Wife and Future Mother.

3.6K 243 7
                                    

Seokjin menyesali perbuatannya beberapa jam yang lalu. Bahkan dokter muda Kim itu tengah frustasi sebab tak menemukan Seulra dimanapun.

"Hyung, aku kecewa padamu. Bagaimana bisa kau menyakiti Seulra di saat dia sedang hamil. Apa kau kehilangan akalmu?" pria Kim yang lain itu sedang menyetir sembari mengomeli kakaknya tanpa henti.

Taehyung harus rela melewatkan kelas terakhirnya akibat kakaknya yang tampak kacau. Berakhirlah ia menyetir untuk kakaknya yang bodoh ini. "Hyung, aku bersumpah akan memukul wajahmu kalau terjadi sesuatu pada adik kecilku."

"Diamlah, Tae! Kau membuatku semakin pusing!"

"Itu Resiko! Siapa suruh kau berlaku kasar? Sudah tau punya istri hatinya lembut bukan main. Seulra itu sensitif, hyung. Kenapa kau tidak memahaminya padahal kau suaminya."

Seokjin memijit pangkal hidungnya dan memejamkan matanya. Terlampau pusing dengan keadaan, ditambah lagi Taehyung yang terus mengoceh.

"Ponselmu, hyung!" Taehyung jengah. Sedari tadi Seokjin terus mendiamkan ponselnya yang terus berbunyi. Kepalanya kelewat pusing untuk berbicara dengan orang lain. Maka dia mengabaikannya. Lagipula itu dari nomor yang tidak dikenal. "Angkat, bodoh! Kalau penting bagaimana?"

Seokjin mendecak sebal, lalu mengangkat ponselnya setengah hati. "Darimana saja kau brengsek?!"

Seokjin menjauhkan ponselnya sebab terkejut. Sementara Taehyung menaikkan kedua alisnya, penasaran. "Siapa?" tanyanya.

"Istrimu tidak sadarkan diri dirumahku, suami sialan. Cepat kemari atau kau tidak akan bertemu dengan Seulra lagi."

"H-hyung?"

.
.
.

Buagh!

Pria Kim itu disambut oleh bogem mentah dari pria Lee. Seokjin bahkan tersungkur di pelataran rumah Minho. Taehyung bahkan sama sekali tidak berniat membantu kakaknya. Karna memang Seokjin pantas mendapatkannya. "Itu karna kau membiarkan adik ku berkeliaran dalam kondisi kandungan yang lemah dan kehujanan." Seokjin tidak mengelak. Dia mengakui, itu kesalahannya. Tapi pria Kim itu diam saja. "Masuklah."

Taehyung segera memasuki hunian mahal itu, disusul oleh Seokjin. Mereka duduk di ruang tamu. "Jadi, kebodohan apa yang telah kau perbuat hingga kau lalai seperti ini?" ucap Minho dingin.

"Bisakah aku menemui Seulra terlebih dahulu, hyung?"

"Jelaskan dulu, baru kau bisa naik."

Pria Kim itu mendapat satu bogeman lagi di bagian pipi kirinya, setelah menjelaskan hal bodoh yang dilakukannya. Tapi Seokjin tidak mempermasalahkan pukulan itu. Dia merasa pantas mendapatkannya.

Gadis cantik yang biasanya rewel tentang ini dan itu, kini terbaring lemah. Seokjin mendekat perlahan, memeta wajah sang istri kelewat lekat. Tangannya terjulur mengusap bekas perbuatan jahat tangannya beberapa jam yang lalu. Seulra memejam tenang dengan napas teratur. Wajahnya pucat.

Seokjin benar-benar merasa bersalah atas perbuatannya. Kesal sendiri karna sudah kelepasan main tangan dengan istri sendiri. Rasanya ia ingin memutar waktu, dan menghapus tindakan bodohnya itu.

"Kenapa pergi, sayang?" Seokjin meraih tangan Seulra. "Aku jahat sekali padamu, ya?"

Seulra tidak merespon. Matanya masih senantiasa terpejam. Maka dia memberanikan diri naik ke atas ranjang. Memeluk istrinya, mengusap perutnya, menyalurkan seluruh kehangatan yang ia miliki hanya untuk Seulra juga anaknya.

.
.
.

Seulra terpaksa bangun dari tidurnya. Perutnya serasa diputar dan segala isinya memberontak ingin keluar. Bagaikan terkena serangan mimpi buruk, Seulra langsung bangkit dan berlari menuju kamar mandi. Bahkan Seokjin yang tertidur, ikut terbangun akibat pergerakan Seulra.

HUSBAND [BTS SEOKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang