Luna menikmati angin di sore hari apalagi bersama Angga. Seharian bersama Angga membuatnya sedikit lupa akan raffi.
"Neng kita mau kemana?"
Angga bertanya sedikit keras."Gak usah ngegas dong bang,kedai es krim yok"
"Abang nanya neng bukan ngegas, yok lah"
Angga melajukan motornya ke arah kedai es krim.
Luna dan Angga segera memasuki toko es krim tersebut dan langsung memesan es krim yang mereka inginkan."Eh neng, emangnya lo kemarin sama Raffi yang mana sih? Kepo gua"
Angga cukup penasaran dengan orang bernama Raffi itu."Oh, Itu lho Raffi Gentara,yang sekelas ama gue, dia juga anggota tim basket lo"
"Ohh yang itu, terus kok lo bisa sama dia? Selingkuh ya lo?"
"Ih gak, dia itu sahabat gue, gue setia ya orangnya, bisa jadi lo yang selingkuh sama bule-bule pucet di Jerman, ngaku lo"
"Idih gak ya, mana selera gue sama bule-bule di situ, tepos juga"
"Jadi nyari yang gak tepos gitu, lah gue body kayak triplek, masih mau lo"
"Itu kan menurut lo, menurut gue nih ya, lo itu cewek ter bohay di dunia, dengan body yang pas"
"Bohay pala lu bangke, emang lo di Jerman ngapain sih? Kepo gue"
"Kepo lo,gue ke Jerman lagi nyari sesosok bule, tapi udah janda"
"Lah untuk apa nyet?, lo mau selingkuh ama si janda-janda? Wah parah lu, sakit kali ya?"
"Haha gak kok, lo mah nomor 1 di hati"
"Sekarepmu lah"
"Ngambek lo? Gue nikahin mau?"
"Kuy!"
"Kuy kemana anjir, ini es krim nya aja belum nyampe"
"KUA lah, nikah"
Luna nyengir tanpa dosa."Nih anak pengen bener nikah muda, ntar ye ntar gue ke rumah lo, bawak keluarga gue, terus kita nikah deh"
"Nikah ndasmu, tunangan dulu coeg"
"Serius mau tunangan, ayo!"
"Ini apaan sih, kok bahas nikah-nikahan, gue masih mau sekolah ya"
"Kan lo yang ngajak"
"Lo juga kok mau sih diajak"
"Kan gue pacar yang baik, jadi harus nurut sama pacar"
"Nurut pala lu"
"Hahaha kok lu nyolot ya"
"Situ lebih nyolot ya"
"Oh berani lu ama gue"
"Siapa takut?!"
Luna memeletkan lidahnya ke arah Angga, lalu Luna mendapatkan jitakan di jidatnya."Aws, sakit anjir"
"Mana sih sayang, sini abang cium"
"Modus ih"
"Serba salah gue sama nih bocah"
"Diem, gue mau makan es krim gue dulu, bacot sekali lagi gue timpuk pala lu, mau?
"Iya deh, nurut gue mah sama Ibu Negara"
Luna hanya terkekeh, beginilah jika mereka bertemu. Mereka layaknya seperti teman biasa. Bukan seperti orang pacaran pada umumnya.
Setelah selesai di kedai es krim, Luna mengajak Angga untuk pulang, karena sudah lelah. Luna sempat mampir ke toko kue, Luna ingin membeli kue untuk Linda dan mamihnya.
Luna menyuruh Angga untuk mengantarnya ke rumah Raffi, karena ada urusan mendadak Angga tidak bisa mengantar Luna pulang, jadi Luna berencana akan pulang naik taxi, tapi sebelum itu Luna ingin menemui Linda hanya sekedar untuk memberi Linda kue.
"Assalamualaikum"
Terdengar sahutan dari dalam rumah. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan menampakkan Linda dengan menggunakan celemek, mungkin sedang memasak."Eh sayang, kamu sama siapa kesini? Sendiri?"
"Hehe iya bun, tadi Luna dianter sama pacar Luna, Angga".
"Oh, terus pacar kamu mana?"
"Dia gak bisa mampir bun, ada urusan mendadak"
"Oh yaudah, masuk yuk"
Luna mengangguk dan mengikuti Linda dari belakang."Ini bun, Luna bawain bunda kue"
"Makasih yah sayang, kalo mau main sama Raffi, Raffi ada di kamarnya"
"Oke bun"
"Bunda ke dapur dulu ya, mau lanjutin masak"
Luna hanya mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Raffi.
"Raffi, Raffi, Raffiiii, Raffi, buka pintunya, buka pintunya, buka pintunya"
Luna berteriak dari luar sambil menggedor pintu kamar Raffi.Amarah Raffi memuncak. Kenapa gadis itu selalu saja menganggu ketenangannya, meski Raffi sedikit rindu pada gadis itu.
Luna masih saja berteriak seperti orang gila, Raffi berjalan ke arah pintu dan membuka pintu lalu nampak lah seorang gadis cantik yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Apa?"
Raffi meletakkan tangannya di dada."Sok dingin lu"
Luna lantas nyelonong masuk ke dalam kamar Raffi dan langsung merebahkan tubuhnya."Heh, gue gak nyuruh lo rebahan di kasur gue, berdiri lo!"
Raffi protes tak suka."Udah diem, gue capek"
"Lo darimana? Rapi amat?"
Raffi sedikit penasaran melihat penampilan Luna yang lain dari biasanya."Habis jalan sama Angga"
Raffi mengeluh. Begitu berharganya Angga di mata Luna. Bahkan Raffi sedikit takut tidak ada ruang untuk namanya di hati Luna."Kemana aja lo sama Angga?"
Raffi ingin tau banyak sepertinya.
Sudah sepuluh detik pertanyaan itu di lontarkan tapi belum ada jawaban dari gadis itu.Raffi lantas mendekat dan melihat. Ternyata Luna sudah tertidur lelap.
"Sialan, gue dikacangin"
Raffi menggerutu.
Raffi keluar dari kamar untuk menemui Linda."Bun, telepon mami gih, tuh anaknya ketiduran di kasur Raffi"
"Beneran? Yaudah nanti bunda bilang sama Riska".
Raffi mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Raffi duduk di depan meja belajarnya sambil menatap Luna dari jauh.Luna terlalu jauh untuk Raffi gapai.
***
"Aku benci rasa ini datang melingkupi hatiku. Yang jelas, aku benci rasa ini ada disaat aku sudah tidak mungkin menggapaimu"
*RAFFIGENTARA
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE Area (COMPLETED)
Novela JuvenilDua manusia berbeda kelamin sahabatan? Yakin murni sahabat? Yakin gak ada secuil rasa suka? Bener yakin? Gue rasa persahabatan anatara cewek dan cowok gak akan semulus itu. Tidak ada yang murni di dunia ini termasuk persahabatan dua kelamin yang be...