ENAM BELAS

590 55 3
                                    


"Dasar cowok gak peka!"
-Elsa-

"Adrian"

"Adriannn!!!"

"TEMBOK!!!!!!"

Adrian menutup kedua telinganya dengan telapak tangan, suara Elsa begitu memekakkan telinga. Adrian menoleh ke arah Elsa yang duduk disampingnya.

"Hm" balas Adrian dan kembali terfokus ke arah jalan raya.

Masih kesal dengan perilaku Adrian, Elsa melipat kedua tangannya di dada. "Ham hem ham hem mulu ih!" kesal Elsa.

"Apa?"

"Gue gak mau nraktir temen sekelasnya lo!" ucap Elsa dengan wajah cemberut Dan memancungkan bibir.

Mendengar jawaban lugu Elsa, Adrian mencoba menahan tawanya.

"Terserah" Adrian masih menahan tawanya. Dia hanya menoleh sekilas ke arah Elsa.

Elsa kesal sendiri dengan jawaban Adrian. Karena jawaban 'terserah' bisa berarti tidak juga bisa berarti pasti.

Senyuman mulai timbul di bibir Elsa "Berarti gue gak nraktir temen-temen lo!" sorak Elsa.

"Oh" jawab Adrian singkat.

Elsa dibuat bingung lagi dan lagi karena jawaban Adrian. Sungguh laki-laki yang menatap jalan raya dengan wajah tembok nya itu memang sangat menyebalkan.

Elsa mendengus sebal. "Ya udah gue gak traktir!"

"Terserah"

"Lo gak marah. Kan gue ingkar janji" tanya Elsa dan menatap Adrian.

"Gak!"

"Beneran nih?" tanya Elsa memastikan.

"Hm" jawab Adrian seadanya.

Elsa mengusap dadanya mencoba untuk sabar menghadapi Adrian tembok ini. Dia belum puas dengan jawaban Adrian.

"Beneran?" Elsa memastikan untuk kedua kalinya.

Adrian mengangguk mendengar ucapan Elsa.

Elsa mendelik ke arah Adrian. "Adrian!! Gue tanya bener-bener kok. Lo kaya gitu?!" kesal Elsa.

Adrian menghela nafas berat. "Gue udah jawab!" ucap Adrian dengan nada tinggi.

Elsa mengumpat Adrian di dalam hatinya sembari menatap nyalang ke arah kaca samping mobil.

Adrian menggerutu tak jelas. "Ribet" satu kata yang terdengar begitu jelas di telinga Elsa.

Mata Elsa langsung menatap horor Adrian, amarahnya akan meluap saat ini juga. "Lo yang ribet. Tinggal bilang iya aja susah!" bentak Elsa.

Adrian kembali menghela nafas berat, dia berpikir entah terbuat dari apa mulut Elsa, mengapa tidak pernah berhenti berbicara.

"Berhenti!"

Adrian menoleh ke arah Elsa yang masih menampilkan wajah dengan sorot mata yang menyeramkan.

Elsa menstabilkan nafasnya yang tak karuan "Mending gue turun disini!" ucap Elsa dengan penekanan di setiap suku katanya.

Dengan lugunya, Adrian mengangguk pelan dan memberhentikan mobilnya di tepi jalan.

Mata Elsa terbelalak tak percaya dengan perlakuan Adrian. "Lo beneran nyuruh gue turun?!"

My Cold PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang