Yena dari tadi bergulingan di atas kasurnya. Dia merasa galau dan bingung.
Yena mulai menyadari ada yang berbeda dengan perasaannya ke Yohan. Dia mulai merasa malu, salah tingkah, dan juga berdebar saat bersama Yohan, bahkan sampai sulit untuk menatap matanya lagi.
Sementara itu, Yohan saat ini sedang senyum-senyum sendiri di depan TV, padahal acara TV yang sedang ditayangkan adalah berita kriminal.
Mama yang melihat Yohan jadi bingung dan duduk di sebelahnya.
"Sayang ? Kamu abis kena bola tadi, jadi agak kepentok ya otaknya ?" tanya mama sambil memegang dahi anaknya.
"Mama nih kalau ngomong suka sembarangan.."
"Abis kamu malah jadi senyum-senyum sendiri gini sih.. Periksa ke dokter yuk.."
"Yohan nggak papa kok maaa.."
"Biasanya kamu kalau sakit tuh manja, merengek-rengek, sekarang senyum-senyum sendiri terus kayak gini.. Gimana mama nggak khawatir ?"
"Khawatir ?" Yohan menerawang, lalu tiba-tiba terkekeh lagi. "Hihihihi.."
Mamanya mengernyit bingung, semakin khawatir dengan kondisi anaknya itu.
"Paaa.. Anterin Yohan ke dokter yuk Paaa.." teriak mamanya memanggil sang papa.
"Hah ? Yohan parah ma sakitnya ?" sahut papa yang langsung berlari mendekat.
"Aduuuh, papa sama mama lebay deeeh.. Udah ah, Yohan mau ke kamar aja.."
Yohan sudah berjalan menuju kamarnya, lalu tiba-tiba berbalik.
"Oya ma, Minggu pagi mau Yohan temenin belanja di pasar ?" tanya Yohan.
Mama dan papa saling pandang bingung. Biasanya Yohan selalu protes kalau diajak ke pasar, nah ini tumben malah ngingetin atau menawarkan diri.
"Ih, kok malah diem.. Iya, iya, Yohan anterin.." kata Yohan sambil berjalan ke kamarnya lagi.
"Paaa.. Mama khawatir nih sama Yohan jadi aneh gitu.." rajuk mama.
"Iya ma.. Dia jadi berubah gitu.. Biasanya mana mau keluar rumah.. Sekarang dia jadi sering maen kan.."
"Iya pa.. Kita periksain yuk paaa.."
"Iya ma.. Iya.."
Yohan mengantar mamanya belanja di pasar.
Tidak seperti biasanya yang selalu mengajak cepat-cepat saat berbelanja, sekarang Yohan malah suka ngobrol sama penjualnya, bahkan kenalan saling bertukar nama.
Yohan jadi tau nama para penjual sayur, bumbu, ikan, ayam, daging, bahkan tukang parkir pun dia ajak kenalan.
Sang mama jadi bingung dengan sikap anaknya yang dulu dingin dan cuek, kini berubah jadi ramah dan murah senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment of Youth (Produce 99L) | END
Fanfiction"Kayak de javu ya.." Kim Yohan "Gue mesti gimana nih, Gyuuul ?" Choi Yena "Cuma lo dulu yang nggak nangis kalo gue jahilin.." Lee Hangyul "Lo tuh bisa nggak sih nggak nyebelin ?" Kang Hyewon "Kenapa lo nggak pernah bisa buka hati lo buat gue, Yena...