MOOD HANCUR

106 19 0
                                    

Tidak terasa sudah lebih dua bulan Luna bergabung di SMA NUSA BANGSA, semua terasa begitu cepat. Luna cukup nyaman dengan suasana SMA itu. Apalagi dengan adanya Angga sebagai penyemangat hari-hari Luna.

Luna sedang bernyanyi ria dikamarnya. Luna baru saja selesai mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.

"Pagi mih"
Luna menyapa Riska yang sedang mengoleskan selai di roti.

"Pagi juga sayang"
Luna duduk dan mengambil roti serta langsung melahapnya.

"Mih sekolah Luna besok libur lho"

"Libur kenapa sayang?"

"Gak tau mih, intinya besok liburr"
Luna tersenyum bahagia. Rencananya mengajak Angga jalan-jalan.

Setelah selesai sarapan, Luna bergegas menuju sekolahnya.

               ***

Luna sampai disekolah dan langsun menuju kelasnya.

"Pagi Lun"

"Eh Liah, pagi"
Luna tersenyuk membalas sapaan Luna.

"Gue mau nanya. Sejak kapan lo jadian sama Angga?"

"Udah lama sih, kenapa emangnya?"
Luna duduk dan meletakkan tas nya di kolong meja.

"Gak apa-apa sih, cuman pengen tau aja"
Liah tersenyum.

Raka dan Rino berjalan ke arah Luna dan Liah.

"Denger-denger lo pacaran sama Angga?"
Rino bertanya dengan begitu seriusnya

"Iya"
Luna nyengir bahagia.

"Gilaaa, kok bisa. Hebat banget lo Lun bisa meluluhkan hati seorang Angga, kapten basket tertampan di SMA NUSA BANGSA"

"Ye lebay lu, B aja Luna gitu lho"

"Pajak jadiannya mana nih Lun"
Raka menimpali.

"Udah lama nyet".

"Kenapa gak sama Raffi aja Lun, gantengan juga Raffi"
Tambah Raka.

Rino menatap Raka tajam.
Bisa-bisanya Raka membanding-bandingkan Angga dengan Raffi.

"Hehe sorry ya gak bisa, gue udah sayang banget sama Angga"
Luna tersenyum.

"Yee putus nangis lu"

"Jangan di doain bangke"

"Kan gue cuman bilang"

"Udah diem, kok malah berantem sih"
Liah melerai Raka dan Luna yang masih ingin adu mulut.
        
                ***

"Assalamualaikum"
Luna memberi salam dan langsung membuka pintu rumahnya.

"Udah pulang, makan dulu gih. Oh iya nanti mamih mau ke Mall mau cuci otak biar gak stress, kamu mau ikut gak?"
Tanya Riska kepada Luna.

"Emm mau mih, lagian Luna juga udah lama gak nyegerin otak"
Luna tersenyum lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah selesai berganti baju, Luna segera ke meja makan untuk mengisi perutnya yang kosong.

Setelah siap Luna langsung berangkat bersama mamihnya.

Butuh waktu setengah jam mereka sampai di Mall yang ada di Jakarta.

Luna pun turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam Mall yang besar itu. Luna mengikuti Riska berjalan ke arah peralatan dapur.

Luna meminta izin kepada Riska untuk pergi melihat-lihat boneka yang terletak tidak jauh dari peralatan dapur.

Saat sedang menanyakan harga boneka yang menurut Luna lucu, Luna tidak sengaja melihat Seseorang yang sangat Familiar di hidup Luna.
Angga. Dia bersama seorang gadis seumuran Luna.

Tanpa butuh waktu lama, Luna berjalan ke arah Angga. Angga cukup terkejut melihat Luna yang tiba-tiba datang menghampirinya.

"Ini siapa?"
Tanya Luna datar.

"Dia-"
Ucapan Angga terpotong oleh gadis itu.

"Kenalin, gue Chika gue pacarnya Angga"

Degg

"Maksudnya gimana Angga?"
Luna berkata dengan penuh penekanan diiringi tawa.

"Gini Lun, gue sebenernya masih sayang banget sama lo, cuman lo gak tau kalo bokap sama nyokap gue saingan bisnis mamih lo, jadi setelah mereka tau gue punya hubungan sama lo, mereka ngelarang gue, kalo gue tetep ngotot sama lo, mereka bisa lakuin apa aja ke lo Lun, gue gak mau lo kenapa-kenapa. Tentang gue ke Jerman, gue kesana buat ngurus perpindahan gue. Maafin gue Lun, gue terpaksa pacaran sama Chika, dia anak temen bokap gue, kalo gue gak nurut, lo kena imbasnya"

Angga menjelaskan dengan panjang lebar kepada Luna.Luna hanya tersenyum dan mengangguk mengerti. Tidak dapat dipungkiri, senyuman Luna di iringin air mata.

"Harus ya, kita kayak gini?"
Kata Luna di sela tangisnya.

"Maafin gue, gue sebenernya gak mau kayak gini, tapi gue terpaksa. Ini demi kebaikan lo Lun, gue gak mau lo kena masalah"

"Hiks, kenapa Angga? Gue gak mau kehilangan lo"
Luna memeluk Angga sambil terisak.

"Gue juga gak mau Lun, gue juga gak mau, tapi gue emang harus ninggalin lo"
Angga membalas pelukan Luna.

"Hiks,jangan lupain gue"

"Pasti, gue gak bakal lupain lo"
Angga melepas pelukannya.

"Gak boleh nangis ih, jelek kan jadinya"

Luna tertawa. Dalam situasi begini, Angga masih saja bisa membuatnya tersenyum.
Aaa Angga idaman banget sih.

Angga menghapus air mata Luna. Sejujurnya Angga tidak tega membuat Luna seperti ini. Tapi cepat atau lambat Angga harus mengatakan yang sejujurnya.

"Gue boleh peluk lo gak"
Luna menanyakan hal itu kepada Angga.

"Boleh kok, sini peluk abang Angga yang ganteng ini"
Angga membuka tangannya menyambut Luna. Luna mendekat dan memeluk Angga erat.

"Maafin gue ya, gue sayang sama lo neng"
Ucap Angga.

"Iya gue ngerti"
Luna melepas pelukannya dan berlalu meninggalkan Angga. Angga tahu, Luna diam-diam memendam luka yang mendalam. Angga hanya bisa meratapi kepergian Luna. Chika hanya menyaksikan kejadian barusan, sedikit iba.
   
Luna menghampiri Riska.

"Pulang yuk"
Ajak Luna.

"Kok cepet banget, gak mau makan dulu? Kamu gak mau shopping? Atau apa?"

Luna menggeleng cepat.

"Gak mih, aku mau pulang"

"Yaudah kalo gitu, yuk"
Riska heran, tidak biasanya Luna begini.

                 ***
Maaf ya, part kali ini gak ada Raffi. Tapi janji part selanjutnya Raffinya ada kok tenang aja.

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang