Seolah-olah kalimat itu memang sudah sampai tenggorokan dan meluncur begitu saja melewati rongga mulut.
"Hallo...." Airin tersadar ia mengerjapkan mata beberapa kali. Galen menatapnya tajam.
"Maaf"
"Sudah sampai. Kalau kamu tidak mau turun berarti kamu ikut saya lagi"
"Engga. Eh, saya turun Pak terima kasih atas tumpangannya." Airin lalu membukakan pintu mobil hendak keluar.
Airin menunggu mobil Galen. Sampai mobil itu bergerak menjauh dari tempatnya. Keningnya mengkerut memikirkan sesuatu.
"Ahh bisa bisa aku gila mikirin hal yang aneh kayak gitu. Gak mungkin Pak Galen adalah dia. Hahah udah gila aku" Airin bermonolog sendiri. Ia menjitak kening lalu masuk ke asrama.
****
Airin benar benar kelelahan. Ia sekarang masih tertidur lelap melupakan waktu. Setelah pulang ia langsung lupa daratan. Tidur dan bangun saat tengah malam.
Karena panggilan perut. Lalu jam makan sudah terlewat biasanya makanan sudah habis. Airin mencoba membangunkan Imey dipinggirnya.
Tapi melihat Mey sama sekali tidak merespon mungkin karena kelelahan. Airin beranjak mencari makanan sendiri. Ia sangat lapar dan mencari bantuan terhadap penghuni asrama yang lain. Sama saja menyita waktu banyak. Mereka tidak akan mau karena sama lelah.
Airin terperanjak ketika melihat bayangan hitam melintas disekitar ruang tamu.
Banyak pikiran liar hinggap dikepalanya. Apa mungkin maling? Perampok kejam? Atau.... Se
Airin diam membeku dengan menutup mata tangan yang berada diatas hendak memukul. Gerakannya terhenti ketika merasakan sesuatu mencekal lengannya. Airin membuka suara...
"Ini Gue" bisiknya.
"A-pa yang kamu lakuin jam segini?"
Andita wanita dihadapan Airin melepas cekalannya. "Gue laper. Baru pulang kerja, eh Ga ada makanan yaudah Gue..."
"Gue apa? Kamu maling?" Airin menatap tak percaya.
"Bukan Ishh. Ehm Gue ngambil jatah makan Gue lah. Si gendut itu ngerampok makanan Gue ibaratnya Gue ngambil hak dari perampok yang ngerampok"
"Tetep aja" cibir Airin.
"Yaudah Gue salah. Terus mau makan apa?"
"Gimana kalo, kita keluar aja. Tapi satpam.... "
Suasana semakin hening. Rencana Andita keluar seketika.
"Gue punya rencana" Airin mengkerutkan kening tak mengerti rencana Andita.
Hal yang paling Airin benci adalah takut karena tidak melakukan kesalahan. Bagian dari keluar secara ilegal seperti malam ini adalah bentuknya. Andita merencanakan hal gila. Yaitu, keluar rumah dengan membodohi satpam penjaga.
Mencampuri obat tidur dalam kopinya. Andita menyiapkan semuanya, dan ia juga yang bekerja sendirian. Tapi Airin ikut andil jika rencana mereka gagal. Yaitu impas dalam menerima hukuman.
Baiklah, Airkn hanya bisa pasrah. Tenaganya sudah habis. Angin malam mengerogotinya, ia kedinginan dan ingin segera butuh asupan makanan.
"Liat nih. Di perempatan jalan depan, bakal ada warung masakan. Buka 2×24 jam."
Andita menyerahkan ponselnya kepada Airin. Mereka menaiki angkot malam malam. Dan baru sadar beberapa menit setelahnya jika mereka hanya berdua sebagai penumpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Arrogant Boss (Geus Pindah Baca Yok)
Romance[Follow akunnya dulu sebelum baca ya, biar berkah:)] Kalau pengen baca full ada di Dream dengan judul yang sama ya. Jangan lupa juga buat tambahin hati disana. Karena cerita disini sudah dihapus secara acak ya manteman. ------------ Kisah mahasiswa...