Bab 6 (Bukan orang ketiga)

6.3K 275 1
                                    

Apa seharusnya kita tetap pada jarak yang ada

Rifani terus mengoceh. Ia tak henti-hentinya terus mengikuti langkah Airin di depannya.

"Ayolah Teh, masa aku gak boleh keluar."

Airin berbalik dan menatap Rifani tanpa ekspresi.

"Gak, ya Ga. Kamu kenapa bisa kesini coba? Fan, Teteh bahkan Ga punya lagi uang buat bayar tambahan tempat tinggal. Belum lagi makan, dan yang lainnya. "

"Ayo dong Teh. Kita tinggal disini cuman sampe Teteh beres magang, tinggal 2 minggu lagi. Udah gitu kita pulang lagi deh ke bandung. Tapi sebelum itu biarin Fani keluar ya Teh. Pliss" Rifani memasang wajah memelasnya.

Airin tak lagi menggubris ucapan adiknya. Ia pergi membereskan pakaian untuk ia cuci. Rahma telah memasukkan sabun cair pada pakaian kotornya. Saat ia menyalakan air, air kran tidak muncul.

Ia berniat memanggil Mis Ces, namun Mis Ces telah datang ke tempatnya.

"Saya belum bayar airnya. Jadinya Airnya tidak ada, Nah coba kamu pikir deh. Kira kira siapa yah, yang belum bayar uang bulanannya."

"Nanti saya bayar kok Miss. Lagi pula saya tidak lagi lama tinggal disini. Besok, saya janji besok bayar tempat tinggalnya Rifani."

"Bagus deh, tapi airnya juga besok, Yah?"

Airin membuang nafas. Lalu pergi membawa serta pakaian kotornya ke ruang tamu. Rifani sedang nonton Tv disana.

"Mau kemana Teh?"

"Cuci baju. Yuk, cuci baju. "

"Kenapa gak dikamar mandi Teh? Masa cuci baju di ruang Tv. Aneh deh" Rifani terkekeh. Lalu datar kembali setelah melihat ekspresi kakaknya yang datar datar saja.

"Kemana teh?"

Rifani mengikuti Airin yang keluar.

"Sungai"

*•••*

Airin mencuci pakaiannya di air sungai. Rifani dari tadi tak henti–hentinya menggerutu tak jelas.

"Ck, kalo di bandung kita gak perlu susah susah dapet air. Tinggal ke MCK, atau ke mesjid. Disini semua pada bayar yah? Ga ada yang gratis. Lambat laun hirup udara jakarta juga bayar!"

Airin menggeleng pelan. Adiknya terus saja mendumel tak jelas, tapi untungnya tangannya terus menggosok pakaiannya.

"Mana air sungai kotor lagi Teh, kalo gatel gimana?"

"Nanti kita bersihin pake air galon, Fan. Kamu beli yah?"

"Kalo aja, Fani kaya. Udah Fani tendang tuh Si Miss gendut." rutuknya dalam.

"Hust, Ga boleh ngomong gitu. Apalagi maki orang tua, Pamali nanti"

"Ya ya ya" ucapnya malas.

Airin dan Rifani hampir selesai menyelesaikan aktivitas mencucinya. Tiba-tiba ponsel Rahma berbunyi.

Pak Boss is Calling....

"Kenapa belum datang?!" Airin menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga. Begitu terkejut mendengar suara yang begitu garangnya.

"Saya lagi cuci baju Pak. Bapak perlu sesuatu?"

"Airin saya sebentar lagi ada jadwal meeting. Kamu harus ikut, jam 8 jangan telat. Atau saya batalkan magang kamu!"

He Is Arrogant Boss (Geus Pindah Baca Yok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang