10

1.6K 206 18
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Lucas, masih setia dengan tangannya yang mengelus rambut Yuqi agar ia bisa tertidur. Terlihat jelas raut wajah Yuqi yang masih gelisah walau ia sudah menutup matanya.

Entah apa yang dipikirkan Lucas, ia membawa Yuqi dalam dekapannya. Tentu saja Yuqi terkejut, ia membuka matanya namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Ia terlalu lelah.

Lucas kembali mengelus rambut Yuqi, yang dielus memejamkan matanya lagi, ia rasa aman sekarang.

Tak terasa pagipun tiba, Yuqi merasa de javu. Bangun-bangun langsung mencium aroma khas parfum Lucas. Yuqi mengedipkan mata beberapa kali, ia tersadar semalam tidur berdua dengan Lucas, di kasurnya dan berpelukan. Oh Yuqi sangat malu sekarang.

Yuqi sedikit mendongkak agar dapat melihat Lucas, ternyata Lucas masih tidur. Sangat tenang.

Yuqi bergeser pelan agar tak membangunkan Lucas. Yuqi duduk dulu sebelum memulai aktivitasnya, ia sedang mengumpulkan keberanian.

Yuqi menghela napas pelan, setelah dirasa ia berani ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beruntung tidak terjadi apa-apa selama Yuqi mandi. Ia menghela napas lega setelah keluar dari kamar mandi. "Aduh kaget!" seru Yuqi ketika melihat Lucas sudah bangun dan sedang mengacak-acak rambutnya.

"Oh Yuqi sudah bangun" ucapnya dengan suara berat. Lucas meregangkan persendiannya.

"Iya"

Lucas bangkit dari duduknya, "Aku mandi dulu" kemudian ia meninggalkan Yuqi yang hanya membalas dengan senyumnya.

Yuqi tidak ingin kemana-mana, apalagi ke dapur. Ia masih takut, bayangan makhluk yang berusaha menyakitinya masih tetap terbayang. Yuqi hanya membuka ponsel dan membuka aplikasi YouTube, ia ingin melihat hal-hal lucu agar bayangan menyeramkan dikepalanya dapat hilang.

Yuqi serius menonton hingga tak sadar jika Lucas sudah duduk di sampingnya. Lucas ikut melihat apa yang ditonton Yuqi.

"Ahahahaa itu lucu" tawa Lucas yang membuat Yuqi sedikit kaget. "Oh!" Lucas menarik tangan Yuqi, "Ini kenapa?"

Sama terkejutnya dengan Lucas, bahkan jantung Yuqi berdegub ketika melihat telapak tangannya yang memerah. "A-aku nggak tau" balas Yuqi panik.

"Kaki kamu juga!"

Yuqi menatap pergelangan kakinya, benar saja disana juga ada luka memar.

"Ini kayak luka ditangan kamu. Lihat, bahkan memar kemarin belum hilang dan sekarang nambah" ujar Lucas sembari menyentuh lengan Yuqi yang memerah.

Yuqi mengangguk. "Ini belum tiga hari"

Lucas mengeryit, "Maksudnya?"

"Tanda ini akan hilang dalam waktu tiga hari" jelas Yuqi.

"Kamu tau dari mana?"

"Lino"

Mendengar nama Lino disebut Lucas ingat dia kemarin kesal pada Yuqi gara-gara Lino. Lucas sendiri merasa aneh, kenapa juga ia kesal mengetahui Yuqi dekat dengan Lino.

"Er.. Cas?" Yuqi menyadarkan Lucas dari lamunannya. "Maaf ya, hari ini aku nggak masak soalnya-"

"Iya ngerti kok, nanti tinggal pesan makan aja" Jawab Lucas, ia melanjutkan "Jadi, memar ini akan hilang dengan sendirinya ya? Nggak perlu diobatin?"

Yuqi menggeleng, "Nggak perlu, lagian nggak sakit kok. Ini karena kemarin disentuh 'mereka'"

"Tapi kasian" lirih Lucas sambil mengelus pada bagian kulit Yuqi yang memerah. "Qi, aku boleh tau nggak tadi malam itu kamu kenapa?" Tanya Lucas hati-hati.

Fluch | Lucas × Yuqi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang