Sudah 15 menit Seulra menunggu Gyeongmi di cafe dekat kampus teman SMA nya itu. Ya seperti yang kita ketahui bersama, Seulra tidak mematuhi suaminya. Langit tiba-tiba saja cerah setelah hujan lebat pagi hari tadi. Hal itu semakin menguatkan tekad Seulra untuk menemui Gyeongmi. Apalagi setelah Seokjin berpesan bahwa dia akan pulang malam.
"Maaf, Seul. Aku terlambat ya?" Gyeongmi datang dengan raut panik dan napas terengah. "Sungguh maafkan aku. Aku harus..."
"Iya, aku mengerti. Tidak masalah kok menunggumu 20 menit disini." balasnya santai.
"Kau belum pesan minum ya? Biar aku pesankan. Kau mau apa?" Gadis bermarga Jang itu meletakkan laptopnya di atas meja.
"Pure cocoa dengan topping grass jelly."
"Dasar anak kecil!" Gyeongmi tak habis pikir dengan selera minum Seulra. Pesanannya tidak pernah berubah sejak mereka pertama kali kenal. Lantas Gyeongmi langsung bangkit menuju counter untuk memesan minuman mereka.
Seulra sempat melirik sekilas ke arah tumpukan buku, laptop, dan juga totebag yang sepertinya sangat penuh dan juga berat pastinya.
"Pesanan datang!" Gyeongmi membawa nampan berisikan pesanannya dan Seulra. "Kau tidak mau ice cream, Seul?"
Seulra menggeleng. "Aku, apa aku mengganggumu Gyeong?"
Gyeongmi mengerutkan alisnya. "Tidak. Kenapa kau bertanya begitu?"
"Pasti hari-harimu berat sekali sejak jadi mahasiswa. Apa aku salah?"
"Hei, kita bertemu disini untuk memecahkan permasalahanmu. Bukannya permasalahanku. Masalahku bisa dibahas di pertemuan berikutnya. Lagipula aku sudah sering mengeluh padamu."
Seulra menghela sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menyedot minuman kesukaannya.
Seulra menceritakan seluruh masalahnya dari mulai awal kehidupan pernikahannya, hingga tentang wanita bernama Kim Sowon itu.
"Kau sudah siap kumarahi?" tanya Gyeongmi dengan nada sedingin es. Seulra meneguk ludahnya. Dia harus menyiapkan batin saat gadis berambut hitam ikal itu mengeluarkan nasihat keramatnya.
"Aku tidak menyangka punya sahabat seburuk dirimu." baru satu kalimat tetapi hati Seulra sudah mencelos. "Kau tidak pantas sama sekali dengan Seokjin oppa."
Seulra menunduk. Tidak berani menatap Gyeongmi. "Menurutku, bukan salah dokter Kim jika dia berselingkuh. Lagipula dokter yang bernama Kim Sowon itu juga cantik. Ya meskipun lebih cantik dirimu. Tapi mungkin dokter Sowon bisa memberi apa yang tidak kau beri untuk Seokjin oppa."
Seulra melotot. Dia tidak pernah berpikir sejauh itu selama ini. "Dia itu pria normal. Pasti sulit menahan hasratnya mengingat dia selalu tidur bersamamu. Tentu dia butuh pelampiasan."
"Jadi, aku harus bagaimana?" airmata sudah mengalir di pipi kanannya.
"Pasti kau belum membuka hadiah dariku, kan?" Seulra menggeleng. "Pakai hadiah pemberianku itu nanti malam." titahnya.
"Memangnya kau memberiku apa?"
"Kau akan tau saat kau membukanya." Gyeongmi menyesap americano miliknya. "Apa kau masih rela Kim Sowon itu menjadi sainganmu?"
"Entahlah Gyeong. Aku tidak mengerti. Aku hanya tidak suka dia bersama Seokjin oppa."
"Dasar gadis bodoh!" Gyeongmi terkekeh paksa. "Aduh Seulra, kapan kau dewasanya sih?"
"Sebenarnya aku dilarang bertemu denganmu, hari ini."
"Kenapa?"
"Dia bilang dia tidak suka jika aku dilihat pria lain. Makanya dia melarangku. Katanya, aku hanya miliknya seorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [BTS SEOKJIN]
FanfictionWanna know more about this story? Let's check it out!