Halo, namaku Bae Seulra. Umurku 18 tahun. Aku baru saja lulus sekolah menengah. Tetapi aku tidak melanjutkan pendidikan ku. Alasannya cukup muak untuk diberi tahu. Aku dijodohkan oleh orang tuaku. Ayahku adalah seorang hakim tersohor di Korea---Bae Hyemin. Siapa yang tidak mengenal ayahku? Seluruh Korea tau bahwa ayahku adalah hakim kaya raya, jujur, dan juga dermawan. Bukannya menyombongkan diri, tetapi memang itu faktanya.
Ibuku adalah seorang dosen di salah satu universitas milik kakek. Namanya Kim Yura. Dan sebenarnya ada satu orang lagi yang harus aku kenalkan. Aku punya seorang kakak perempuan. Namanya Bae Suzy. Dia adalah enterpreneur muda. Di usianya yang baru 25 tahun, dia sudah menjadi pengusaha dan aktivis pendidikan. Aku dan kakakku sungguh berbeda jauh. Dia hampir sempurna sebagai seorang wanita.
Saat pertama kali aku mendengar kata perjodohan diatas meja makan, aku sempat protes. "Ayah, kenapa harus Seulra? Kak Suzy kan lebih tua daripada Seulra. Kenapa harus Seulra yang dijodohkan?"
"Kakakmu itu kan sibuk mengurus yayasan dan usahanya Ra. Dia juga cantik dan pintar. Ayah yakin akan banyak pria yang mau padanya."
"Anak ibu juga cantik dan pintar. Itu sebabnya ayah dan ibu menjodohkan kau dengan pria tampan dan juga pintar."
"Apa ayah baru saja membandingkan aku dengan kak Suzy?"
"Seulra, apa maksudmu?" kali ini kakak ku yang bersuara.
"Ayah, ibu, aku tau aku tidak sepintar dan secantik kak Suzy. Tapi bisakah kalian tidak egois seperti ini? Aku juga punya mimpi. Aku ingin kuliah. Aku juga ingin berkarir ayah. Aku juga ingin sesempurna ibu dan kak Suzy. Tapi kenapa aku dibatasi seperti ini?" aku sudah tidak tahan. Aku tidak kuat terus menahan rasa rendahku di keluargaku. Rasa rasanya hanya aku yang tidak terpandang di keluarga ini.
"Bukan begitu naak... " hanya ibu yang mengerti perasaanku. Tapi mungkin kali ini dia tidak mengerti. Karna dia setuju dengan perjodohan ini.
"Sudahlah ibu. Aku sudah selesai." Aku meletakkan alat makanku dan pergi dari ruang makan. Mereka semua diam.
Aku menangis di dalam kamar. Di saat teman-temanku sibuk dengan perkuliahannya, aku malah terlihat bodoh karna dirumah saja. Setiap hari aku sendirian di rumah. Ayah, ibu, dan kakakku semuanya bekerja. Hanya aku yang pengangguran di rumah dan di dunia ini.
Satu-satunya hal yang dapat membunuh kebosananku hanyalah Jang Gyeongmi. Dia adalah temanku semasa SMA. Bahkan Gyeongmi sekarang sedang sibuk berkuliah. Aku benar-benar kesepian. Aku benci diriku.
Line!
Aku membuka ponselku dengan segera. Aku berharap itu Gyeongmi. Dan ternyata benar.
Gyeongmi_jang
Kau sedang merindukanku ya?Seulra
Kenapa kau bisa tau?Gyeongmi_jang
Aku terbatuk terus daritadi. Ada apa Seul?Seulra
Gyeong, bisakah kita bertemu? Aku ingin memberitahumu sesuatu.Gyeongmi_jang
Katakan sekarang saja Seul. Aku benar-benar banyak tugas. Aku rasa dosenku sudah pada gila.Seulra
Ah, begitu ya? Maaf aku mengganggumu ya Gyeong. Lanjutkan saja tugasmu. Nanti kalau kau tidak sibuk, kita bertemu ya. Jangan lupa makan Gyeong!Seperti nya Gyeongmi benar-benar sibuk. Dia hanya membaca pesanku dan tidak membalasnya.
Jujur aku merasa sedih. Saat lulus sekolah, semuanya berubah. Bahkan Gyeongmi yang dulunya setiap deti bertukar pesan padaku, sekarang bisa 3 hari tidak ada percakapan. Aku benar-benar kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [BTS SEOKJIN]
FanfictionWanna know more about this story? Let's check it out!