Bagian 32

2.9K 119 1
                                    


Selama ini kamu hanya menunggu jodohmu. Tapi sebenarnya aku yang paling dekat denganmu.

—Kematian

Airin bisa berenang. Tapi ia tak tahu kedalaman kolam renang di rumah itu akan sedalam ini.

"Rianti engga boleh tau sama apa yang kita lakukan." ucap Anya.

Wanita yang ada dihadapannya menolak. Ia membanting lengan Anya kasar.

"Ini salah Anya! Ini salah. Kenapa kamu melakukan semua ini, hah?" wanita itu berteriak dengan bertanya.

"Ini benar, Kia. Rianti telah merebut Rio dariku. Mereka tak tahu bagaimana aku hancur. Rianti sahabatku menusukku dari belakang. Dia tahu bagaimana cinta matinya aku kepada Rio! Tapi Rianti memaksanya menikahinya!"

"Mereka dijodohkan. Dan Rianti sudah akan menolaknya, tapi kamu tidak bisa melawan takdir Anya! Jadi kumohon hentikan rencana gilamu itu! Sebelum Allah menghukumu, jadi sadarlah Anya. Bertobatlah, pasti Allah akan menerima taubatmu."

"Aku tak akan pernah berhenti! Kau tahu, aku cinta mati pada Rio. Jika aku tak bisa memiliki Rio! Maka siapapun tidak boleh mendapatkannya! Hahah....dan malam ini! Mereka akan menjadi debu," ucapnya dengan seringaian tajam. Namun Airin tak kalah terkejut, ketika matanya melihat dirinya. Airin menutup pintu kilat. Ia berlari menjauh.

"Ada seseorang yang mendengarkan,"

Kia menahan lengan Anya yang akan mengejar sosok itu.

"Biarkan, semasih aku hidup. Aku tak akan pernah membiarkanmu menjalankan misimu itu! Semoga dia memberitahukan kepada semua orang." Anya menatap Kia tajam. Lalu melepaskan cekalan Kia ditangannya dengan sebilah pisau.

Kia menatap tangannya yang berdarah. Rasanya sakit, perih. Tapi tidak dengan hatinya, bagaimana persahabatannya hancur hanya karena sosok laki-laki.

Anya berlari mengejar gadis kecil itu.

"Jangan Anya!" teriak Kia menyusul.

"Kau akan mati ditanganku, gadis kecil." ucapnya dengan seringainya lagi.

Airin menarik nafas dalam. Matanya menangkap sosok laki-laki dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Ia juga merasakan kain yang hangat yang melingkar ditubuhnya.

"In? Kamu baik-baik saja,kan?"

Airin mendorong dada Galen didekatnya. Ia terduduk, lalu melihat sekitar yang sudah ramai.

"Aku baik-baik aja, antarkan aku pulang." lirih Airin pelan.

"Kamu menginap disini saja, tubuhmu juga sepertinya sakit." seru Bunda.

"Aku baik-baik—" matanya melihat tante Anya. Perempuan itu?

"Pak, boleh engga saya ganti baju dulu." bisik Airin ditelinga Galen.

"Gendong?" Airin menggeleng. Ia masih sanggup untuk berjalan.

DDD

Mobil hitam Galen menepi di rumah Airin. Suasana didalam mobil hening sesaat. Awalnya Galen ingin bertanya banyak. Namun, Airin menatap jalanan kosong.

"Apa yang kamu lakukan? Sampai berakhir dikolam renang." Galen membuka suara.

"Engga sengaja kepeleset, makasih banyak ya Pak." ujar Airin dan langsung turun dari mobil.

He Is Arrogant Boss (Geus Pindah Baca Yok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang