22 - Memory. 2

630 96 2
                                    

Huaaaaaaaaaaaaaaaaaa Mochi semakin semangat nihh liat kalian pada komen><

Huaaaaaaa gemoyyy, makasih yaa kali ini mau doubel up eh keknya triple up deh sama yang chpter sebelumnya😌😌😌

Aaaa sudahlah ayok baca aja^^

Happy reading semuanya!!!

Bentar kecup online dulu. Awokawokawok😂😂😂

"Padahal hanya sebuah foto saja aku tak punya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal hanya sebuah foto saja aku tak punya"

- Jaemin




Minju memandang langit yang mulai berwarna orange, yang menandakan bahwa hari sudah mulai sore. Ia sedang berada di balkon apartemennya, beberapa jam yang lalu Hyunjin baru saja pergi. Dan sekarang ia merasa sepi, bahkan entah mengapa sekarang bersama maupun tidak dengan Hyunjin, Minju merasa hatinya kosong.

Minju meraih jaket dan tas serempang miliknya, memasukkan handphonenya lalu keluar dari apartemen. Berjalan tanpa arah tujuan, Minju tidak tau ia harus kemana yang jelas ia sedang ingin keluar sekarang. Mungkin, dengan mencari udara segar dapat membuatnya melupakan beberapa masalahnya dan dapat menjernihkan pikirannya.

Lama berjalan ternyata Minju melangkahkan kakinya ke rumah, rumahnya dulu yang ia tinggali bersama ayah, ibu, dan Jennie. Minju terpaku di tempat, kenangan masa kecil hingga ia dewasa sampai sekarang, mulai dari kenangan paling membahagiakan hingga buruk terputar di ingatannya layaknya layar proyektor yang menyajikan sebuah film.

Air mata itu terjatuh begitu saja, dan lama-kelamaan lutut Minju melemas. Gadis itu terduduk di tanah, menangis sejadi-jadianya. Jalanan sepi, dan Minju baru menyadari jika rumahnya disegel oleh polisi. Kemana ibunya - Taeyeon?

Minju bangkit dan mendekat pada pagar rumah, di dalam juga tampak sepi dan tak terurus. Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya pelan, membuat Minju sedikit terlonjak kaget.

"Nak Minju?" tanya seorang wanita tua yang setau Minju wanita tua itu adalah tetangganya.

"I-iya nek,"

"Kamu kemana saja? Aigo!!! Bagaimana keadaan ibumu?" Minju memasang wajah tak mengerti, wanita tua itu lantas menutup mulutnya refleks.

"Eomma?"

"Kamu tidak tau? Kenapa bisa begitu? Bukankah sekarang ini hanya kamu keluarga satu-satunya?" Minju memilih bungkam dan mendengarkan wanita itu mengatakan apa saja yang ia ketahui tentang keberadaan ibunya.

"Dia menjadi gila setelah di tinggal kakakmu, aku percaya bukan kamu yang melakukan itu. Tapi, ibumu terus-menerus menyalahkan dirimu. Kupikir kamu sudah tau keadaannya,"

"A-apa? Eomma? Itu ... bagaimana ...," Minju tak mampu berkata-kata lagi, hatinya perih dan matanya mulai basah kembali. Tapi ia segera menyeka air mata yang hendak jatuh itu, ia tak ingin menangis di hadapan wanita tua ini sekarang.

Hey, Teddy Bear🐻 | Jaeminju [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang