"Assalamualaikum, om, tante buka pintunya dong. Cepet, darurat ini mah!!"
Raka sedikit berteriak dengan Luna di gendongannya."Waalaikumsalam"
Terdengar jawaban dari dalam. Elang membuka pintu dan terkejut melihat Luna pingsan di gendongan Raka."Astargfirullah, Luna kenapa? Raka kamu apain anak saya?"
Elang menatap Raka tajam."Aduh om, ntar Raka cerita deh. Sekarang Raka mau masuk dulu, berat om"
Raka nyelonong masuk di ikuti Elang di belakangnya."Luna, bangun dong sayang"
Elang menepuk-nepuk pipi Luna pelan."Astarghfirullah, Luna kamu kenapa nak? Mas Luna kenapa?"
Riska terkejut melihat putrinya dalam keadaan pingsan. Elang menaikkan bahunya tanda dia tidak tahu.Pandangan Riska dan Elang teralih melihat Raka datang sambil menggendong Liah.
"Raka, ini sebenernya ada apa nak? Kenapa Luna sama Liah bisa pingsan?"
Riska menatap Raka cemas. Raka mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya kepada Elang."Om liat dulu video yang tadi sengaja Raka rekam. Siapa tahu penting"
Elang mengangguk dan menonton video tersebut secara seksama."Kurang ajar!!"
Elang membanting ponsel Raka ke lantai.Ya Allah, ponsel gue.
Batin Raka miris."Berani-beraninya gadis itu mau bunuh anak saya, Raka kamu ikut om. Kita ke kantor polisi sekarang. Saya gak mau tahu, gadis itu harus masuk penjara hari ini juga!"
Suara Elang menggelegar.
Raka meneguk salivanya susah."Siap om"
Elang mengangguk."Mas, sekalian nanti ganttin ponselnya Raka. Nih, liat ponselnya rusak gara-gara kamu banting tadi"
Elang menoleh dan melihat ponsel Raka yang sudah berserakan isinya."Heheh, maaf ya Raka. Tadi om kelepasan. Nanti om gantiin deh, terus videonya tadi kamu simpen di kartu memori kamu kan?"
Raka hanya mengangguk paham."Iya om gak apa-apa, iya om nanti tinggal di pindahin aja ke ponsel om"
Elang mengangguk dan berjalan keluar di ikuti Raka.Setelah menunggu lama. Akhirnya Luna dan Liah tersadar.
"Aduh, sakit banget"
Luna meringis."mana yang sakit? Perlu mamih panggilin dokter?"
Riska menatap Luna khawatir."Enghh, gak usah mih. Gak terlalu parah kok"
"Kamu gimana sayang? Udah merasa lebih baik?"
Riska beralih menatap Liah."Iya, udah baikan kok tante".
"Hm yaudah. Kalian disini dulu ya, mamih mau bikinin kalian bubur"
Riska beranjak untuk pergi ke dapur. Namun langkahnya terhenti."Em, mamih anter kalian ke kamar dulu yuk, kalian bersihin badan dulu. Luna, nanti kamu pinjemin baju kamu buat Liah ya"
Luna mengangguk dan mengajak Liah ke kamarnya.***
"Iya, ini gue lagi di jalan otw ke rumah Luna"
"Gimana ceritanya sih? Kok bisa gitu? Gue juga bentar lagi otw ke rumah Luna"
"Gue juga gak tau Fi, ntar deh kita cari tahu. Udah dulu ya, gue lagi nyetir nih"
Rino memutuskan panggilan secara sepihak."Assalamualaikum"
Rino mengetuk pintu tak sabaran."Waalaikumsalam"
Riska membuka pintu dan tersenyum melihat Rino."Raka ya?"
Riska menebak-nebak.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE Area (COMPLETED)
Fiksi RemajaDua manusia berbeda kelamin sahabatan? Yakin murni sahabat? Yakin gak ada secuil rasa suka? Bener yakin? Gue rasa persahabatan anatara cewek dan cowok gak akan semulus itu. Tidak ada yang murni di dunia ini termasuk persahabatan dua kelamin yang be...