Bagian 23

2.8K 147 1
                                    

Baru menyadari bahwa ini semua hanyalah sebuah pelarian

Airin memberikan makanannya pada Elga. Ia mengukir senyuman, Elga memakan ubi panasnya.

"Oh gini ya rasanya pacaran?" Seru Airin tiba-tiba.

"Lo engga pernah pacaran?" Elga menaikkan sebelah alisnya.

Airin menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Ia kembali pada makanannya tanpa menghiraukan Elga yang sedang menelisik wajahnya.

"Apaan sih Ga? Pake ngomong Lo-Gue lagi. Emang kita ABG apa?"

"Lah kita pacaran kayak gini emang disebut jadi ABG gitu? Emang yang boleh pacaran cuman ABG doang?" Airin tertawa membuat Elga bingung.

"Kita kan lagi pelarian. Sebagai usaha untuk melupakan, berarti pacaran beneran kan? Berarti kita harus kayak orang yang pacaran El."

Elga tersentak. Ia tak suka dengan panggilan Airin padanya seperti itu. Panggilan itu hanya untuk orang yang telah menyakitinya. Airin tidak menyakitinya.

Elga menegakkan tubuhnya dan pergi begitu saja. Meninggalkan Airin ditempatnya sendirian. Meskipun Airin sudah memanggilnya sedari tadi.

"Elga kenapa 'sih?" Airin mengerutkan alisnya. "Apa dia baperan yah? Masa cuman dibilang ABG dia langsung marah?"

Airin beranjak untuk pergi. Terpaksa kali ini juga ia yang membayar jajanannya. Tak apa, demi pacar barunya. Airin bahkan tidak mempunyai gaji. Untungnya ia mempunyai tabungn yang cukup saat pergi ke Jakarta. Saat SMA dulu ia menyempatkan untuk berjualan bisnis online. Berjualan kerudung alhamdulillah hasilnya ia dapat keuntungan. Tapi ia sudah lama berhenti karena ada sesuatu yang bermasalah. Mungkin lain kali ia akan mencobanya lagi.

Putri melintas dihadapannya bersama Dino disebelahnya. Mereka bergandengan tangan memarken kemesraan. Lagian kepada siapa mereka memarkannya?

"Gue sama Dino udah jadian. Jadi Lo gak boleh bilang suka lagi sama dia."

Airin mengangguk. "Aku kan engga suka sama Dino Put."

"Ah iya Rin maafin ya, soalnya Aku kan engga suka sama kamu." Dino berujar demikian.

Putri mencubit tangan Dino keras. Sampai Dino mengaduh kesakitan."Mulai bilang aku-kamuan ya! Emm," sindirnya keras.

"Kamu tenang aja Put. Aku udah jadian sama Elga."

Dino semringah,"Akhirnya cintanya engga bertepuk sebelah tangan. Put, yaampun Gue bahagia banget Elga bisa dapetin apa yang dia mau."

Justru karena itu Elga ingin menjauhkanku dengan dia. Makannya dia seperti ini. Dia sama sekali tidak mencintaiku. Hubungan ini murni karena sebuah tujuan.

Airin tersenyum kecut. Ia menggigit bibirnya. Hatinya kembali pilu Airin berpamitan untuk pergi duluan. Selama perjalan Airin banyak melamun. Ia tersentak saat ada anak kecil yang bermain berlarian membawa balon.

Tubuhnya tidak seimbang. Airin hampir saja akan terjatuh sebelum akhirnya tangan kekar menahan tubuhnya. Airin segara menjauhkan diri dan menghadap orang yang menangkapnya tadi.

"Pak Galen!"

"Rin saya mau bicara."

Airin berbalik dan segera pergi. Galen terus mengejarnya, kalau seperti ini pasti sudah sangat melankolis. Seperti cerita-cerita sinetron di TV. Tapi Airin masih belum sanggup. Katakanlah ia lebay atau semacamnya. Bodo amat!

He Is Arrogant Boss (Geus Pindah Baca Yok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang