Marriage Life.

4.6K 289 8
                                    

Sadar akan ketidak beresan yang terjadi pada Seulra, pria berbahu lebar itu buru-buru mendekati sang istri. Seokjin cukup terkejut melihat sekujur tubuh Seulra dibanjiri keringat. Matanya tertutup, tetapi dia terus bergerak gelisah. "Seulra? Hei...Kenapa?" tangannya terjulur untuk memegang bahu bergetar istrinya.

Lantas Seulra susah payah berucap. "Tidak apa-apa kok oppa." Seulra meringis. Perutnya serasa diperas.

"Aku periksa ya?"

"J-jangan! Aku baik kok oppa. Hanya sakit perut." Seulra mendudukkan dirinya. Berusaha meyakinkan Seokjin bahwa tidak terjadi masalah serius padanya.

"Apa berhubungan dengan menstruasimu?" Seulra mengangguk lemah. Seokjin jadi tidak tega melihat Seulra seperti ini. "Baiklah. Berbaring dulu. Aku akan kembali secepatnya." Seulra menurut saja apa kata Seokjin. Berucap pun dia tidak sanggup. Perutnya benar-benar tidak bisa diajak berkompromi.

Seokjin keluar kamar menuju dapur. Membuatkan susu hangat untuk Seulra. Belum rampung menuangkan bubuk susu, ponsel Seokjin berdering. "Halo, selamat malam ibu." ucapnya sopan.

"Malam menantu. Ibu menghubungi Seulra. Tetapi ponselnya mati. Apa dia bersamamu?"

"Iya bu. Seulra dirumah bersamaku. Dia sedang dikamar. Perutnya sakit karna menstruasi."

"Seulra menstruasi? Sejak kapan?"

"Sejak tadi siang bu."

"Apa ibu perlu kesana nak? Seulra rewel sekali kalau sedang menstruasi. Apa dia menyusahkanmu Seokjin?"

"Tidak bu. Ibu beristirahatlah. Aku bisa mengurusnya."

"Ibu khawatir padanya. Dia selalu kesakitan setiap menstruasi. Kalau dia sulit tidur, usap-usap punggungnya dan peluk dia ya nak. Biasanya ibu yang menemani dia tidur kalau sedang kondisi seperti itu. Maaf kalau Seulra merepotkanmu ya menantuku."

Sesi panggilan selesai. Acara membuat susu juga sudah selesai. Saat ini Seokjin melangkahkan kakinya menuju kamar untuk melihat Seulra. Kali ini istrinya tidur dalam posisi menungging. Sempat terdiam sejenak, Seokjin langsung mengusir pikiran kotor itu dari benaknya.

"Seulra ayo bangun dulu. Minum susunya." Seokjin berusaha setenang mungkin saat berbicara kepada Seulra. Pikiran kotor itu nyatanya tidak semudah itu hilang, apalagi melihat keringat membanjiri gadis itu. Seulra susah payah untuk memposisikan dirinya duduk.

Seulra mengambil susu itu dari tangan Seokjin. Tapi dia tidak langsung meminumnya. Dia malah menatap Seokjin. Entah apa yang dipikirkan Seulra, tetapi itu cukup membuat Seokjin menjadi salah tingkah. "Harusnya oppa tidak perlu repot." ucapnya datar.

Seokjin berdeham. Dia berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup keras. "Tidak sayang. Tidak repot kok." Seulra menenggak susunya. "Apa sesakit itu?" Seulra hanya mengangguk dengan gelas yang masih betah berada diantara bibirnya. Sumpah Seokjin jadi cemburu pada gelas itu.

"Terimakasih oppa. Lain kali tidak perlu repot."

Seokjin mengulas senyumnya. "Kalau untukmu, aku rela repot kok sayang."

"Hentikan oppa! Aku geli mendengarnya." Seokjin tertawa lepas. Sementara Seulra memberengut kesal.

"Yasudah ayo tidur." Setelah mendengar kalimat itu keluar dari bibir Seokjin, Seulra langsung sibuk menempatkan guling di antara tempat tidur mereka berdua. "Segitu tidak maunya ya tidur dengan suamimu?"

Seulra mematung. Merasa bersalah pada Seokjin sudah tentu. Guling yang sudah ditata sedemikian rupa dibongkarnya kembali. "Maaf oppa." Seulra bukannya tidak mau, tetapi dia hanya tidak ataupun belum siap. Belum lagi rasa canggung yang di deranya.

HUSBAND [BTS SEOKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang