Airin melamun sejak pagi hari. Sedangkan yang lainnya sudah berangkat kerja, atau pergi kuliah. Seperti Rifani yang sudah pergi sejak tadi pagi. Airin hanya melamun didepan TV antara menonton dan tidak."Ma liat deh mamah—" Ratna melotot meihat Airin yang memasang wajah masam. "Ama kenapa?"
Airin memeluk Ratna tiba-tiba. Hatinya bimbang, pikirannya bingung dan perasaanya sedih. Aihh kenapa Airin jadi selabil ini?
"Ama bingung Mah,"
"Kenapa? Ayok, cerita sama mamah."
"Ain suka sama seseorang." pernyataan anaknya membuat Ratna tepuk tangan dan tersenyum lebar. Membuat Airin mengernyitkan alis.
"Ma, kamu tau engga. Miss bilang kamu punya pacar."
Airin membuka mata lebar."Engga kok,"
"Jangan bohong sayang. Dia tampan katanya, aduh mamah jadi penasaran. Kapan kapan kamu kenalin sama mamah dong. Kalau kamu bimbang antara mau kenalin atau engga. Alasannya karena takut mamah engga setuju. Itu salah banget Ai, mamah justru setuju banget." ucap Ratna girang seperti mendapatkan hadiah rumah saja.
Aishh mamah emang sebahagia itu?
"Bapak dimana ?,"
Ratna mendesah ia mengambil cemilan dalam toples lalu memakannya.
"Bapakmu itu, malah pergi jogging katanya. Sama Mis...." Ratna memikirkan sesuatu.
Airin tersenyum jahil. "Lah kok sama Miss sih? Gimana kalo...."
"Yaudah mamah susulin bapakmu dulu ya." Ratna bergegas pergi. Sebelum bergumam sesuatu "Awas kamu Mas"
Airin hanya terkekeh melihat tingkah mamahnya. Hubungan mereka sangat harmonis. Cemburu pada masa masa seperti ini menyenangkan saja. Tapi apakah Airin bisa seperti itu?
Airin mengangkat handphone saat ponsel itu berdering menandakan satu pesan masuk.
Mbak Vivi
Kamu kenapa engga datang Rin? Pak Galen nyariin kamu nih. Katanya ada sesuatu yang aku engga tau. Cepet datang katanya ENGGA PAKE TELAT gitu.Airin mendesah panjang langsung berdiri dan sigap bersiap-siap untuk pergi. Perasaannya aneh, seperti akan ada sesuatu. Kedekatannya dengan Galen sama sekali bukan hal yang istimewa. Padahal Airin sudah membuka hatinya. Perasaannya jadi bercampur aduk dengan sifat Galen yang berubah-ubah seperti perempuan labil. Bahkan untuk memberikan pesannya saja Galen sampai harus repot-repot menyuruh Vivi. Tidak seperti dulu, seperti ia diperlakukan istimewa.
***
Airin datang menggunakan rok span selutut dipadukan baju berwarna pink piece. Dan mengikat rambutnya seperti kucir kuda. Airin membenarkan kaca matanya saat sudah sampai didepan gedung kantor. Sebelum kembali melangkah ia menghembuskan nafas lalu kembali berjalan.
Airin terkesiap saat Vivi tiba-tiba memeluknya erat. Seperti sebuah pelukan perpisahan.
"Kamu hebat," ucapnya tanpa sepatah kata lagi. Vivi mundur dan Teh Fitri datang mengantarkan Airin ke ruangan Galen.
Airin masih tidak mengerti keadaan seperti ini. Ia ikut merana dibuatnya.
Dengan banyak praduga, Airin was-was saat masuk ruangan Galen.
"Masuk Airin," ucap dari dalam. Airin mendorong pintu dan masuk memperlihatkan Galen dengan wajah datarnya.
"Bapak perlu sesuatu?" cicit Airin pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Arrogant Boss (Geus Pindah Baca Yok)
Romance[Follow akunnya dulu sebelum baca ya, biar berkah:)] Kalau pengen baca full ada di Dream dengan judul yang sama ya. Jangan lupa juga buat tambahin hati disana. Karena cerita disini sudah dihapus secara acak ya manteman. ------------ Kisah mahasiswa...