Manusia itu egois, datang karna sepi, meninggalkan karena tak sehati, menjatuhkan karena tak terasa baik di hati
****
Tok tok tok"Masuk!"
"Maaf pak, di loby ada tamu ingin bertemu dengan bapak."
"Oh iya, suruh ke ruangan saya."
"Baik pak, permisi."
Ceklek
Pintu terbuka, dan nampaklah orang yang ingin bertemu dengan Fernando. Fernando menatap ke arah pintu dengan sedikit kaget.
"Hai, tuan Ernan!" Sapa orang itu
Fernando tidak membalas sapaan nya "Silahkan duduk!"
Orang itu pun menarik kursi sedikit kasar "Mana janji mu Ernan! Kapan kamu akan mempertemukan anak kita?"
"Beri saya sedikit waktu untuk membujuk anak saya, Sam. Kondisi saya dan anak saya memang sedang tidak baik-baik saja."
Samuel terkekeh "Soal kandisi kamu dan anak kamu, itu bukan urusan saya. Yang saya mau, kapan kamu akan memberikan anak kamu untuk anak saya."
"Secepatnya, kasih saya waktu tiga hari lagi untuk berbicara dengan anak saya."
"Baiklah, jangan coba-coba kamu menipu saya, Ernan."
Fernando mengangguk, samuel pun langsung pamit dari sana.
"Apa yang harus hamba lakukan, Yaallah!" Ucap Fernando merasa frustasi sekali dengan keadaan seperti ini.
"Pah?"
Tanpa permisi, Arnold masuk ke ruangan papa nya "Biasakan ketuk pintu terlebih dahulu." Tegur Fernando
"Maaf pah, Arnold gak sengaja."
Arnold berjalan mendekati Fernando lalu duduk di hadapan nya "Yang tadi, om Samuel kan pah?"
Fernando mengangguk "Ada apa pah?"
"Gak ada apa-apa."
Meskipun Arnold merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh papah nya, dia berusaha untuk tidak ikut campur.
"Ano kesini mau ngasih berkas pah."
Fernando menerima berkas tersebut dan membacanya "Bagus Ano! Ternyata kamu pintar berbisnis ya."
"Iya dong pah, sebisa mungkin Ano bakal bantuin papah buat pengobatan mama juga buat memperbaiki kerugian perusahaan papah."
Fernando tersenyum bangga dan menepuk pundak Arnold "Makasih ya, No. Udah mau ngertiin papah."
"Sama-sama pah, lagian kan Ano anak papah, udah seharusnya Ano bantuin papah. Kalo gitu Ano pergi kuliah dulu ya."
****
"Pah, kita kapan ke Indo sih?""Kan bulan depan. Kerjaan papah belum beres."
"Aku pengen besok!"
"Sendiri?"
"Iyalah, lagian aku udah gede."
"Yaudah deh, minggu depan."
"Lah kok?"
"Minggu depan atau gak sama sekali."
Sebenernya kesal sih, cuma demi untuk bertemu seseorang yang sangat dia sayangi, dia harus nurut sama papah nya.
****
Fernando baru sampai ke rumah nya jam 22.00, kedatangan nya langsung di sambut oleh istri tercinta nya."Assalamu'alaikum sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHONIOUS : Family Hug
JugendliteraturKehidupan memang sangat rumit. Seperti ombak yang selalu pasang surut, seperti layangan yang selalu tarik ulur. Namun, percayalah, tak ada kehidupan yang benar - benar mulus. Semuanya mengalami bebatuan, dan pahitnya kehidupan. "Keyra, aku mau nikah...