chapter 10

76 4 0
                                    

            Pagi yang cerah Adel memulai harinya dengan senyuman manis yang dimilikinya. Ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki seperti biasanya.

Adel memasuki gerbang sekolahnya dengan semangat. Suasana lingkungan sekolah nampak masih sepi hanya ada beberapa siswa yang sudah datang sepagi ini. Adel masih tetap berjalan menuju kelasnya. Ketika kaki Adel memasuki kelasnya tanpa sengaja ia menabrak seseorang dan akhirnya ia terjatuh.

"Auw" ringis Adel memegangi pinggul nya yang terasa sakit saat ini. Sedangkan orang yang dia tabrak masih berdiri tegak dengan memasuki tangannya di saku celananya. Setelah Adel melihat orang itu dari bawah ke atas, Adel baru tahu bahwa yang ia tabrak adalah cowok berwajah flat ini.

"Maaf in aku" ucap Adel yang sama sekali tidak dijawab oleh Fano. Iyaps. fano. Dia adalah cowok yang dinamai oleh Adel sebagai cowok flat yang akhir akhir ini selalu membuat jantung Adel deg deg- an setiap melihat tatapan mata dingin Fano. Dan sekarang mata itu sudah setia menatap ke arahnya sehingga Adel sekarang terlihat sangat takut dan gugup.  Lalu Fano meninggalkan Adel sendirian tanpa membantu Adel berdiri.

Fano Pov

Gua melangkahkan kaki gua meninggalkan gadis ini yang sedang terduduk karena akibat terjatuh dari tabrakan tadii. Bukannya gua gak mau nolong tapi kan dia bisa bangun sendiri kenapa harus dibantu kan?

Gua memilih untuk pergi ke rooftop tempat favorit gue selama sekolah di sini.

Gua heran kenapa setiap hari gua harus dapet aja tabrakan sama gadis  itu di sekolah. Bisa dibilang tiada hari tanpa tabrakan sama gadis itu. Dan gue gak ngerti kenapa gadis itu selalu kelihatan ketakutan ketika gua menatapnya (dia takut karena tatapan dingin kamu Fano Bhagasta makanya jangan natap seperti mau makan orang aja).

Adel Pov

Aku sangat kesal dengan Fano kenapa dia gak mau nolongin akuu. Aku jatuh kan gara gara dia juga kenapa dia harus diem di depan pintu. Dasar cowok flat!!!

Aku bangun sendiri lalu aku memasuki kelas yang hanya ada tas Fano, tumben banget dia dateng sepagi ini. Bodo amat ya kan suka suka dia mau dateng pagi kek siang kek bukan urusan akuu.

Lagi dan lagi dia menatap seperti itu pada diriku aku takut melihat tatapan itu Tuhan.

Setelah aku menaruh tas ku di meja ku. Lalu ku pergi ke perpustakaan untuk membaca buku biologi. Bisa dibilang ini adalah pelajaran terfavorit ku, sesuai cita cita ku ingin menjadi dokter. Di perpustakaan aku mencari buku biologi di rak buku paling barat. Di rak itu sangat banyak ada buku biologi dari kelas sepuluh sebelas dan kelas dua belas. Selain kumpulan buku biologi tingkatan, di rak buku ini terdapat juga buku olimpiade  biologi. Rak ini memang khusus untuk biologi. Aku mengambil buku biologi khusus untuk olimpiade

Ketika aku sedang membaca buku, aku merasa ada seseorang yang duduk di sampingku. Aku sih biasa aja aku tidak menghiraukannya aku lebih milih untuk lanjut fokus membaca buku. Aku pikir wajar aja orang duduk kan banyak yang baca buku juga bukan aku aja, tapi lama kelamaan aku sangat risih karena aku merasa dia menatapku, lalu aku meliriknya dengan menggunakan ekor mataku dan benar Dia sedang menatapku tapii... orangnya seperti tidak asing lagi. Aku langsung menolehnya damn!!!!!!

Yanto!!! Iya Yanto tapi kenapa dia menatapku?

"Yanto kamu ngapain disini?" Tanya ku ke Yanto tapi yanto tidak menjawabnya dia masih menatapku sambil tersenyum tipis.

Adel StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang