DELAPAN

698 63 0
                                    



"Keputusan gue jauhin lo sama Kenzo emang salah, El!"
-Amel-

Suasana di meja makan keluarga Suryanata terasa hening. Elsa hanya memainkan sendok dan garpu yang dipegangnya tanpa memakan apa yang telah dihidangkan sang bunda. Terlalu banyak masalah yang telah dilaluinya kemarin, dari kemarahan Kenzo, sahabatnya yang sudah memutuskan hubungan, juga masalah Cleo yang selalu mengganggunya. Elsa belum cukup kuat untuk menerima semua rentetan kejadian ini.

"Hmm"

Deheman sang ayah, Surya, membuat Elsa dan Ibunya saling menatap satu sama lain. Mereka sudah paham jika Surya yang baru pulang dari dinas luar negeri nya tadi malam pasti ada maksud untuk menyampaikan sesuatu.

Vina dan Elsa memutus kontak pandangannya dan kembali terfokus ke makanan yang sedang tersaji di piring di depan mereka.

"Ayah mau bicara sama kamu, El" ucapan Surya membuat putri semata wayangnya menatap ke arahnya.

"Iya, Ayah?"

"Ayah mau kamu ketemu sama anak temen Ayah"

"Buat?" tanya Vina sembari mengernyitkan dahinya. "Bunda kan dah bilang kalo Elsa itu udah punya pacar".

Vina mengetahui bahwa suaminya telah berniat menjodohkan Elsa dengan anak dari temannya. Sebagai Ibu, Vina tidak menginginkan sang anak dipaksa untuk menikah dengan pria pilihan suaminya. Ia takut Elsa tidak bahagia.

"Pacar Elsa sekarang belum tentu sebaik anak temen Ayah. Dia udah pinter, dan berprestasi pula" balas Surya dengan suara lantang.

"Ayah, Bunda gak ma-"

"Iya, Ayah. Elsa bakal ketemu sama anak temen Ayah kok" Elsa memotong ucapan Vina.

"Bagus, Elsa! Semoga kamu cocok sama anak temen Ayah ya. Dan cepat-cepat kamu pertimbangkan antara pacar kamu itu atau anak temen Ayah " ucap Surya menekankan kata 'pacar' dan melirik ke arah Istrinya.

Ayah, mungkin Elsa bakal gak punya pacar lagi.

"Ya sudah, Ayah ke kamar dulu. Besok Ayah kasih tahu kamu ya tempat ketemuannya dimana" Surya meninggalkan meja makan dan menaikin tangga untuk memasuki kamarnya.

Elsa mengangguk tanda menyetujuinya.

Beberapa waktu kemudian. Elsa menyudahi acara makan-makannya bersama sang Bunda. Elsa meletakkan sendok dan garpu yang sudah selesai ia pakai di atas piring. "Bunda, Elsa ke kamar dulu ya"

"Iya, Sayang" Vina tahu bahwa suasana hati Elsa sedang tidak baik-baik saja.

***

"Pah!" sahut Adrian dari balik pintu.

Raihan hanya mendongakkan wajahnya setelah panggilan dari Adrian.

"Ayuna sakit lagi, Pah!" terlihat kecemasan di wajah Adrian.

Raihan terfokus kepada berkas-berkas di depannya. Sesekali dia membenarkan letak kacamata yang dipakainya. "Panggil dokter kesini, Adrian"

"Ayuna harus opname, Pah!!" ucap Adrian dengan nada naik satu oktaf.

"Panggil saja dokter terbaik di rumah sakit Ayuna supaya kesini. Tidak perlu opname!" kali ini pandangan Raihan tertuju kepada Adrian.

"Betul kata Papah, sayang" Ibu Adrian -Veronica- angkat bicara. Veronica menghampiri keduanya.

"Kalian tau kan kalo Ayuna itu sakit berat? Kenapa Papa sama Mama tetep gak peduli sama Ayuna?" mata Adrian mulai berkaca-kaca.

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang