“Woozi! Woozi!” Joshua berlarian ke dalam ruangan. Napasnya memburu, namun tak menghentikan pria itu untuk bicara, “Sepasang manusia berhasil menembus dunia kita! Mereka mencari Raja Demon!”
Woozi yang pada saat itu tengah membicarakan hal serius bersama Jeonghan langsung menghentikan aktivitas. Ia beranjak dari tempat duduk. Dengan tenang ia bertanya, “Di mana para manusia itu?”
“Di bawah.”
“Jangan biarkan mereka berkeliaran dan bertemu dengan demon lain,” sahut Woozi. “Bawa mereka ke sini.”
Joshua menunduk kemudian kembali ke tempatnya semula. Menjalankan apa yang diperintahkan atasannya itu.
Jeonghan menaikkan sebelah alis. Ia menatap Woozi yang kemudian duduk di atas meja tanpa menunjukkan raut berarti.
“Kau mau menemui manusia-manusia itu?” tanya Jeonghan.
Woozi mengedikkan bahu. “Kita kedatangan tamu, kenapa tidak membiarkan mereka bicara?”
“Terserah, tapi aku tidak tertarik lagi pada manusia,” sahut Jeonghan. Pria itu menjentikkan jari, memindahkan tubuhnya ke tempat lain, enggan menemui tamu yang datang.
Tak berselang lama, Joshua kembali. Dua orang manusia berpakaian rapi mengikutinya dari belakang. Dari gaya dan gestur tubuhnya, Woozi sudah tahu bahwa kedua manusia itu bukanlah orang biasa.
'Turunan bangsawan.'
“Hormat kami, Yang Mulia,” ucap pria gagah itu seraya membungkuk. Wanita di sampingnya mengikuti sambil mengangkat gaun.
“Apa yang membuat kalian kemari?” tanya Woozi to the point.
Pria itu menegakkan tubuh, terkejut karena raja yang ditemuinya tak menanyakan bagaimana ia bisa sampai di dunia itu. Namun tak ingin memberi cela, ia segera menjawab, “Kami berasal dari keluarga Han yang secara turun-temurun mengabdi kepada bangsa demon. Hal tersebut berhenti pada generasi ke lima. Kami dari generasi ke sepuluh, menemukan jurnal mengenai hal tersebut dan berniat memperbaharuinya.”
'Sial, jadi mereka yang memberi dia kekuatan hina itu?!'
“Apa yang akan kalian berikan?” tanya Woozi.
Pria itu kembali menjawab, “Apa pun yang Yang Mulia inginkan. Asalkan kami bisa kembali berkontribusi dalam kerajaan.”
“Kalian yakin akan membiarkan aku meminta apa saja?” tanya Woozi dingin. “Tidak ada penawaran yang lebih menarik?”
“Kami dengar Raja Demon bisa mendapat kekuatan besar dari darah anak kecil,” ucap wanita yang sejak tadi diam. “Tapi kami juga mendengar bahwa sebenarnya ada yang lebih kuat dibandingkan darah anak kecil, yaitu darah gadis yang masih murni.”
“Kami memiliki anak perempuan,” sahut si pria, “masih kecil. Jika Yang Mulia mau, kami bisa menyerahkan anak kami begitu ia berusia tujuh belas tahun.”
'Gila, mereka mau menumbalkan anaknya sendiri?!'
“Itu sudah kuno,” sahut Woozi, berusaha menutupi amarah yang meletup dalam dadanya. “Lagi pula aku sudah sangat kuat.”
Pria itu melompat dari mejanya. Joshua yang sejak tadi berdiri di samping meja mendekat dan berbisik, “Woozi, kau tidak perlu melakukannya.”
“Jika aku tidak melakukannya, mereka akan menemui demon lain. Aku harus menyelamatkan anak-anak itu,” bisik Woozi sebelum akhirnya melangkah mendekati dua manusia yang masih menanti keputusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of a Lonely Demon [Seventeen Imagine Series]
FantasíaHighest rank - #311 on Fantasi 200224 "Dengan darahku, aku membangkitkanmu dari kematian yang keji. Balaskan dendammu dan tinggallah di sisiku selamanya... atau aku yang akan kembali menjadi abu." Kalimat itu terdengar bak sebuah sihir. Kalimat pert...