15 - Rose

738 105 12
                                    

"Warna mawar itu memiliki arti masing-masing, contohnya mawar biru yang berarti sebuah misteri atau rahasia."

- Nenek tua penjual bunga.






Butiran air yang jatuh dari langit bersamaan dengan gelapnya hari yang akan membuat seluruh Kota Seul menjadi gelap jika saja lampu malam tak dihidupkan.

Tapi rintikan hujan itu seakan mengejek Lami yang masih saja menatapi sebuah foto dirinya dengan Sang Kekasih, air matanya selalu tak dapat ia bendung ketika serpihan-serpihan memori hidupnya dengan Jaemin berputar dalam benaknya layaknya sebuah film yang terputar di sebuah layar proyektor,

"Ini salah ku, seharusnya aku yang dihukum, tapi kenapa malah kamu?" monolog nya sambil menahan air mata.

Ceklek~

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, sosok laki-laki tinggi dengan nampan makanan ditangannya berjalan menuju arah Lami, gadis yang awalnya kaget itu langsung saja menghapus air matanya dan tersenyum meski itu sebuah senyuman palsu.

"Kakak bawakan makan malam, kamu ini jangan terlalu memaksakan diri. Belajar itu memang kewajiban tapi jangan terlalu memaksakan diri, ya?" Lami mengangguk pada kakaknya itu.

"Eh apa ini? Matamu sembab? Kamu habis menangis?" Lami menggeleng cepat berusaha menutupi kobohongannya.

"Enggak kok oppa, Lami hanya...hanya mengantuk saja, tadi menguap terus menerus dan mata Lami berair."

"Arraseo, kalau begitu cepat makan dan setelah itu tidur." Lami mengangguk, lantas kakaknya itu mengacak pelan rambut Lami dan pergi dari sana.

"Doyoung oppa tunggu sebentar," Doyoung membalikan badan menghadap Lami. Gadis itu bangun dari duduknya dan sedikit berlari ke arahnya.

"Terimakasih," gumam Lami sambil memeluk Doyoung yang jauh lebih tinggi darinya itu, Doyoung terteguh ditempat tapi setalah itu ia tersenyum simbul dan membalas pelukan adiknya itu.

Setelah beberapa saat, Lami melepaskan pelukannya dan begitupula Doyoung. Laki-laki itu lantas pergi darisana meninggalkan Lami sendirian di kamarnya.

Hembusan nafas berat darinya, Lami memilih duduk kembali dan melipat tangannya diatas meja belajar. Gadis itu lalu menengelamkan wajahnya diantara lipatan lengannya. Memejamkan mata sejenak untuk beristirahat sebentar saja,

"Dasar laki-laki sombong! Kamu pantas mendapat hukuman atas kesombonganmu itu! Hidupmu akan sengsara, jauh dari keluarga dan bahkan kamu akan melupakan semua yang ada pada dirimu termasuk siapa dirimu yang sebenarnya!"

"Aaa!" Lami tersadar dari tidurnya yang sesaat, ia menoleh pada jam dinding. Masih jam 17:15, jadi Lami hanya tertidur lima belas menit yang lalu.

Nafas gadis itu memburu, jantungnya berdegup kencang saking ketakutannya. Suara itu menghantuinya lagi, ia sendiri bahkan tidak tau atau lebih tepatnya lupa suara itu milik siapa.

Gadis itu berpikir keras mencoba mengingat, siapa tau ia dapat petunjuk.. Tapi dia sendiri tidak yakin petunjuk untuk apa.

Lami mengedarkan pandangannya ke segala sudut kamar, ia pikir dapat mengingat sesuatu jika ia melihat benda yang familiar akan hal itu. Tapi sesaat setelahnya, nihil! Ia tak dapat mengingat apapun.

Lami menundukan kepalanya lemas, menyibak rambut panjangnya kebeakang frustasi. Setelahnya ia meningat sesuatu, "Nenek tua itu!"

Tap tap tap

Lami menuruni tangga rumah dengan terburu-buru, membuat Doyoung dan ayahnya yang sedang menonton bola dirunagn tengah mengalihkan perhatiannya pada Lami yang sudah berpakian rapi.

Hey, Teddy Bear🐻 | Jaeminju [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang