Luna sedikit agak ragu untuk berbicara.
"Fi"
Raffi membuka selimutnya dan matanya langsung melotot."Ngapain lo disini!"
Ujar Raffi dingin."Gue minta maaf"
"Udah pulang sana, siapa tau Angga lagi nunggu lo dirumah"
Raffi masih dengan wajah datarnya.
Luna menghela nafas berat. Luna langsung menceritakan semuanya secara rinci kepada Raffi."Udah ngocehnya?"
Luna mengangguk."Keluar, gue gak butuh penjelasan lo"
Raffi mengarahkan telunjuknya ke arah pintu.
Luna masih diam di tempat. Seperti yang kita ketahui, Luna seorang gadis yang cengeng.Raffi mendesah berat. Dia paling benci dengan situasi ini. Dimana dia harus terpaksa membenci Luna.
"Lo tu cengeng banget sih, gak usah nangis, tinggal keluar kok susah banget"
Raffi meninggikan suaranya. Luna juga ikut mengencangkan tangisnya. Raffi sangat tidak tega jika harus melihat Luna menangis seperti ini. Raffi mendekat dan memegang wajah Luna."Lo harus tahu, gue gak bisa lihat lo nangis kayak gini. Berhenti nangis bisa?"
"Hiks lo gak mau maafin guee"
"Yaudah berhenti nangis, gue maafin lo"
Luna segera menghapus air matanya.
"Beneran?"
Tanpa menjawab Raffi langsung memeluk Luna."Maaf"
Ujar Luna lirih. Raffi hanya mengangguk dan melepaskan pelukannya."Gak usah nangis lagi, lo malah keliatan goblok kalo lagi nangis"
Luna langsung tertawa mendengar Raffi mengatakan itu
"Emang keliatan ya gobloknya?"
"Bangeet"
"Maaf ya"
"Buat?"
"Udah ingkar janji"
Luna menunduk. Raffi tersenyum dN mengacak-acak rambut Luna."Iya gak apa-apa, masa sih suami marahan terus sama istrinya"
Raffi terkekeh. Begitupun dengan Luna. Luna menyenderkan kepalanya di bahu Raffi."Lun"
Tidak ada sahutan. Raffi melongo. Bisa-bisanya gadis itu tertidur secepat ini."Kacang-kacang"
Raffi berbicara sendiri."Duaaar!!!"
Luna mengagetkan Raffi."Woy anjir Luna goblok. Lu ngagetin anjir!!"
Raffi melompat terkejut. Luna tertawa terbahak-bahak."Lu ngeselin ya jadi cewek. Nyesel gue nikahin lu?"
"Kita kapan nikah bang?"
"Tadiii!"
"Jadi kita udah sah dong"
"Yee pengen nih sah sama gue"
Luna menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Malu."Gak usah malu gitu kampret. Lu aja tiap hari malu-maluin kerjaannya".
Luna menatap Raffi kesal."Apa? Gak suka? Pulang sana. Kita cerai"
"Aaa gak mau cerai abang"
"Terus maunya apa?"
"Baksoo"
"Eh badan lu kecil,tapi makanannya segentong"
"Yee, kok gitu sih sama istri"
"Yaudah ayok"
"Ayok kemana sih abang ganteng?"
"Makan bakso lah bego, heran gue punya istri pintar kimia. Tapi soal makanan begonya astarghfirullah"
Raffi mengelus dadanya. Luna terkekeh dan berdiri menggandeng tangan Raffi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE Area (COMPLETED)
Teen FictionDua manusia berbeda kelamin sahabatan? Yakin murni sahabat? Yakin gak ada secuil rasa suka? Bener yakin? Gue rasa persahabatan anatara cewek dan cowok gak akan semulus itu. Tidak ada yang murni di dunia ini termasuk persahabatan dua kelamin yang be...