chapter 16

60 4 0
                                    

♥Happy reading♥

Adel pov

Aku, fano, ellen, om jeno dan bunda hana sudah berada di makam tempat ayah dan bunda aku di kuburin. Sampai disana dada ku serasa sesak disana aku ingin menangis kencang,  sekencang kencangnya. Lagi dan lagi aku mengingat kejadian Yang membuat bunda dan ayah ku seperti ini. Aku mengingat masa masa aku dengan bunda dan ayah dulu. Aku tidak ingin menangis sekarang tapi tetap saja air mata ku lolos membasahi pipiku.  Aku mencabut rumput rumput liar Yang tumbuh disana begitupjn dengan bunda hana dan om jeno mereka ikut mencabutnya. Setelah itu aku menaburkan bunga ke kuburan ayah dan bunda. Sebelum aku kesini aku sempat beli coklat matcha kesukaan bunda dan aku juga bawa makanan dan minuman buat ayah dan bunda. Setelah itu aku mengelus batu nisan ayah dan bunda.

"Bunda, ayah. Lya om jeno sama bunda hana kesini buat ketemu sama ayah dan bunda Lya kangen banget sama kalian. Lya udah belajar hidup mandiri kok yah dan. Dan bunda Lya udah belajar dengan baik kok Lya janji bakal tepatin janji Lya ke bunda sama ayah. Lya akan menjadi seorang dokter seperti bunda. Mohon doa ya bun nanti Lya jadi anak sukses" cicit ku.

"Ahmkar aku akan jaga anak kamu, aku janji Kar,  tenang disana,  makasih bantuan kamu ke perusahaan aku,  aku akan membalasnya dengan menjaga putrimu" ucap om jeno

"Vara, kamu tenang disana ya kita akan bersahabat selamanya, anak kamu aku jagain aku udah anggap dia sebagai anak aku sendiri. Aku kangen kamu Var" ucap bunda hana sambil menangis.

Fano pov

"Tante vara fano janji bakal jagain anak tante. Fano gak bakal buat dia celaka.  Fano gak Akan biarin dia sampai terluka. Fano janji. Fano bakal buat dia bahagia. Fano bakal bantu dia lupain kejadian Yang menimpa tante. Fano janji" ucap gua di dalam hati

Gua melihat kesedihan Yang sangat dalam dimata Adel. Entah mengapa gua merasakan kepedihan Yang dia rasakan. Jujur gua sayang banget sama Adel. Gua baru pertama kali liat cewek se mandiri dia. Apalagi dia dulu orang kaya orang Yang punya tapi dia tetep bisa ngerjain pekerjaan rumah dan Pinter masak gak kayak cewek cewek Yang lain. Gua janji Lya bakal jagain Lo.

Author pov

Mereka sudah sampai di rumah Fano. Tadi pulang dari makam dia sempet ke rumah Adel di Jakarta untuk pamit ke neneknya Adel. Mereka sekarang sudah berada di gerbang rumah Fano.

"Fano, kamu anterin Adel  pulang, udah malem" ucap Jeno Yang di angguki oleh Fano. Ini udah jam 09.00 malam jadinya adel langsung pulang tanpa masuk ke rumah fano lagi.

"Lo duduk di depan gih" ucap Fano Yang diangguki oleh Adel

Fano menyetir mobile fokus, sedangkan adel memainkan jarinya. Adel sedang memikirkan ayah dan bundanya. Hampir 6 bulan berlalu adel masih belum melupakan kejadian itu. tanpa sadar ia meneteskan air mata.

"Lo kenapa nangis? " tanya Fano

"Ah e-enggak kok, cuma kelilipan kena debu dari jalanan" cicit adel dan mengusap usap matanya

"Bohong!! " ucap Fano

"Bener kok" bela Adel

"Bodoh! Kaca mobil tertutup" pekik Fano

"Eh ak--"

"Gua cuma nyaranin buat Lo, stop mikirin kejadian itu lagi. Semakin Lo pikirin semakin Lo tersiksa dan bunda sama ayah Lo bakalan gak tenang liat anaknya seperti ini. Lagian gua akan jagain Lo" kekeh Fano. Disana adel hanya terbengong menatap Fano tumben banget dia ngomong panjang lebar seperti ini ke adel.

Adel StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang