng banget. Aku suka banget sama dia. Ingin rasanya aku bertemu dengannya dan mengobrol lalu menjadi dekat dengannya." Jawabku dengan nada yang sangat bahagia.

"Ah kau ini ya. Semua aja kamu ambil. Kemarin kamu bilang suka dengan Haechan dan sekarang kamu melirik Taeyong. Lalu kemudian siapa lagi? Yuta? Mark Lee?"

"Boleh juga. Aku juga suka banget sama orang Jepang. Nakamoto san, aku sangat ingin memelukmu dan berhanami bersamamu di Jepang uwaaaaaa. Dan Mark Lee, kau terlihat begitu mempesona. Aku suka dengan gayamu, penampilanmu, paras wajahmu, semua tentang dirimu. Jangan membuatku gila, please."

"Kau benar-benar gila ya rupanya dengan mereka."

"Iya, memang. Karena pesona mereka sungguh luar biasa. Dulu aku tidak tertarik pada Johnny tapi sekarang sedikit-sedikit aku telah menyimpan rasa suka kepada Johnny juga. Doyoung juga. Ah aku mau sama semuanya! Aku gak bisa milih. Aku harus gimana dong huhuhu."

"Jihye awas!"

Bruk! Aku secara tidak sengaja telah menabrak seseorang dan menjatuhkan es krim ku di bajunya. Baju itu sekarang belepotan es krim dimana-mana. Sosok tinggi nan putih itu kemudian menyeretku agar segera berdiri.

"Ati-ati lo kalo jalan!" ucap laki-laki itu dengan nada sedikit kasar.

Aku lalu menunduk karena takut. Aku sedikit mendongak karena aku ingin tahu gerangan siapa yang tengah memarahiku ini. Oh my God! Aku melihat sosok rapper yang pernah kupuja itu persis di depanku! Bagaimana bisa dia ada disini? Kan dia berasal dari agensi lain?!

"Ma..ma...maa..maafkan aku, Oppa." Ucapku terus menunduk kembali, merasa bersalah.

"Maaf, maaf! Baju gua jadi kotor gara-gara lo! Pokoknya lo harus cuci baju gua ini sampai bersih, jangan sampai ada satupun noda yang tertinggal! Mengerti!" bentak sosok itu.

"I...i...iya, Oppa. Aku..aku...akan bertanggung jawab."

"Bagus!"

Sosok yang bernama asli Min Yoon Gi itu kemudian melepaskan pakaiannya dan melemparkannya padaku dengan sedikit kasar. Ia kemudian meminjam jaket dari temannya yang berada di sampingnya saat itu.

"Sudahlah, Yoongi. Tidak baik jika kau harus bersikap kasar seperti itu." Ucap Hoseok.

"Cewek seperti dia harus diberi pelajaran!" jawab Suga.

"Ada apa ini? Aku lihat seperti ada keributan disini."

"Ah! Ada Lee Taeyong!" ucapku dalam hati dan masih terus menunduk.

"Ada apa ini?" Tanya Taeyong.

"Trainee ini telah mengotori bajuku dengan es krimnya. Dan aku ingin dia bertanggungjawab dengan mencucinya hingga benar-benar bersih tanpa ada satupun noda yang tertinggal!" jawab Suga masih emosi.

"Tapi, kau tidak perlu sekasar itu juga kali apalagi dia itu perempuan. Dan dia masih baru disini. Dia masih 5 hari menjadi trainee disini. Jangan memberikan contoh buruk seperti ini. Lagian kau juga berasal dari agensi lain. Apa kau tidak malu jika kau bersikap seperti itu? Ingat, kau sedang berada di agensi SM, bukan di agensimu sendiri, Big Hit. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Bang PD-nim mengetahui hal ini."

"Hey, kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Taeyong mendekat padaku seraya mengelus rambutku pelan.

"Aduh, apa-apaan sih ini Oppa! Aku makin deg-deg an tau! Orang yang sangat aku kagumi sedang mengelus rambutku. Ini mimpi apa beneran sih? Serasa kaya di surga tahu gak? Yaampun, aku seneng banget sumpah!" batinku sangat bergembira.

"Iya, aku tidak apa-apa, Oppa. Makasih, ya." Aku kemudian tersenyum pada Taeyong.

Taeyong membalas senyumanku. Ah, manis banget. Aku langsung saja menunduk karena aku takut jika nanti ia tahu bahwa aku menyukainya dari sorot mataku. Sebenarnya, aku sudah pengen banget senyum-senyum tersipu dan memeluknya. Tapi, aku terlalu malu untuk melakukannya. Hingga akhirnya aku berusaha untuk mengontrol diriku agar tidak memperlihatkan isi hatiku yang sebenarnya di hadapan Taeyong.

"Sama-sama." Jawab Taeyong kemudian tersenyum lagi padaku.

Aduh, makin cinta aku. Jangan senyum-senyum terus dong, Oppa. Aku makin meleleh nih. Bagaimana kalau nanti aku makin suka padamu sedangkan kau tidak? Ah, ini hanya akan membuatku sakit hati lagi seperti dulu.

"Ekhem ekhem." Jiwoo berdehem.

"Kau sakit? Kau pasti kebanyakan minum es ya!"

"Ekhem ekhem." Jiwoo masih terus berdehem kemudian melirikku dan Taeyong yang tengah berdiri tepat di sampingku.

"Hyung, tolong jangan kau ulangi lagi sikapmu yang kasar itu. Kita sebagai idol harusnya bisa menjaga diri agar tidak bersikap buruk pada siapapun atau image kita dan agensi kita akan tercela. Baiklah, aku pergi dulu. Aku harap kalian akan baik-baik saja sesudah ini."

Taeyong pergi meninggalkan kami yang masih berdiri disini. Aku menengok ke belakang dan melihat sosok Taeyong itu berjalan hingga akhirnya ia menghilang dari pandanganku. Hari ini aku merasa sedikit sial tapi aku juga bahagia karena pada akhirnya aku bisa bertemu dengan Taeyong dan berbicara dengannya meski hanya sebentar. Itu sudah cukup membuatku bahagia. Bahagia sekali. Aku menghapus air mataku sembari tersenyum. Dua rasa aku rasakan dalam sekali waktu.

"Maafkan perlakuan Suga Hyung padamu ya, Jihye. Namamu benar Jihye, kan?" ucap Hoseok.

"Iya, Oppa. Meski aku masih rada kesal sih sama dia." Jawabku.

"Pokoknya besok pagi lo harus anter baju gua ke agensi gua dalam keadaan bersih tanpa noda! Gua gak mau tahu! Ayo, Hoseok kita pergi!" Suga menyeret Hoseok untuk segera pergi dari situ.

"Aku tidak menyangka Suga Oppa bisa bersikap sekasar itu padamu. Ku pikir dia adalah orang yang sangat baik, melihat wajahnya yang sangat imut kaya anak kecil."

"Penampilannya benar-benar telah membuatku tertipu. Aku sangka dia hanya bersikap kasar sebagai candaan saja ternyata tidak. Dia memang benar-benar kasar. Aku tidak percaya seorang idol nomor 1 bisa bersikap seperti itu." Tambah Jiwoo.

"Aku juga tidak menyangka, salah seorang biasku di Hyung Line BTS tega berperilaku kasar padaku."

"Sudah, Jihye. Jangan sedih. Jangan dipikirin. Mending kamu mikirin Mark Lee, Haechan dkk yang bisa bikin kamu seneng."

"Bener juga ya!"

Aku auto tersemangati. Tubuhku yang awalnya lemas sekarang berubah menjadi lebih bersemangat dan ceria. Mataku kembali berbinar-binar, terlebih aku baru saja melihat Mark Lee lewat di hadapanku. Aku kemudian lonjak-lonjak dan memeluk Jiwoo dengan erat.

"Duh, Jihye, gilanya kumat lagi."

"Aku harusnya bahagia hari ini karena aku telah bertemu dengan Taeyong Oppa dan berbicara padanya! Yuhuuu! Aku senang sekali! Aku harap aku akan bertemu dia lagi dan berteman dengannya!" ucapku dengan penuh energi yang membara.

To be continued.

K-Pop No Sekai Ni Yoroshiku : LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang