Sangat melelelahkan. Dua kata yang paling tepat untuk mendekripsikan hari ini. Adanya kegiatan kampus dan banyak tugas yang di berikan satu orang dosen saja. Sekarang kamu malah disuruh membuat makalah yang buatnya pusing tujuh keliling. Untungnya ada kekasihmu yang mau membantu untuk mengerjakan makalah dan kamu mengerjakan tugas yang di berikan dosen.
Soobin--kekasihmu yang lembut itu selalu bisa membuat mu merasa lega jika ada hal yang membuat mu pusing dan merasa putus asa. Soobin tahu semua sifat kamu, saat dia menjemput kamu tadi dia bisa membaca raut muka kamu yang masam.
Dilihatnya juga kalau kamu selalu mengeluh kalau membawa buku-buku berat yang harus kamu pinjam. Lalu saat kamu juga nampak kesal dengan suara deringan HP nya karena pesan masuk. Semua itu bisa Soobin rasakan ketika kamu merasa ingin istirahat.
Saat Soobin sudah mengantar mu, kamu langsung menaruh buku itu di ruang meja keluarga. Kamu langsung menidurkan badan kamu di atas sofa, berniat nanti malam saja kamu mengerjakan semuanya dan melakukan istirahat terlebih dahulu.
Seseorang tiba-tiba menekan bel, kamu yang malas beranjak akhirnya hanya berteriak kalau pintu tidak di kunci. Saat itu juga kamu merasakan ada yang mengecup kening kamu dan mengelus pucuk kepalamu.
"Soobin?! Kok kesini?"Timpal kamu saat menatap Soobin sedang menatap mu dan tersenyum.
"Aku mau bantuin kamu gak tega ngeliat pacar aku kelelahan"
Lalu kalian berakhir mempercayai satu sama lain, Soobin yang mengerjakan makalah kamu dengan sedikit kamu menjelaskan bagaimana konsep makalahnya. Kamu pun berakhir di sofa dengan tubuh tengkurap dan buku berserakan di hadapan kamu. Niat untuk mengerjakan tugas di malam hari harus tertunda karena penyemangat kamu sudah disini.
"Capek banget ya?"Soobin yang tadi serius mengetik dengan tenang, akhirnya menolehkan kepalanya menatap kamu yang menumpu wajah mu dengan kedua tanganmu yang kamu lipat.
"Hu'um.."
"Sini, istirahat dulu"
Tidak mau membuang waktu yang lama, kamu akhirnya beranjak dari sofa dan mengistirahat kepala kamu di pahanya. Sekedar memejamkan mata dan mengistirahatkan pikiran kamu yang kemungkinan akan berasap. Tanpa malu, kamu membalikkan kepalamu berhadap ke perut Soobin yang hangat dengan memeluk pinggangnya. Soobin hanya diam, membiarkan kamu beristirahat, sedangkan dirinya masih mengetik beberapa paragraf lagi yang panjang.
Soobin orang yang gak bisa ngeluh kalau udah ngerjain apa itu tugasnya. Dia juga gak keberatan bantu kamu buat ngerjain makalah ataupun tugas-tugas lain yang bisa bikin kamu pusing.
"Bin, jangan ngelus rambut aku! Nanti bisa ketiduran akunya"
"Yaudah tidur aja"
"Gimana sama makalah dan tugasnya nanti?"
"Aku yang ngerjain"
"Soobin!"
"Sst...udah tidur aja sayang"Soobin menetralkan kata-kata lembutnya yang bisa ngebuat kamu pasrah dan diam aja.
Kesal, memang justrunya begitu tapi kamu mendalamkan muka kamu di perutnya. Bau mint darinya masih melekat sempurna disana, padahal hari sudah sore dan sepertinya Soobin belum pulang kerumah.
"Bin, aku bosen"
"Mau apa Hmm?"
"Kamu bikinin pancake?"
Kamu menatap Soobin dari bawah sini, bahkan Soobin yang sedang datar dengan muka serius mampu membuat hatimu bergetar dan tidak mau diam. Kelinci besar itu sangat sempurna di mata kamu, apa lagi jika dia tersenyum yang mampu menunjukkan lesung pipi nya yang terlihat jelas.